Wednesday, August 31, 2016

Klarifikasi Menkeu Sri Mulyani dan Dirjen Pajak Terkait Isu Sesat Mengenai Tax Amnesty Yang Meresahkan

Beberapa hari terakhir ini banyak beredar berita "pelintiran" dari website berita "abal-abal" mengenai program pengampunan pajak atau Tax Amnesty yang disebutkan "memburu" masyarakat kecil berpenghasilan rendah dan mereka yang tidak kena pajak.

Beredar luasnya itu tersebut tak pelak membuat (banyak) masyarakat yang tidak paham dan awam menjadi paranoid, terkecoh, dan membenci pemerintah.

Menkeu Sri Mulyani Indrawati (foto Metrotvnews.com)

Terkait hal tersebut, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyampaikan sebuah pernyataan untuk meluruskan dan klarifikasi. Menkeu menegaskan bahwa masyarakat yang penghasilannya masuk dalam Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) tidak perlu mengikuti program amnesti pajak ini.

Saat ini batas penghasilan tidak kena pajak (PTKP) yakni Rp 54 juta setahun atau Rp 4,5 juta per bulan. Oleh karena itu, masyarakat yang berpenghasilan dibawah Rp 4,5 juta sebulan tidak diharuskan untuk mengikuti tax amnesty.

Menkeu Sri Mulyani merasa perlu untuk menjalaskan hal ini secara langsung karena adanya keresahan masyarakat kecil yang disebutkan diatas. Dalam isu-isu menyesatkan yang beredar di media sosial, golongan masyarakat ini menjadi sasaran kebijakan amnesti pajak dan akan dikenai denda sebesar 200% bila tidak mengikuti program pengampunan pajak tersebut.

"Beberapa yang kami lihat dari sisi reaksi, terutama masyarakat kebanyakan yang merasa sangat terancam oleh undang-undang ini. Kami coba menyimak dan melakukan respon," demikian yang disampaikan oleh Sri Mulyani di Gedung DPR, Jakarta, pada Selasa 30 Agustus 2016..

Bukan cuma itu saja, Menkeu menjelaskan bahwa pihaknya juga menyimak keresahan masyarakat di jejaring sosial atas UU Pengampunan Pajak ini. Bahkan ia juga mendapatkan laporan keresahan para petani, nelayan, hingga pensiunan.

"Kami berikan klarifikasi bagi mereka petani, nelayan, para pensiunan yang pendapatannya memang tidak masuk ke dalam kategori PTKP mereka tidak perlu melakukan haknya dalam hal ini amnesti pajak," kata Menkeu.

Pemerintah akan terus melakukan evaluasi dan perbaikan terhadap pelaksaan program amnesti pajak sehingga tidak menimbulkan keresahan kepada masyarakat kecil.

Sebelumnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah mengatakan bahwa pelaksanaan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2016 tentang Pengampunan Pajak pada prinsipnya menyasar wajib pajak skala besar, terutama yang menaruh uangnya di luar negeri agar uang itu dibawa ke dalam negeri.

Bahkan Direktur Jenderal (Dirjen) Pajak Kementerian Keuangan Ken Dwijugiasteadi pun juga sudah mengeluarkan peraturan untuk menjawab keresahan masyarakat atas program amnesti pajak.

Beleid yang ditandatangani Ken pada 29 Agustus 2016 ini dikeluarkan untuk menjawab keresahan masyarakat atas program pengampunan pajak atau amnesti pajak.

Poin-poin penting yang ada dalam Perdirjen Pajak 11/2016 antara lain:

Pertama, orang pribadi seperti petani, nelayan, pensiunan, tenaga kerja Indonesia, atau subyek pajak warisan yang belum terbagi, yang jumlah penghasilannya pada tahun pajak terakhir di bawah PTKP, dapat tidak menggunakan haknya untuk mengikuti pengampunan pajak.

Kepada mereka tidak berlaku pula Pasal 18 UU Pengampunan Pajak. Pasal 18 UU Pengampunan Pajak mengatur pengenaan sanksi administrasi perpajakan berupa kenaikan sebesar 200 persen dari pajak penghasilan yang tidak atau kurang dibayar.

Kedua, harta warisan bukan merupakan obyek pengampunan pajak apabila diterima oleh ahli waris yang tidak memiliki penghasilan atau memiliki penghasilan di bawah PTKP.

Harga warisan juga bukan merupakan obyek pajak apabila sudah dilaporkan dalam SPT tahunan pajak penghasilan pewaris.

Ketiga, demikian juga ketentuan untuk harta hibahan yang bukan merupakan obyek pengampunan pajak, syaratnya sama dengan ketemuan harta warisan di atas.

Keempat, ahli waris atau penerima hibah dengan ketentuan tersebut di atas tidak bisa diterapkan Pasal 18 UU Pengampunan Pajak.

Kelima, bagi wajib pajak yang tidak menggunakan haknya untuk mengikuti pengampunan pajak dapat menyampaikan SPT tahunan pajak penghasilan atau pembetulan SPT tahunan pajak penghasilan.


Keenam, nilai wajar yang dilaporkan wajib pajak dalam surat pernyataan harta tidak dilakukan pengujian atau koreksi oleh Dirjen Pajak.

Nah, sudah bukan zamannya lagi "pers" memberikan keterangan dan publikasi yang menyesatkan dan meresahkan masyarakat demi menaikkan rating.
(Kompas dan berbagai sumber lain)

Tuesday, August 30, 2016

Ternyata Izin Pembangunan Superblok Mewah Di Kemang Terbit Pada Era Gubernur Ini

Banjir besar yang melanda daerah Kemang, Jakarta Selatan sebagai imbas hujan deras yang menyebabkan tanggul jebol pada Sabtu 27 Agustus 2016 sore masih juga menjadi perbincangan dimana-mana.

Salah satu yang ramai dibicarakan adalah penyalahgunaan lahan atau pelanggaran tata ruang di wilayah tersebut. Daerah yang seharusnya menjadi resapan air malahan diokupasi hingga badan sungai yang melalui daerah tersebut menyempit.

Oleh karena itu, izin penggunaan lahan dan tata ruang di daerah tersebut menjadi bahan perdebatan yang cukup panas.

Setelah dilakukan penelusuran, ternyata diketahui bahwa Surat Izin Penunjukan Penggunaan Tanah (SIPPT) untuk pembangunan Kemang Village, salah satu bangunan yang dianggap menyalahi aturan, diterbitkan pada tahun 2007. Hal itu disampaikan oleh Kepala Dinas Penataan Kota DKI Jakarta Benny Agus Chandra.

Kemang Village
Salah satu bagian superblok Kemang Village

"SIPPT pertama kali (terbit) April tahun 2007 dan diperpanjang tahun 2010," kata Benny pada Senin 29 Agustus 2016.

SIPPT ini diproses oleh Dinas Tata Ruang melalui mekanisme Rapat Pimpinan (Rapim) yang dipimpin langsung oleh Gubernur DKI Jakarta. Adapun pada April 2007, Gubernur yang tengah menjabat adalah Sutiyoso.

Saat ini, Suku Dinas Penataan Kota Jakarta Selatan akan mengecek apakah pengembang telah mengerjakan berbagai kewajibannya sesuai kesepakatan.

Hanya saja, hal ini tak hanya berlaku bagi Kemang Village. Namun juga bangunan yang berdiri di Kemang. Yang pasti, lanjut dia, kawasan Kemang berada di cekungan antara Kali Krukut dan Kali Mampang.

"Kalau pelaksanaan pembangunan dan kewajiban tidak sesuai izin ya kami bisa kasih sanksi," kata Benny.

Di kawasan Kemang terdapat banyak bangunan komersial termasuk superblok Kemang Village yang dikembangkan PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) dibanjiri air setinggi lebih dari 40 cm.

Akibat banjir tersebut, mobil-mobil mewah dan sepeda motor yang diparkir di Kemang Village juga terendam banjir.

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menyebut seharusnya pengembang Kemang Village membangun bak tampungan air. Namun Head of Corporate Communication LPKR Danang Kemayan Jati, menyebut pihaknya telah membangun retention pond atau kolam retensi di area Kemang Village.
(Kompas)

Monday, August 29, 2016

(Ngeri) Begini Keadaannya Ketika Junk Food Dicerna Dalam Lambung Kita

Siapa sih yang tidak pernah mengonsumsi makanan cepat saji seperti ayam goreng tepung (fried chicken) ataupun cheese burger dan semacamnya? Selain enak dan gurih, makanan cepat saji seperti ini merupakan sebuah pilihan yang praktis di zaman yang bergerak serba cepat ini.

Akibat buruk mengonsumsi cheeseburger
Ilustrasi wanita sedang mengonsumsi burger ukuran jumbo. Burger merupakan makanan khas Amerika Serikat (foto: thecelebritycafe.com)

Karena masyarakat masa kini selalu diburu waktu untuk beraktivitas sehari-hari, maka makanan cepat saji yang kerap dijuluki sebagai makanan sampah (junk food) karena tidak mempunyai nutrisi dan gizi yang seimbang, menjadi pilihan utama untuk menggantikan makanan sarapan sehat yang pada zaman dahulu sering dibuat dan dikonsumsi di rumah bersama-sama.

Bukan cuma itu saja, konsumsi makanan cepat saji ini "diperparah" dengan minuman bersoda yang berkadar gula tinggi sebagai minuman wajibnya.

Bagaimanakah efek makanan sampah ini bagi tubuh manusia yang mengkonsumsinya?

Efek makanan seperti ini sudah banyak diteliti oleh para ilmuwan. Hasil penelitian para ilmuwan ini mengatakan bahwa bahan-bahan makanan cepat saji ini terbukti tak seaman dan senikmat kelihatannya. Tubuh manusia pun bereaksi negatif kala mengonsumsi makanan semacam ini.

Nah, para peneliti dari University of Nottingham, Inggris melakukan sebuah penelitian di laboratorium untuk mencari jawabannya.

Para ilmuwan menggunakan hydrocloric acid solution (asam klorida/HCl cair), sebuah senyawa kimia yang serupa dengan asam lambung manusia untuk mengisi sebuah kontainer. Ke dalam kontainer berisi HCl cair tersebut kemudian dimasukkan sebuah cheese burger yang dibeli dari restoran fast food terkenal (pasti Anda tahu restoran yang dimaksud disini) untuk direndam selama 3,5 jam.

Nah, setelah direndam selama 3,5 jam didapatkan sebuah hasil yang mengejutkan. Cheese burger tersebut menjadi lumer dan berwarna kehitaman. Lalu apa hubungannya dengan tubuh manusia?

HCl dalam lambung (asam lambung) menghancurkan semua makanan yang kita makan agar mudah dicerna dan diserap oleh tubuh. Seperti itulah hasilnya saat burger yang sama kita makan dan dicerna di dalam lambung kita.

Hasil percobaan dan penelitian yang dilakukan oleh tim peneliti University of Nottingham dapat dilihat pada rekaman video berikut ini:



Oleh karena itu, kita lebih baik mengubah kebiasaan kita yang serba praktis dengan membuat dan mengonsumsi makanan yang kita buat dirumah dari bahan-bahan alami karena akan berefek positif bagi tubuh kita.
(the-open-mind.com)

Sunday, August 28, 2016

Ini Kata Djarot Mengenai Banjir Yang Merendam Kemang Pada Sabtu 27 Agustus 2016

Kejadian banjir besar yang melanda kawasan elite Kemang, Jakarta Selatan pada Sabtu sore 27 Agustus 2016 yang foto-fotonya beredar luas menjadi bully terhadap Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) rupanya memang menjadi bahan pembicaraan hingga ke tingkat elite pemerintah.

Mobil mewah yang terendam banjir di Kemang pada Sabtu 27 Agustus 2016
Salah satu mobil mewah yang terendam banjir di Kemang pada Sabtu 27 Agustus 2016

Tak pelak bahkan sampai Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot pun angkat bicara mengenai banjir di Kemang yang membuat gaduh di media sosial.

Terkait banjir tersebut, Djarot mengatakan bahwa banjir tersebut terjadi karena adanya beberapa tanggul yang jebol karena tidak mampu menahan limpasan air dari daerah hulu. Air meluap tak terkendali karena tingkat endapan di Kali Krukut dan Kali Grogol sangat tinggi.

"Di Kemang karena memang di sana kita cek ada beberapa tanggul yang jebol. Kemudian sedimennya sudah sangat tinggi, kami keruk terus itu," ujar Djarot di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Minggu 28 Agustus 2016 malam.

Terkait hal tersebut, Djarot menambahkan bahwa  penggunaan lahan pun harus diperketat sesuai peruntukannya. Secara gamblang Djarot menyebut bahwa banyak lahan di daerah Kemang yang sudah beralih fungsi. Belum lagi kini banyak bangunan yang dibangun dekat dengan bantaran sungai dan tanggul. Akibatnya, tanggul tidak mampu menahan beban

"Kemudian di sana kami harus lebih ketat lagi, sebetulnya itu kan salah satu daerah resapan, daerah ruang terbuka hijau, untuk permukiman. Sekarang sudah mulai banyak alih fungsi. Kemudian bangunan-bangunan yang berimpitan dengan garis sepadan sungai, di atas tanggul-tanggul itu, ya jebol-lah," jelas Djarot.

Oleh karena itu, Djarot menjelaskan bahwa untuk mencegah kembali terjadinya banjir di wilayah tersebut, normalisasi Kali Krukut dan Kali Grogol harus dilakukan. "Artinya memang kita harus normalisasi Kali Krukut, Kali Grogol itu harus," tutupnya.


Bagaimana pendapat Anda?
(Kompas, Harianindo)

Friday, August 26, 2016

Tahukah Anda? Ini Alasan Mengapa Ada Lubang Kecil Pada Setiap Jendela Pesawat

Pernahkah Anda menumpang pesawat udara dan mendapat kursi di sisi jendela pesawat. Jika iya, pernahkah Anda memperhatikan dengan seksama jendela pesawat tersebut dan menemukan adanya sebuah lubang kecil pada jendela tersebut.

Lubang Kecil Pada Jendela Pesawat
Pada setiap jendela pesawat, ditemukan lubang kecil seperti yang terlihat dalam lingkaran

Selama ini kita selalu “dicekoki” oleh dogma bahwa tidak bolah ada lubang sama sekali untuk menjaga tekanan udara dalam kabin pesawat. Namun apabila demikian, mengapa ditemukan lubang kecil pada setiap jendela pesawat?

Tidak perlu menjadi ahli mesin penerbangan untuk tahunmengapa kabin pesawat diberi tekanan untuk menjaga kita agar tidak tersedot keluar pesawat yang berada di ketinggian 11,000 meter di atas permukaan laut.

Menurut Mark Vanhoenacket, pilot British Airways, lubang kecil yang ada di setiap jendela pesawat disebut "bleed hole", dan posisinya terletak pada lapisan kaca kedua diantara dua lapisan kaca jendela luar dan dalam. Jika diperhatikan, jendela memiliki tiga lapisan kaca jendela.

Kaca jendela pertama disebut sebagai lapisan awal dimana seringkali sidik jari kita mengotori permukaannya. Lapisan kaca jendela bagian tengah adalah tempat 'bleed hole' itu berada. Lapisan kaca jendela terakhir melengkapi seluruh sistemnya, menjaga perbedaan tekanan dari luar.

Ketika kita berada dalam pesawat yang hendak terbang ke langit hingga ketinggian 35,000 kaki, tekanan akan jatuh dibawah 0,2 kilogram persegi centimeter. Itu berarti terdapat tekanan yang begitu berbeda antara kabin pesawat dengan tekanan yang ada di luar pesawat. Udara dalam pesawat ingin keluar dari kabin untuk memperbaiki keseimbangan.

Jadi, apa kegunaan dari lubang kecil yang ada di jendela pesawat?

"Sebenarnya, lubang itu untuk mengurangi tekanan yang ada di lapisan kaca jendela bagian tengah, sehingga hanya lapisan luar saja yang menghadapi tekanan selama penerbangan," ujar Marlowe Moncur, direktur bidang teknologi di GKN Aerospace.

Lubang kecil ternyata mengambil peran penting dalam memberi perlindungan bagi penumpang. Tak hanya itu, jendela itu juga melindungi penumpang dari embun akibat dari perbedaan temperatur, yang membuat kita bisa menikmati pemandangan awan di luar pesawat.

(Daily Mail)

Ini Yang Membuat Ahok (Kembali) Murka Kepada Komnas HAM Soal Kalijodo

Lagi-lagi perseteruan antara Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dengan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) memanas setelah Ahok merasa terganggu oleh pernyataan Komnas HAM.

Ahok mengomentari pernyataan Komnas HAM soal kehidupan warga seusai penggusuran Kalijodo. Ahok mengatakan bahwa dirinya tidak bisa menerima catatan Komnas HAM yang menjabarkan penderitaan warga usai penertiban Kalijodo.

ahok bersama warga di rusun daan mogot
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok saat berfoto bersama warga di Rusun Daan Mogot, Jakarta Barat, Kamis 25 Agustus 2016 (foto: Kompas)

Secara panjang lebar Ahok menjelaskan, ketika Pemprov DKI masuk ke kawasan Kalijodo untuk melakukan penertiban, sebagian besar warga yang tidak memiliki KTP DKI sudah pergi entah ke mana.

"Kalau yang punya KTP DKI ya kita tawarin rusun dong," ujar Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, pada Jumat 26 Agustus 2016.

Lebih lanjut, Ahok menyatakan bahwa menurut dugaannya, warga eks Kalijodo yang melapor kepada Komnas HAM adalah pekerja di kawasan Kalijodo yang melarikan diri menjelang penertiban. Pekerja itu tidak memiliki KTP DKI sehingga tidak punya hak untuk menerima rusun.

Oleh karena itu, secara tegas Ahok meminta kepada Komnas HAM untuk tidak mengganggu programnya dengan membela warga yang terkena penertiban.

Ahok menyindir Komnas HAM yang tidak pernah membela hak warga di Muara Angke yang kerap mengalami keracunan logam dari hasil laut mereka.

"Jadi, Komnas HAM gini sajalah, tidak usah cari-cari ribut sama saya lagi. Kesusahan orang, anak kecil kerja, lu enggak pernah ngomong di Angke. Kerang ijo yang sudah ada racun logam, lu enggak pernah ngomong," ujar Ahok.

Komnas HAM mencatat hanya ada 200 KK warga Kalijodo yang ditampung di Rusun Marunda. Ada 14 KK yang memilih keluar dari rusun karena tidak mampu membayar uang sewa sebesar Rp 300.000 per bulan.

Ahok mengaku bingung jika ada warga yang tidak mampu membayar uang sewa rusun. Sebab, uang sewa sebesar Rp 300.000 per bulan dinilai sudah murah. Warga bisa menabung Rp 5.000 per hari untuk bisa membayarnya.

Ahok menyarankan kepada Komnas HAM untuk memeriksa lebih lanjut 14 KK yang pindah dari Rusun Marunda. Hal itu untuk memastikan alasan keluarga tersebut pindah.

Ahok menyatakan tidak mau ambil pusing dengan catatan negatif Komnas HAM terhadap penertiban Kalijodo. Kata Ahok, tidak ada kewajiban baginya untuk menindaklanjuti catatan Komnas HAM.


"Kalau kamu enggak kuat bayar rusun pun, kamu enggak kerja sama sekali, saya masukkin ke panti. Cuma Rp 5.000 sehari keterlaluan enggak dia enggak bisa bayar. Lagi pula, gua enggak mau gubris lu punya rekomendasi, memang kamu mau ngapain saya," ujar Ahok.

Kemunculan Petisi Online Tolak Ahok Yang Membuat Heboh, Mana Bukti Dukungannya?

Semakin dekatnya pelaksanaan Pilkada DKI pada Februari 2017, diikuti dengan semakin menjamurnya kampanye SARA dan ujaran kebencian yang ditujukan kepada calon petahana Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau yang lebih beken dengan sapaan Ahok.

Dalam dua hari belakangan ini publik di dunia maya dihebohkan oleh sebuah petisi yang berisi penolakan terhadap Ahok. 

Screenshot tampilan lama petisi tolak Ahok

Petisi tersebut digagas oleh Urban Poor Consortium (UPC) dan beralamat di http://tolakahok.urbanpoor.or.id.

Adanya petisi tersebut dibenarkan oleh Koordinator UPC Gugun Muhammad.

Tampak 90 foto warga yang memegang kertas bertuliskan 'Saya tolak Ahok Gubernur tukang gusur' dalam laman petisi tersebut.

Terkait hal yang tercantum dalam petisi tersebut, Gugun mengatakan "Ini sebenarnya lebih kepada wadah mengekspresikan keinginan warga. Banyak dari warga mungkin enggak sempat ikut aksi. Dengan teknologi, mereka masih bisa menyuarakan aspirasi,"

Gugun mengatakan, mereka yang menolak Ahok dan bergerak bersama UPC ini berasal dari 30 perkampungan di Jakarta, perkumpulan tukang becak, dan pedagang dari berbagai wilayah.

Sebelumnya pada Kamis 25 Agustus 2016, UPC sempat menggelar aksi di Kantor DPP PDI-P. Dalam aksi tersebut mereka meminta agar PDI-P  tidak mengusung Ahok pada Pilkada 2017.

"Mereka ini banyak yang jadi korban penggusuran, yang khawatir akan penggusuran. Kami tidak anti-Ahok, apalagi pribadinya, tapi kami menentang keras kebijakannya," ujar Gugun.

Kebijakan itu antara lain soal penggusuran dan relokasi yang dinilai bukan sebagai jawaban atas permasalahan permukiman di Jakarta.

Kebijakan Ahok lainnya yang dikritik mereka adalah proyek reklamasi yang dianggap memperlebar jurang kesenjangan antara si kaya dan si miskin.

"Kami juga berharap ada pemimpin alternatif yang peduli rakyat miskin, yang tidak menggusur. Tapi kalau masalah mendukung salah satu calon sampai saat ini kan belum ada. Padahal PDI-P kan bisa mengusung sendiri dari hasil penjaringan kemarin," ujarnya.

Pertanyaannya, benarkah aksi ini benar-benar didukung oleh warga dari 30 perkampungan di Jakarta?
(dari berbagai sumber)

Wednesday, August 24, 2016

Ini Alasan Mengapa Masjid-masjid Di Arab Saudi Dilarang Memakai TOA Di Luar

Saat di Indonesia, masalah pengeras suara masjid kerap menjadi bahan perdebatan dan perselisihan yang sempat mengakibatkan perusakan rumah ibadah agama lain, Arab Saudi yang menjadi kiblat dunia Islam di seluruh dunia malahan sudah melakukan sebuah langkah maju sejak lama. Sebuah hal yang tidak banyak diketahui oleh umat Islam di Indonesia.

masjid pakai TOA
Ilustrasi masjid yang menggunakan pengeras suara luar (toa). Sumber foto: www.bbc.com

Terkait hal ini, Kementerian Urusan Islam Arab Saudi memerintahkan masjid-masjid di di seantero Arab Saudi untuk mematikan pengeras suara luar dan hanya menggunakan pengeras suara dalam. 

Menurut rilis Kementerian tersebut, pengeras suara luar hanya bisa digunakan untuk azan salat wajib, salat Jumat, salat Id dan salat minta hujan.

Kementerian menyatakan bahwa para imam masjid dilarang memasang perangkat pengeras suara karena menurut kementerian, warga di sekitar masjid terganggu dengan suara keras dari pengeras suara luar yang kadang menciptakan kebisingan.

Ditegaskan pula bahwa pihak kementerian akan menurunkan para petugasnya untuk terjun langsung ke lapangan untuk memastikan bahwa imam dan penceramah mematuhi peraturan baru tersebut.

Selain itu, pihak Kementerian juga menerbitkan sejumlah peringatan dan peraturan untuk masjid selama bulan suci Ramadhan, saat tiba waktunya shalat dan berbuka puasa. Kementerian menyarankan imam masjid, yang ditugaskan menjadi imam Tarawih dan shalat malam selama bulan Ramadan, untuk tidak memberikan khotbah terlalu panjang.

Peraturan baru termasuk mencegah kegiatan khotbah di masjid-masjid selama bulan Ramadan, selain yang sudah diizinkan. Kementerian juga menyarankan agar pembacaan ayat Al Quran selama Ramadan dilakukan oleh siswa dan guru dari sekolah-sekolah Al Quran.

Mungkin kita disini memang harus belajar dari Arab Saudi mengenai bagaimana menjalankan Islam secara konsekwen dan murni tanpa ditunggangi oleh kepentingan-kepentingan.
(Arab News, 9 Juni 2015)

Monday, August 22, 2016

Menguak Fakta Fitnah Jokowi (Bukan) Presiden RI Pertama Yang Menginjakkan Kaki Di Pulau Samosir

Benarkah Jokowi presiden RI pertama yang mengunjungi Pulau Samosir? Menurut penelusuran saya sejauh ini, klaim itu benar.

Jokowi Ke Pulau Samosir


Angka menunjukkan link referensi di akhir tulisan.

Media memberitakan kunjungan Jokowi ke P. Samosir akhir minggu ini dengan menyatakan "Presiden Joko Widodo berkunjung ke Pulau Samosir untuk bertemu masyarakat adat. Ini merupakan kunjungan pertama kalinya seorang Presiden di Tanah Samosir selama 71 tahun Indonesia merdeka".[1] Bupati Samosir juga menyatakan "71 Tahun kami tunggu kedatangan presiden ke Samosir, baru hari ini mimpi kami terwujud".[2]

Tapi beberapa media lain, utamanya dari golongan oposisi pemerintah, mencela berita tersebut dengan menyatakan beberapa presiden RI terdahulu sudah pernah ke Samosir. Sepertinya yang pertama menyatakan adalah Eramuslim.[3]

Klaim siapa yang benar? Mari kita teliti.
Sebelumnya, penjelasan soal Samosir. "Samosir" adalah nama pulau di tengah Danau Toba, Sumut,[4] juga nama kabupaten di Sumut yang mencakup P. Samosir dan daerah di barat dayanya,[5] ; selain itu ada Kabupaten Toba Samosir yang terletak di sebelah timur D. Toba.[6] Kab Samosir adalah pemekaran dari Kab Toba Samosir pada tahun 2003.

Presiden yang menurut Eramuslim sudah ke Samosir sebelum Jokowi adalah SBY dan Sukarno.
SBY:
SBY "pernah meresmikan gedung olahraga di Toba Samosir".[7] Ini terjadi tahun 2011, namun di Balige, Kab. Toba Samosir, bukan di P. Samosir.

SBY juga disebut "tiga kali membuka Festival Danau Toba". Festival Danau Toba (FDT) pertama digelar pada 2013 dan digelar tahunan,[8] jadi klaim "tiga kali" itu keliru karena sepanjang masa jabatan SBY, FDT terjadi hanya dua kali, 2013 dan 2014 (September). SBY tidak membuka FDT 2013 dan 2014. Yang membuka FDT 2013 adalah Menko Perekonomian Hatta Rajasa, di P. Samosir,[9] sedangkan yang membuka FDT 2014 adalah Wamenparekraf Sapta Nirwandar, di Balige.[10]
Berarti klaim "tiga kali membuka Festival Danau Toba" adalah SALAH.
Pencarian lebih lanjut atas berita tahun 2004-2014 sejauh ini tidak menemukan berita lain kunjungan SBY ke P. Samosir.

Kesimpulannya: Belum ditemukan bukti bahwa SBY sewaktu menjabat presiden mengunjungi P. Samosir.

Sukarno:
Sukarno disebut pernah berfoto di Danau Toba bersama H.Agus Salim. Sukarno (bersama Agus Salim dan Sjahrir) memang pernah diasingkan ke tepi D. Toba selama dua bulan pada 1948, tepatnya di Parapat.[11] Parapat terletak di Kab. Toba Samosir, di seberang P. Samosir, BUKAN di P. Samosir.
Pencarian lebih lanjut atas sumber-sumber sejauh ini tidak menemukan berita lain kunjungan Sukarno ke P. Samosir.
Kesimpulannya: Belum ditemukan bukti bahwa Sukarno sewaktu menjabat presiden mengunjungi P. Samosir.

Sekalian, saya memperluas penelitian ke presiden-presiden RI lainnya.
Sejauh ini juga saya tidak menemukan sumber yang menyatakan Abdurrahman Wahid, BJ Habibie, dan Soeharto pernah ke P. Samosir.

Megawati:
Megawati pada 2013 berkunjung ke Kab. Samosir. Ada beberapa berita mengenainya, salah satunya menyebut "berkunjung ke Pulau Samosir".[12] Tapi pada 2013 Megawati Sukarnoputri sudah tidak menjabat Presiden RI. Ketika itu beliau telah menjadi mantan presiden.

Jadi, kesimpulan akhirnya:
* Sejauh ini, pernyataan "Jokowi adalah Presiden RI pertama yang mengunjungi P. Samosir" itu benar.
* Sejauh ini, belum ditemukan bukti bahwa semua presiden RI sebelum Jokowi (SBY, Mega, Gus Dur, Habibie, Soeharto, Sukarno) pernah mengunjungi P. Samosir ketika menjabat. Ada yang pernah ke daerah-daerah di Kab. Samosir atau Kab. Toba Samosir, tapi bukan ke P. Samosir. Ada juga yang diberitakan mengunjungi P. Samosir, tapi ketika sudah tidak menjabat.
* Pernyataan "Jokowi adalah Presiden RI pertama yang mengunjungi P. Samosir" masih bisa disangkal apabila ditemukan bukti presiden RI lain mengunjungi P. Samosir. Yang jelas pencarian saya sejauh ini belum menemukannya. Kalau ditemukan, dengan senang hati saya akan ganti kesimpulan saya.


Belum lagi tambahan "oktan palsu" dari situs Piyungan:

Nah, masih percaya dengan web oposisi abal-abal dan yan sering menjual fitnah kepada pemerintah untuk menaikkan rating?
(Sumber Facebook AP)

Isi Surat "Romantis" Antara Lin Dan dan Lee Chong Wei Setelah Semifinal Olimpiade Rio 2016

Sudah bukan rahasia lagi bahwa persaingan bulutangkis dunia selama hampir satu dekade dikuasai oleh “The Big Four” yaitu Lin Dan (China), Taufik Hidayat (Indonesia), Peter Gade Christensen (Denmark), dan Lee Chong Wei (Malaysia).

Walau mereka merupakan rival yang sering bersaing sengit di banyak turnamen, namun mereka berempat merupakan sahabat sejati. Sebuah hal yang mengajarkan bahwa olahraga merupakan jembatan bagi persahabatan antar bangsa.

Lee Chong Wei vs Lin Dan di Olimpiade Rio
Lee Chong Wei (Malaysia, kiri) bertukar kaus dengan rival sekaligus sahabat kentalnya, Lin Dan (China, kanan) setelah pertandingan semifinal Olimpiade Rio 2016, 19 Agustus 2016 yang seru dan enak ditonton

Taufik dan Peter Gade kini sudah pensiun, sementara Lin Dan dan Lee Chong Wei masih bersaing walau kini mereka sudah menapaki senjakala kaier mereka. Persaingan terakhir Lin Dan dan Lee Chong Wei tersaji di babak semifinal Olimpiade Rio de Janeiro 2016 yang merupakan duel mereka yang ke-37 dimana kali ini Lee Chong Wei akhirnya bisa mengalahkan Lin Dan dengan skor 15-21, 21-11, 22-20 untuk mengamankan tiket final Bulutangkis Tunggal Putra Olimpiade Rio 2016 sehingga mengubah rekor head to head di antara mereka menjadi 25-12 masih untuk keunggulan Lin Dan.

Lin Dan kerap menjadi penghalang mimpi Lee Chong Wei dan rakyat Malaysia untuk meraih medali emas pertama di Olimpiade. Mimpi Lee dua kali berturut-turut pupus pada Olimpiade Beijing 2008 dan London 2012 di hadapan Lin Dan.

Perseteruan sengit pebulutangkis kebanggaan Malaysia dan China ini rupanya menyisakan “romantisme” bagi mereka. Mereka saling mengungkapkan rivalitas mereka melalui surat. Dalam salah satu petikan suratnya, Lin Dan menyebut dirinya dan Lee seperti Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi.

Setelah laga semifinal yang mempesona pecinta bulutangkis di Brazil dan seluruh dunia, Lin Dan menuliskan  sebuah surat untuk Lee yang berisi pesan, kesan, sekaligus ungkapan dukungan untuk Lee sebelum menghadapi laga final.

Berikut ini sebagian kutipan isi surat Lin Dan:

"Momen saat kamu melempar raket sambil melompat tinggi dan tersenyum setelah mengalahkan saya, membuat saya sangat senang. Kita berdua sudah saling kenal selama 16 tahun. Saat itu, kita masih menjadi pionir, sedangkan Taufik Hidayat dan Peter Gade masih bersaing. Kita bukan siapa-siapa.

Kita berdua sudah pernah melalui banyak kekalahan dan kemenangan. Tetapi, saya sedikit beruntung karena sering menang dalam turnamen besar. Kamu merupakan pemain yang memiliki rasa tanggung jawab lebih besar daripada saya dan kita berdua berjuang dengan keringat serta semangat kita sendiri.

Kita seperti Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi di mana kehadiran satu sama lain mewakili persaingan yang abadi. Tanpa disadari, di sini kita bertemu pada Olimpiade Rio yang merupakan Olimpiade keempat kita.

Pada pertandingan ke-37, kita bertemu dan saya kalah dari kamu. Jujur saya tidak menyesal. Kamu rival terbesar saya dan saya rela dikalahkan kamu. Saat saya memeluk kamu, saya benar-benar merasa semua yang terjadi selama 16 tahun terakhir seperti mimpi.

Saya akan mengambil jersey ini dan menunjukkan kepada anak saya di masa depan bahwa ada seorang pria bernama Lee Chong Wei yang merupakan rival terbesar dan juga sahabat ayahnya. Saya tidak pernah menyesal mengenal kamu dan bermain melawan kamu. Terima kasih banyak!"

Seperti  persaingan mereka di atas lapangan, Lee ternyata tak mau kalah. Seusai menerima surat dari Lin Dan, Lee langsung menulis surat balasan yang isinya memuji sepak terjang rival abadinya ini.

"Ketika saya pertama kali bertemu kamu dan kita berfoto bersama pada 2000, saya ingat saat itu kamu selalu ingin terlihat keren dan baik. Kamu suka mengenakan mantel dan sepasang sepatu yang mengilap. Saat itu, kita berdua masih sangat muda dan saya tidak pernah berpikir cerita kita akan begitu lama dan menarik.

Ketika saya melihat kebanggaan di wajah kamu, saat itulah saya memutuskan untuk membuat kamu sebagai target saya dan saya ingin bertarung dengan kamu pada tahun-tahun mendatang.

Saya tahu kamu menjalani latihan yang sangat keras daripada saya. Kamu berlatih 10 jam sehari dan saya berlatih lebih dari 10 jam sehari supaya bisa mengalahkan kamu. Akhirnya, ada hari ketika saya melangkah ke pertandingan dengan tujuan ingin menjadi juara untuk membuktikan diri.

Sayangnya, dunia kejam. Pada Olimpiade Beijing 2008, kamu bermain dalam performa terbaik sehingga membunuh harapan saya pada saat-saat terakhir mimpi saya hampir menjadi nyata. Padahal, saat itu saya berada di peringkat pertama dunia. Selanjutnya, saya berusaha mengalahkan kamu, tetapi saya hanya memiliki medali perak.

Saya terlalu banyak memiliki medali perak, sementara kamu memiliki terlalu banyak emas. Saya ingin medali emas. Saya terus berlatih lebih keras dan lebih keras sampai saya tidak tahu berapa banyak pasang sepatu yang robek, berapa banyak raket rusak, dan saya bahkan tidak tahu perbedaan antara siang dan malam karena saya banyak menghabiskan waktu dengan berlatih di pelatnas.

Kemarin, saya akhirnya menang. Saya sangat kewalahan meskipun akhirnya bisa melakukannya pada kompetisi besar. Ini bukan berarti saya takut tidak bisa mendapatkan medali emas, tetapi karena saya begitu bersemangat untuk mengalahkan kamu.

Ketika saya bertukar jersey dengan kamu dan kita berpelukan, saya sadar tubuh kita banyak dibalut perban. Saat itu, saya sadar bahwa usia kita sudah menua. Rasanya ingin memutar waktu, tetapi saya tahu itu tidak mungkin. Namun, memori ini akan selalu terukir dalam hati saya."


Sungguh bahwa olahraga, khsusunya Olimpiade sejatinya memang mengajarkan persaudaraan, persahabatan, kejujuran, sportifitas dan bukannya persaingan. Walaupun menjadi rival di arena, sejatinya para atlet Olimpiade merupakan duta persahabatan antar bangsa. Sebuah hal yang niscaya di Indonesia, khususnya dalam dunia politik yang saling sikut dengan menghalalkan segala cara.

Thursday, August 18, 2016

Kelemahan dan Inferioritas Manusia Indonesia Menurut Prof. Sarlito Wirawan Sarwono

Masalah sifat dasar dan mental manusia Indonesia memang tidak akan pernah habis untuk dibahas dan ditelaah terlebih lagi dengan semakin majunya zaman malahan mental dan moral bangsa kita tidak ikut maju, melainkan mengalami degradasi dan kemunduran.

Prof. Sarlito Wirawan Sarwono
Prof. Sarlito Wirawan Sarwono, Guru Besar Psikologi UI (sumber foto: radiobuana.com)

Salah satu tulisan yang cukup menohok mengenai manusia Indonesia ini adalah tulisan Prof. Sarlito Wirawan Sarwono, Guru Besar Psikologi Universitas Indonesia. Begini tulisan dan penelaahannya:

Beberapa waktu yang lalu, ketika melintasi jalan Kapten Tendean, Jakarta, yang sedang direnovasi, saya terkejut ketika melihat salah satu backhoe (alat berat penggali tanah) bermerek “Samsung” (Korea), karena selama ini yang saya ketahui Samsung adalah produser HP, smart phone, gadget dan barang-barang elektronik, yang sudah jauh menggusur posisi Sonny dan Nokia (Jepang), tetapi bukan produsen alat-alat berat. Tetapi bukan itu saja, di Indonesia para Korea ini sudah mulai menggusur Jepang di bidang kuliner (Resto Korea versus Resto Jepang), budaya pop (K-pop, Gangnam style, Boys band, Sinetron Korea dll), dan otomotif (“H” dari Hyundai versus “H” dari Honda). Padahal Korea pernah “dijajah” Jepang (1876-1945) dan orang Korea punya dendam kesumat kepada orang Jepang. Tetapi dendam itu tidak dibalaskan dengan perang lagi atau agresi politik, melainkan dengan kerja keras yang menghasilkan prestasi di bidang teknologi, ekonomi dan budaya. Dalam waktu 70 tahun kita sama-sama melihat hasilnya.

Indonesia juga pernah dijajah Jepang, tidak lama, hanya 3,5 tahun, tetapi rakyat sangat menderita selama masa penjajahan yang singkat itu. Anehnya, walaupun akhirnya Jepang kalah Perang Dunia II dan Jepang diwajibkan membayar pampasan perang kepada Indonesia, setelah 70 tahun Indonesia tidak berhasil mengimbangi Jepang hampir di segala bidang. Malah di tahun 1974 terjadi peristiwa Malari (15 Januari), saat mahasiswa dan massa membakari mobil-mobil bermerk Jepang. Orang Indonesia bukannya bekerja lebih giat untuk menyaingi Jepang, tetapi menyalahkan dan menyerang si pesaing. Dalam psikologi mentalitas seperti ini disebut “ekstra-punitif” (menghakimi pihak lain) yang bersumber pada “pusat kendali eksternal” (external locus of control).
Menurut teori Pusat Kendali (locus of control: J.B. Rotter, 1954), ada dua macam tipe manusia, yaitu yang Pusat Kendalinya Internal dan Eksternal. Orang dengan Pusat Kendali Internal (PKI) percaya bahwa dirinya sendirilah yang menentukan apa yang akan terjadi dengan dirinya, bahkan lingkungan di sekitarnya pun bisa dia kendalikan sesuai dengan kebutuhannya. Sedangkan orang dengan Pusat Kendali Eksternal (PKE) jika terjadi sesuatu, cenderung menyalahkan pihak lain, bukannya mengoreksi diri sendiri.

Sebagian besar orang Indonesia, menurut hemat saya, tergolong PKE. Bukan hanya dalam kasus Malari, tetapi hampir pada setiap peristiwa sehari-hari. Kalau dalam Pilkada ada calon Bupati/Walikota yang dinyatakan gugur karena tidak memenuhi persyaratan maka kantor KPU-nya dibakar. Kalau kebanjiran menyalahkan pemerintah, kalau kekeringan minta bantuan pemerintah. Si pemerintah juga lebih senang menyalahkan alam yang tidak bersahabat. Bahkan ketika perekonomian nasional mengalami perlambatan seperti sekarang ini, para menteri di pemerintah pusat lebih senang menyalahkan faktor-faktor luar negeri (menggiatnya perekonomian dan kenaikan suku bunga di AS dll), ketimbang merekayasa perekonomian dalam negeri untuk mendongkrak laju perekonomian nasional. Pengendara motor yang melawan arus, ketika ditangkap polisi, akan membantah, “Loh, tiap hari saya liwat sini. Ada polisi, tetapi tidak pernah diapa-apakan. Kok sekarang saya mau ditilang?”

Salah satu dampak dari sifat bangsa Indonesia yang KPE ini adalah mencari jalan pintas. Tidak punya ijasah, ya beli ijasah Aspal saja. Mau menang Pilkada, beli suara. Mau main di pengadilan beli hakimnya. Kalau tidak bisa dibeli, liwat kekerasan. Termasuk Tuhan pun dijadikan faktor yang dijadikan sarana untuk mencapai sesuatu. Ingin lulus Ujian Nasional, sholat Istigozah rame-rame. Demo anti kenaikan harga BBM, teriak “Allahu Akbar”. Tetapi karena Tuhan tidak bisa dibeli, maka yang menikmati (yang terima duit) adalah para pemain di balik agama, termasuk para da’i komersial (yang sering masuk TV dan honor tausyiahnya 10 kali lipat dari ceramah profesor), Biro perjalanan haji dan Umroh, dan para pemain politik yang menggunakan agama sebagai kendaraannya.

Akhir-akhir ini bahkan makin kuat kecenderungan untuk lebih menuhankan agama ketimbang menuhankan Tuhan (Allah) itu sendiri. Agama sudah dianggap jauh lebih penting dari pada negara, pemerintah, bendera dan lagu kebangsaan, kewarganegaraan, dsb. Kalau Kartosuwiryo yang memproklamasikan NII (Negara Islam Indonesia) di tahun 1949 (isterinya tidak berjilbab), masih mencita-citakan sebuah negara yang bernama Indonesia, JI (Jamaah Islamiah) dan ISIS (Islamic State of Iraq and Syria) tidak lagi mempersoalkan wilayah, dia maunya seluruh dunia adalah daulah Islamiah, yang dipimpin oleh seorang Amir atau Khalifah saja. Berita mutakhir, ISIS telah mengeksekusi 19 perempuan yang menolak bersetubuh dengan para pejuangnya, atas nama agama, atas nama daullah Islamiah. Padahal Allah sendiri tidak pernah mengatakan begitu. Bukankah ini menuhankan agama lebih dari pada menuhankan Allah itu sendiri? Apa namanya kalau bukan musyrik?

Dampak yang serius dari mentalitas PKE adalah orang jadi malas kerja. Orang PKE yang tidak berorientasi agama memilih hidup hedonis, mumpung muda hura-hura, tua foya-foya, mati masuk alam baka (surga atau neraka? Emang gue pikirin?). Mereka terlibat Narkoba, seks berisiko, kenakalan dan kriminal untuk memenuhi kebutuhuan hedonisnya. Sementara PKE yang orientasinya agama lebih rajin berdoa (rukun Islam tidak pernah terlambat, termasauk berumuroh berkali-kali), tetapi tetap enggan bekerja serius. Bahkan mereka pikir tidak apa-apa sedikit bermaksiat juga, karena mereka pasti sudah diberi pahala dan ampun oleh Allah yang Maha Pengampun, karena ibadah mereka sudah berpuasa yang pahalanya lebih dari seribu bulan dan sudah sholat Arbain di Medinah, yang pahalanya entah berapa juta kali lipat dibandingkan shalat di masjid lain. Itulah sebabnya Indonesia tidak pernah lepas dari korupsi dan maksiat, walaupun mayoritas penduduknya adalah muslim terbanyak di dunia. Itulah sebabnya Indonesia tidak pernah lepas dari STMJ (Sholat Terus, Maksiat Jalan).


Padahal Indonesia sedang dalam era Bonus Demografi (2010-2045), yaitu saat penduduk usia produktif (15-64 tahun) berjumlah dua kali lipat dari penduduk non-produktif. Para pakar menamakannya peluang emas untuk menggenjot kemajuan di segala bidang, guna menyejahterakan dan memakmurkan bangsa, khususnya karena negara-negara lain sudah meliwati masa ini bertahun-tahun yang lalu (negara-negara maju seperti Kanada dan AS sudah mengimport imigran untuk mengisi kekurangan tenaga kerja mereka) dan Indonesia sendiri akan kehilangan peluang itu juga pasca 2045. Peluang emas inilah yang ingin direbut oleh Presiden Jokowi dengan seruannya “Kerja, kerja, kerja!!!”. Maka kabinetnya pun dinamakan Kabinet Kerja. Tetapi kalau bangsa Indonesia lebih suka berhura-hura atau hanya berdoa saja, jangan-jangan setelah tahun 2045 terlewati (100 tahun setelah kemerdekaan), Indonesia bukannya menandingi Korea atau Tiongkok (Cina) melainkan makin terpuruk. Naudhubillah min dzalik.

Sudah sepatutnya kita bercermin diri dan sadar, agar kita bisa bangkit dan tidak lagi bermental inferior.
(Manusia Indonesia, 15 Agustus 2015 oleh Sarlito W. Sarwono)

Wednesday, August 17, 2016

Ini Fakta Mengapa Acara Pernikahan Di Palestina Selalu Menjadi "Teror" Bagi Para Undangan

Musim panas selalu disambut gembira oleh semua orang. Namun di Palestina, musim panas bisa disambut dengan gembira dan bisa pula dengan kekesalan dan rasa gondok. Apa pasal?

Di Palestina, musim panas adalah musim orang menikah. Musimnya pasangan laki-laki dan perempuan berpesta. Mereka bersukacita dan kemudian melanjutkannya dengan berbulan madu. Oh, betapa indahnya.

Acara Pernikahan di Palestina
Salah satu acara pernikahan di Palestina. Acara pernikahan di Palestina biasanya mewah

Namun, kegembiraan tidak dirasakan oleh para tamu undangan. Bagi mereka, menghadiri acara kondangan di Palestina sama saja berarti bencana keuangan. Lho, kok?

Budaya di Palestina sebenarnya sama seperti di Indonesia dimana para tamu yang diundang diharapkan memberikan "amplop" sumbangan uang untuk membantu meringankan beban mempelai yang mempunyai hajatan atau lebih halusnya, membantu mereka untuk memulai meneumpuh hidup baru.

Uang sumbangan para tamu yang dimasukkan dalam amplop tersebut pun biasanya ditandatangani dan dan kemudian amplopnya dimasukkan ke dalam sebuah kotak yang diletakkan di pintu masuk atau meja penerima tamu di dalam area acara pernikahan.

Sebenarnya, uang sumbangan bagi mempelai yang menikah ini sebenarnya sikhlasnya atau sukarela. Namun sudah menjadi rahasia umum di Palestina bahwa tuan rumah hajatan biasanya menandai tamu dari jumlah uang sumbangan mereka.

Oleh karena itu, budaya seperti ini selain dianggap sebagai cara berbagi beban biaya penting di masyarakat, di sisi lain kebiasaan menyumbang untuk donasi acara perkawinan di Palestina ini juga dianggap mendatangkan tekanan dan beban sosial di kalangan masyarakat yang ikut andil memperparah keterbatasan keuangan warga di Palestina.

Seorang warga Ramallah di Tepi Barat bernama Murad Shriteh (46 tahun) mengaku uangnya terkuras habis gara-gara diundang untuk hadir di lebih dari satu acara pernikahan dalam sepekan. Dalam dua pekan saja, uangnya sebesar US$ 400 (sekitar Rp 5,2 juta) yang setara dengan lebih separuh gaji bulanannya ludes untuk sumbangan acara penikahan di sana-sini.

Bahkan, untuk sisa hari pada bulan Agustus 2016 ini dia sudah menerima beberapa undangan pernikahan lagi. Dia merasa terbebani. "Sisa Agustus ini, saya sudah menerima sejumlah undangan pernikahan. Tetapi, saya pikir, saya harus menolak sebagiannya," ujar Murad.

Apabila mengacu kepada statistik kependudukan di Palestina, dalam setahun ada rata-rata lebih dari 25.000 pernikahan. Hampir sama dengan di Indonesia, pesta-pesta pernikahan di Palestina umumnya berlangsung mewah. Makanan berlimpah ruah, live music dan tari-tarian dihadirkan, begitu juga dengan fotografer profesional.

Sebenarnya, berapa sih rata-rata biaya pernikahan yang dihabiskan oleh satu pasangan mempelai pernikahan di Palestina? Anda akan terkaget-kaget.

Sebuah pesta pernikahan di Palestina biasanya memakan biaya US$30.000 (sekitar Rp 394 juta). Bahkan keluarga miskin pun bisa menghabiskan sampai US$10.000 (sekitar Rp 131 juta) hanya untuk pesta pernikahan tersebut.

Ada sebuah tradisi yang unik namun cukup "meneror" bagi tamu yang menghadiri undangan pernikahan di Palestina. Dalam beberapa acara pernikahan, uang sumbangan para tamu ditunjukkan (amplopnya dibuka) lalu dikalungkan di leher mempelai pria. Kadang ada juga tamu yang nakal, amplopnya kosong tak berisi uang. Namun tamu nakal semacam ini nampaknya harus berhati-hati.

pernikahan di Palestina
Untuk menghemat biaya, biasanya kakak beradik menikah berbarengan. Dan sesuai tradisi di Palestina, uang sumbangan para tamu ditunjukkan dan dikalungkan di leher pengantin pria. Ini merupakan teror bagi tamu

"Dari rekaman video, saya bisa tahu siapa mereka (tamu undangan nakal atau pelit)," ujar salah seorang yang mengadakan hajatan pernikahan. "Saat kerabat mereka punya hajat, saya tak akan lupa kejadian ini," tambahnya.

Bahkan, di Palestina, acara pernikahan pun bisa jadi ajang balas dendam masalah keuangan. Beruntunglah kita di Indonesia, karena yang mempunyai hajat tidak akan berlaku seperti ini karena apabila kita sudah datang dan memberikan doa restu, yang punya hajat sudah merasa bahagia dan merasa terhormat.
(AFP)

Tuesday, August 16, 2016

Saya, Pertempuran Ayah Saya di Yogya dan Masalah PKI (Bagian 1)

Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdiri sejak Proklamasi Kemerdekaan oleh Soekarno-Hatta pada 17 Agustus 1945 semakin lama semakin hancur tercabik-cabik. Ironisnya, bangsa dan negara kita bukan dicabik-cabik oleh bangsa dan negara lain, justru oleh bangsa sendiri yang merasa paling benar dan paling berjasa bagi negeri ini. Pertanyaannya, apakah "golongan" ini memang berjasa bagi negeri ini sehingga mereka berhak dan boleh sesukanya serta "menajiskan" golongan lain di luar golongannya?

Saya yang merupakan anak seorang tentara pejuang menjadi "terganggu" dengan isu-isu dan kejadian-kejadian belakangan ini yang sudah jelas-jelas subversif dan menyuburkan disintegrasi yang dilakukan oleh sebagian kalangan. Ada baiknya saya ceritakan apa yang pernah ayah saya ceritakan walau kini sudah agak samar-samar saya ingat.

Panglima Besar Jenderal Soedirman Pulang Gerilya
Panglima Besar Jenderal Soedirman disambut di Yogya setelah bergerilya

Perjuangan merebut dan mempertahankan kemerdekaan yang dilakukan oleh para generasi tua bukanlah dilakukan oleh sebuah golongan tertentu saja, melainkan oleh semua golongan tanpa memandang SARA.

Keluarga alm. ayah saya (ayah saya, pakde saya, dan eyang kakung) merupakan salah satu anggota laskar rakyat yang ikut berjuang demi tetap berdirinya Republik Indonesia ini. Mereka mulai full mengangkat senjata sejak pecahnya Peristiwa Pemberontakan PKI di Madiun tahun 1948.

PKI yang dipimpin Musso kala itu memang brutal. Mereka akan "menghajar" siapa saja yang tidak bisa memberikan jawaban yang memuaskan dari pertanyaan: "Pilih Musso atau Soekarno". Keluarga ayah saya melihat dengan mata kepala sendiri bagaimana gerombolan "kelblinger" ini menyisir Madiun dan membuat banyak korban berjatuhan di kalangan warga Republik ini. Ditambah lagi, Belanda pada saat bersamaan juga gencar memperluas kekuasaannya. Ayah dan Pakde saya yang saat itu masih berusia 17 dan 20 tahun terpaksa ikut mengangkat senjata mengikuti eyang kakung. Namun grup bertempur mereka berbeda.

Ayah saya menjadi salah satu dari pendukung pasukan TNI Siliwangi yang dipimpin Gatot Soebroto dalam misi mengintai untuk memburu Musso. Musso yang ternyata merupakan sahabat Bung Karno bersama Kartosuwiryo (gembong pemberontakan DI/TII) kala menjadi murid Ketua Sarekat Islam Haji Oemar Said Tjokroaminoto (yang juga merupakan kakek dari penyanyi Maia Estianty/mantan istri Ahmad Dhani) di Surabaya ini memang licin dan licik. Dia berhasil merebut senjata salah satu anggota pasukan dan kabur sebelum akhirnya terkepung di sebuah WC Umum.

Walau sudah terkepung pun Musso yang berperawakan besar dan sangar ini masih juga belum mau menyerah hingga akhirnya roboh. Saat dibawa oleh tentara dengan menggunakan tangga bambu, sebenarnya Musso masih hidup. Tangga bambu yang digunakan untuk membawa tubuh Musso itu pun sampai patah.

Untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan karena saat itu di kalangan banyak anggota PKI (masyarakat saat itu masih sangat lekat dengan klenik) yang menganggap Musso sakti (pada faktanya di daerah Kediri dan Madiun, Musso memang dikenal jago berkelahi). Ditambah lagi anggapan para pentolan-pentolan PKI mempunyai ilmu kebal maka tentara memutuskan Musso yang sekarat dan tak lama kemudian menghembuskan nafas terakhir dibakar saja jenazahnya setelah diperlihatkan kepada masyarakat di (kalau tidak salah ingat) di Alun-alun Ponorogo. Abunya dibiarkan ditinggalkan dan berserakan begitu saja.

Kemudian Bapak saya bergabung dengan Tentara Pelajar di Jogja. Anggota-anggota tentara pelajar ini masih muda-muda, masih belasan tahun (Bapak saya mengatakan rata-rata usia mereka 16 tahun keatas). Bandingkan dengan remaja seusia itu pada zaman sekarang yang manja-manja, labil dan alay.

Bapak saya mengalami banyak pertempuran tanpa pernah terluka oleh peluru. Paling banter luka lecet karena harus bergulingan menghindari desingan peluru. Area pertempuran yang "dijelajahi" oleh ayah saya dan teman-temannya adalah sepanjang area Jogja-Solo. Rekan-rekan seperjuangannya pun dari berbagai etnis, bahkan ada yang merupakan keturunan Tionghoa.

Kala itu, yang paling ditakuti oleh para pejuang adalah pasukan payung (baret merah) Belanda. Skill dan persenjataan mereka bukan tandingan para pejuang kita. Sejujurnya, para pejuang kerap kocar-kacir menghadapi pasukan payung Belanda. Hanya semangat dan keberanianlah yang membuat para pejuang berani bertempur walau akhirnya harus mundur juga.

Salah satu bukti bahwa kemerdekaan bangsa ini direbut dan diperjuangkan untuk dipertahankan oleh berbagai kalangan adalah sebuah cerita yang diceritakan Bapak saya berikut: kala bertempur di sepanjang Jalan Solo (kala itu masih belum banyak pemukiman penduduk) pasukan pejuang terdesak oleh infanteri Belanda yang dibantu oleh pasukan tank dari Maguwo. Saya lupa ini pertempuran tanggal, bulan dan tahun berapa.

Saat terdesak, Bapak saya dan kawan-kawannya sialnya berada di tempat terbuka di persawahan di daerah Prambanan (kata Bapak saya daerah ini sekarang ini berada di sekitaran juru supit "BOGEM"). Bapak saya yang berlindung di balik gelontoran peluru pasukan Belanda di balik pohon jambu melihat kawan seperjuangannya yang beretnis Tionghoa (saya lupa namanya) gugur kira-kira 10 meter di depannya saat ingin menyelamatkan kawan yang tertembak. Kata Bapak saya, kawan Tionghoa ini usianya paling tua saat itu, 20 tahun.

Tidak banyak yang tahu bahwa pada masa perjuangan juga ternyata ada rakyat yang teganya mengkhianati Republik dengan menjadi mata-mata Belanda. Karena saat itu Belanda gemar "meracuni" pikiran rakyat dengan bantuan makanan dan lain-lain agar bersimpati. Bagi mata-mata Belanda yang tertangkap ini, para pejuang yang menginterogasinya menghujaninya dengan pukulan dan tendangan sampai sekarat dan tewas sendiri. Yah, yang namanya kekerasan memang sudah ada sejak zaman dahulu apalagi kalau emosi sudah diubun-ubun.

Oleh karena itu saya heran dengan masyarakat khususnya generasi muda sekarang yang manja cuma gara-gara menghadapi masalah atau kesusahan sedikit saja. Coba bayangkan rakyat Jogja kala itu. Bapak saya malahan pernah menceritakan pada awal-awal dia bertempur di Jogja ada sebuah kejadian gila yang membuat rakyat semakin berani berjuang. Apa itu?

Pada suatu pagi (lupa tahun berapa) saat rakyat beraktifitas seperti biasa di Jalan Malioboro, mendadak pesawat tempur Kitty Hawk dan Mustang Belanda menembaki ke arah jalanan. Rakyat kocar-kacir termasuk Bapak saya dan kawan-kawannya yang berpakaian preman lantas mundur ke arah Tugu sembari menembakkan tembakan balasan menggunakan pistol. Tidak mungkin mundur ke arah Kantor Pos Besar karena daerah tersebut ada pos Belanda. Lagipula saat itu tidak mungkin membawa stengun rampasan karena ukurannya besar dan menyolok.

Mungkin banyak yang bertanya-tanya mengenai Serangan Umum 1 Maret 1949 sebenarnya seperti apa sih? Bapak saya menceritakan banyak hal dramatis terkait serangan umum yang membuat Belanda terpukul dan dunia tahu bahwa NKRI masih ada. Serangan ini juga mengobati rasa penasaran Bapak saya akan sebuah pos Belanda yang sebelumnya tak bisa dikalahkan.

Begini ceritanya;
Selama bertempur di daerah Jogja, Bapak saya dan puluhan orang rakyat ikut dalam pasukan yang dipimpin Letnan Marsudi (apakah ini ayahanda Menteri Retno LP Marsudi? entahlah). Mereka selalu menyerang pos-pos Belanda dan konvoi-konvoi pasukan Belanda. Namun pos Belanda yang di Plengkung Gading selalu sulit dikalahkan karena kuat dan Belanda mempunyai banyak penembak jitu yang tersebunyi di area strategis tersebut.

Nah, menjelang serangan umum semua pasukan diberi kabar agar masuk Jogja secara samar-samar. Siang hari dengan menyamar sebagai rakyat biasa atau berombongan melalui kampung-kampung dan jalan tikus pada malam hari tanpa menggunakan penerangan karena pasukan Belanda pun juga berpatroli hingga kampung-kampung. Coba bayangkan saja situasi ini, apakah nyali Anda menciut?

Para pejuang ini sebagian berlindung di balik tembok Keraton Yogyakarta dan banyak yang menumpang di rumah-rumah penduduk.

Terkait Serangan Umum 1 Maret 1949 ini sebenarnya perlu diluruskan sejarahnya. Pencetus Serangan Umum 1 Maret 1949 sesungguhnya adalah Sri Sultan Hamengkubuwono IX, Panglima Besar Jenderal Soedirman. Jenderal Soedirman sering berkorespondensi dengan Sultan serta para komandan pasukan lain melalui kurir yang memakan waktu lama. Maklum saja beliau bergerilya hingga luar kota.

Setelah disepakati, maka Sultan mengundang para komandan pasukan untuk bertemu di dalam Keraton malam-malam tanpa menggunakan penerangan perihal rencana tersebut. Pada pertemuan selanjutnya Sultan berbicara empat mata dengan Letkol Soeharto beberapa kali di dalam Keraton untuk mematangkan rencana. Bapak saya yang ikut bersembunyi di Siti Hinggil bersama para pejuang lain pun tahu bahwa pertemuan ini dilakukan di dalam gelap gulita dan para komandan menemui Sultan dengan mengenakan busana kebesaran pria Jawa sebagai wujud tanda hormat.

Bisa dimaklumi bahwa Letkol Soeharto ditunjuk sebagai koordinator pelaksana atau pemimpin serangan umum ini karena beliau memang merupakan asli Yogya dan sangat mengenal wilayah dengan baik. sehingga seperti kita ketahui dalam sejarah, Serangan Umum 1 Maret 1949 yang dilakukan secara besar-besaran dan serentak ini membuahkan hasil yang manis.

Ada satu cerita menarik pada H-1 menjelang serangan umum 1 Maret dilakukan. Sehari sebelum serangan, mendadak pada pagi buta sepasukan pejuang yang dipimpin oleh Letnan Komaruddin menyerang pos Belanda. Kejadian ini bisa saja menggagalkan rencana serangan umum esoknya karena (takutnya) Belanda keburu waspada dan bersiap.

Letnan Komaruddin yang berasal dari Maluku dan ertubuh pendek gempal ini akhirnya mengakui kekhilafannya. Setelah kesuksesan serangan umum dan kembalinya Jogja ke pangkuan Republik, Panglima Besar Jenderal Soedirman yang baru pulang gerilya sempat menasihati Letnan Komaruddin agar lebih bisa menahan emosi. Hal ini bisa dimaklumi karena Letnan Komarudddin masih sangat muda dan sangat bersemangat membela negaranya. Hal ini membuat Letnan Komaruddin menjadi populer di kalangan pejuang saat itu. Namun mirisnya, hingga kini Letnan Komaruddin belum juga diangkat sebagai Pahlawan Nasional oleh pemerintah.

Adapun Bapak saya dan anggota pasukan lainnya akhirnya bisa juga merebut pos Belanda di Plengkung Gading melalui sebuah pertempuran yang sengit dan gila pada pagi buta. Pasukan Belanda yang saat itu dibilang masih mengantuk ternyata melakukan perlawanan hebat sampai akhirnya mereka menyerah dan sebagian lagi tewas, Sebuah kemenangan yang membuat salah satu rekan dekat seperjuangan Bapak saya (saya lupa namanya) gugur dengan peluru menembus kepala.

Setelah serangan umum ini para pejuang kembali mundur karena pasukan Belanda melancarkan serangan balasan setelah mendapat bantuan pasukan dari luar kota.

Serangan Umum 1 Maret 1949 ini tentu saja memicu murka Belanda. Bapak saya menceritakan bahwa gara-gara serangan ini, ia mengetahui berita bahwa berita yang beredar di kalangan pejuang adalah serangan ini membuat Jenderal Spoor marah besar. Akibatnya, Belanda melakukan "pembersihan" atau sweeping hingga ke kampung-kampung. Laki-laki yang berbadan tegap dan berusia muda kalau tidak ditangkapi ya dipukuli karena dicurigai sebagai pejuang.

Bahkan, Belanda melakukan pembubuhan brutal di Godean, kampung halaman Letkol Soeharto. Karena tidak menemukan Soeharto disitu dan warga setempat tidak ada yang mengaku kenal Soeharto (padahal sebenarnya kenal) serta tidak ada yang mau menyebutkan keberadaan Soeharto, maka Belanda melampiaskan kemarahannya. Bapak saya mengatakan, kalau tidak salah, dalam peristiwa ini anggota keluarga Letkol Soeharto ada yang tewas dibunuh Belanda.

Oleh karena itu saya heran dan sangat prihatin serta marah karena sekarang ini Negara Kesatuan Republik Indonesia mengalami disintegrasi yang ironisnya malahan diakibatkan oleh adu domba sesama bangsa sendiri yang merasa SARA-nya adalah yang paling benar dan paling berjasa bagi negeri ini?

Yakin para pengadu domba dengan isu SARA ini mempunyai jasa terhadap negeri ini? Apabila saya ditanyakan hal seperti ini maka saya akan lantang menjawab bahwa keluarga saya adalah keluarga pejuang yang ikut bertempur mati-matian mempertahankan kemerdekaan bangsa dan negara kita ini. Bahkan alm. Bapak saya, sekali lagi, saya ingatkan ceritanya bahwa yang ikut bertempur angkat senjata bersama dirinya dan para pejuang lain adalah bukan hanya berasal dari suku, agama, ras dan golongan tertentu saja.

Benarlah apa yang pernah dikatakan Bung Karno dulu bahwa perjuangan dan musuhnya lebih mudah dikalahkan karena musuhnya adalah bangsa asing, namun perjuangan kita saat ini lebih sulit karena yang kita hadapi sebagai musuh adalah (ironisnya) bangsa sendiri.

Setiap kali teringat perjuangan generasi pendahulu kita hati saya merasa "sesak". Begitulah yang saya rasakan ketika saat SMA guru seni musik saya, Ibu Tetty namanya, mengadakan ujian seni musik dimana setiap murid diwajibkan menyanyikan lagi pilihannya di depan kelas. Apabila siswa lain tidak mendapat applaus dan atensi dari teman-teman, maka saya mendapat atensi khusus karena saya menyanyikan lagu "Mengheningkan Cipta" dengan penuh penghayatan. Beginilah saya nyanyi (huruf besar mencerminkan nada tinggi)

dengan seeluruh angkasa raya memuja pahlaawaan negaraa
nan guugur remajaa dii ribaaan bendera bela nusa bangsaa
kau kuuu kenang waahai bunga putra bangsaaaa
HARGAAAAAA JASAAAAAA
KAU CAHYA PELITA
bagi indonesia meeerr.......deeeee......kaaaa.......

Dan sejujurnya, saat menyanyikan lagu itu saya teringat Bapak saya yang demi negeri ini, rela putus sekolah untuk berjuang angkat senjata (setelah perang beliau tidak punya waktu lagi untuk bersekolah). Dan memutuskan untuk tidak ikut ketentaraan karena sebuah hal pribadi.

Pada tulisan selanjutnya, berikutnya saya akan menceritakan peristiwa seputar G30S/PKI dimana Bapak dan Ibu saya menjadi saksi suasana kacau pada masa itu. Tunggu tulisan saya berikutnya.

Dirgahayu Republik Indonesia ke-71. Sekali merdeka tetap merdeka. MERDEKA!!

(VIRAL VIDEO) Sopir Bus Di Pantura Serobot Jalur Berlawanan dan Nyaris Celaka

Warning: Mohon yang lemah jantung jangan membaca dan menonton in. 

Pihak Kepolisian Republik Indonesia setiap tahunnya selalu merilis angka kecelakaan lalu lintas di Indonesia semakin hari semakin meningkat saja. Dan ini selalu menimbulkan keprihatinan berbagai kalangan. 

Faktor yang selalu menjadi penyebab kecelakaan adalah rendahnya disiplin pengguna jalan di Indonesia, yang paling banyak adalah pengguna sepeda motor baik di kota besar mau pun di kota kecil dan wilayah pinggiran. 

Namun seperti biasa, angka kecelakaan yang tinggi dan mengerikan biasanya terjadi di jalur pantai utara Jawa (Pantura) yang sering melibatkan kendaraan besar. Hal ini bisa sering terjadi karena kendaraan-kendaraan yang melintas disana berkecepatan tinggi dan seringkali melanggar aturan lalu lintas.

Seperti yang terlihat dalam rekaman video berikut ini yang direkam tanpa rekayasa oleh seorang penumpang bus yang pengemudinya ugal-ugalan. 



Dalam video tersebut sungguh jelas terlihat cerminan rendahnya kedisiplinan pengguna jalan di Indonesia, khususnya di jalur pantura. Makanya tidak heran kalau di Pantura ini sering terjadi kecelakaan. Lihat saja ini, karena ada perbaikan jalan bus ini dibawa sopirnya melaju di jalur berlawanan dan berpapasan dengan kendaraan besar lain seperti bus dan truk yang melaju dengan kecepatan tinggi sehingga beberapa kali nyaris celaka. Pemerintah dan khususnya dinas perhubungan harus sering-sering melakukan pengawasan dan penindakan karena hal seperti ini sering sekali memakan korban di jalur pantura ini.
(Youtube)

Monday, August 15, 2016

Ini Keterangan A.M. Hendropriyono Terkait Status Menteri ESDM Archandra Tahar

Isu Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Archandra Tahar yang dianggap memiliki kewarganegaraan ganda (Amerika Serikat dan Indonesia) sempat memicu polemik. Putra Minang ini di dunia maya mendapat bully oleh para haters yang menuduhnya macam-macam, seperti misalnya dianggap "mata-mata Amerika Serikat".

Perundungan dan bully yang diterima Archandra tak pelak sempat membuat pemikiran masyarakat yang mempunyai akses info terbatas atau yang kurang berpengetahuan untuk berpikir jernih memandang pemerintahan Presiden Joko Widodo sangat amburadul.

Archandra Tahar
Archandra Tahar

Terkait hal tersebut, tokoh yang lama bergerak di bidang intelijen, A.M. Hendropriyono terpanggil untuk melakukan klarifikasi dan meluruskan fakta mengenai Archandra Tahar melalui akun Twitternya @edo751945

Berikut ini adalah kumpulan kultwit oleh Hendropriyono:

Saya mau menanggapi isu Menteri ESDM Archandra Tahar memiliki paspor ganda yaitu Indonesia dan Amerika yg beredar di medsos dan media online

1.Saya menghimbau masyarakat untuk tidak terbawa arus kebencian terhadap anak bangsa kita sendiri, Archandra Tahar.

Dia terpilih sebagai menteri karena kecerdasannya, karena memiliki prestasi yang gemilang. #ArchandraAnakBangsa

2.Dia aset bangsa kita sendiri yang sangat berharga. Dia orang awak, anak Padang bangsa Indonesia asli. #ArchandraAnakBangsa

3.Dia terkenal d AS sbg seorang genius, yg memiliki 6 hak paten internasional ESDM dr penemuan2 teknis hasil risetnya sendiri d bbg negara

4.Dia rela meninggalkan Amerika Serikat dengan gaji milyaran rupiah sebulan, Dia siap dipanggil pulang untuk ikut membangun negerinya sendiri, walau hanya dengan gaji Rp 40 jutaan per bulan #ArchandraAnakBangsa

5.LIhat prestasi gemilang pemuda ini! Dia pernah menjadi PresDir Petroneering Houston d Texas AS n berbgai perusahaan inter n multinasional

6.Archandra murid paling brilian kesayangan Ed Horton, si genius dan inventoroffshore technology AS yg terkenal.

7. Ed Horton adalah tokoh legendaris dunia di bidang offshore. Arcandra berilmu dan berpengalaman secara teknikal maupun komersial, dlm pengembangan lapangan oil and gas di offshore #ArchandraAnakBangsa

8.Apa kita tidak bangga punya anak bangsa seperti ini?

9. Soal dwikewarganegaraan, Loh emangnya kenapa orang Mempunyai dwikenegaraan, bukan tindak pidana! Hanya jika hal itu diketahui, maka dia harus ditanya mau terus jadi WNI atau tidak? Kan dia sudah pilih jadi WNI, terus apa lagi?

10. Tidak usah Menteri, semua juga harus pilih, karena Indonesia tidak menganut dwikewarganegaraan. Archandra juga dihadapkan pada dua pilihan, memilih paspor yang mana, Indonesia atau Amerika. #ArchandraAnakBangsa

11.Dia sudah memilih Indonesia, maka paspor AS-nya harus diserahkan kepada pihak pemberi paspor yaitu imigrasi AS. #ArchandraAnakBangsa

12. Dia dulu dengan memegang paspor Amerika Serikat, jadi bisa memiliki akses yang lebih mudah dan lebih luas bergerak dalam bidang riset dan teknologi di berbagai negara di dunia. #ArchandraAnakBangsa

13. Maka pengetahuannya luas. Kalau dia tdk merantau dgn cara begitu bisa cuma jd katak dlm tempurung seperti yg pada clometan di medsos itu

14. Soal dwikewarganegaraan Archandra sudah selesai masalahnya. Dia org yang sangat tepat yang dibutuhkan bangsa kita

15. Yang pada meributkan itu apa lebih pintar dari Archandra? Tong kosong memang nyaring bunyinya

16. Sudahlah jangan terus menggonggong pemerintah kita sendiri, sehingga anak kandung yang sudah ada di pangkuan kita ini dilepaskan, hanya karena merindukan beruk yang di hutan #ArchandraAnakBangsa

17. Lihat dong orang cerdas seperti Sri Mulyani ketika kita lepas, langsung diambil oleh World Bank. Begitu pula kalau kita melepas Archandra, pasti akan diserobot oleh bangsa lain #ArchandraAnakBangsa

18. Dengan ribut hanya karena urusan sekunder, kita justru bisa dihempas masalah primer yaitu “brain-drained”, kekeringan orang-orang cerdas, karena mereka pada lari bekerja di luar negeri atau dibajak bangsa lain #ArchandraAnakBangsa.

19. Jangan bersikap bodoh! #ArchandraAnakBangsa
(Twitter)

Membongkar Fitnah Mengenai Isu Menteri ESDM Archandra Tahar Warga Negara Amerika

Muncul isu bahwa Archandra Tahar yang baru dilantik sebagai Menteri ESDM adalah warga negara AS. Lewat twitter Prof Mahfud MD saya membaca bahwa ada cerita Archandra sebelum jadi menteri juga bolak-balik Indonesia menggunakan paspor Amerika sejak tahun 2012.

Prof Mahfud MD menilai jika benar kenyataannya seperti itu maka Archandra harus diganti karena melanggar konstitusi. Pengangkatannya pun dianggap ilegal.

Pelantikan menteri ESDM Archandra Tahar
Menteri ESDM yang baru, Archandra Tahar (tengah) saat dilantik oleh Presiden Joko Widodo

Di luar Mahfud MD, isu yang beredar di kalangan netizen lebih seru lagi. Archandra dinilai licik karena memperpanjang paspor pada Februari 2012 karena akan mendapat paspor Amerika sebulan setelahnya, Maret. Jadi kalau sekarang Archandra masih memegang paspor Indonesia, itu masuk akal karena belum expired.

Isu ini sangat seksi, sejak semalam saya sudah mengontak salah satu informan seword yang kebetulan kenal Archandra. Kemudian saya meminta konfirmasi untuk diberikan kesempatan membahas kasus ini di seword.com secara jelas dan gamblang.

Jadi begini ceritanya. Pak Archandra ini memiliki hak paten design tekhnologi platform dan offshore di Amerika. Beliau adalah Dirut Peteroneering, perusahaan yang bergerak di pengembangan tekhnologi enginering yang fokus pada pengilangan lepas pantai. Pak Archandra bisa dibilang orang yang cukup diperhitungkan di Amerika sana.

Menurut pengakuan Pak Archandra pada informan seword, beliau tidak pernah sekalipun menggunakan paspor Amerika tersebut. Ini sudah saya konfirmasi dan tanyakan apakah benar Archandra sebelum jadi menteri juga sering bolak-balik Indonesia menggunakan paspor Amerika?

“Archandra selalu menggunakan paspor Indonesia dan visa, tidak pernah memakai paspor Amerika untuk alasan apapun, karena langsung dibatalkan dan dikembalikan,” jawabnya rada emosi. Kenapa emosi? Nanti saya bahas.

Dan yang terpenting dari semua ini adalah Archandra sudah membatalkan kewarganegaraan Amerika serta mengembalikan paspor yang mereka berikan beberapa tahun lalu. Sebab Archandra tetap ingin menjadi WNI dan beliau sadar betul tidak bisa menerima paspor tersebut, sebab Indonesia tidak menganut dwi kewarganegaraan.

Jadi sampai di sini jelas ya bahwa Archandra bukan warga negara Amerika dan pengangkatannya sah sebagai menteri ESDM. Presiden Jokowi tidak boleh melakukan reshuffle atau pergantian dengan alasan dwi kewarganergaraan.

Lalu soal Archandra dinilai licik karena perpanjag paspor pada Februari 2012 karena tau Maretnya akan diberi paspor Amerika ini pasti fitnah. Sebab Archandra juga tidak tau bahwa dirinya akan diberikan paspor Amerika.

Sementara soal perpanjang paspor ke KBRI adalah kewajiban WNI. Saya dulu juga pernah perpanjang paspor di KBRI. Dan untuk perpanjangan ini tidak boleh suka-suka terserah kita, ada ketentuannya. Jika belum mau habis ya tidak boleh perpanjang paspor. Jadi yang menuduh Archandra licik dan sengaja perpanjang paspor itu pasti belum pernah memperpanjang paspor.

Lingkaran istana dan politisi tak suka Archandra?

Masih menurut informan seword, isu dwi kewarganegaraan ini sengaja dibuat oleh pihak-pihak yang tidak suka dengan Archandra. Kehadirannya di Indonesia berhasil membuat sebagian orang kepanasan karena ulahnya.

Sudirman Said mantan menteri ESDM juga tidak terlalu disukai publik. Sebab beliau yang membubarkan Petral, mafia minyak yang bertahun-tahun tidak ada yang berani menyentuh. Dengan begitu, mafia-mafia jadi tidak suka dengan Sudirman dan dibuatlah isu macam-macam dengan segala fitnahnya. Memutar balik fakta, tujuannya agar Sudirman dipecat dan diangkat menteri yang sesuai keinginan para mafia.

Nasib Sudirman Said kini sedang diwariskan pada penerusnya, Archandra Tahar. Beberapa investor dan orang yang memiliki kepentingan di beberapa proyek dibuat stress oleh Archandra. Untuk hal ini tidak bisa saya bongkar semua karena melibatkan perusahaan besar, anda tebak saja sendiri, pasti tau kan?

Namun untuk membuktikan bahwa pernyataan ini valid, maka saya ijin untuk membuka salah satu kasusnya, dan yang diijinkan adalah kasus blok Masela.

Dulu ada perdebatan apakah blok Masela akan dibuat offshore atau onshore, salah satu yang dimintai pendapat oleh Presiden Jokowi adalah Archandra Tahar. Saat itu Presiden mendapat data soal kelebihan pengeboran lepas pantai (offshore), sangat valid dan detail sehingga hampir saja blok Masela dibangun di pantai.

Namun Presiden Jokowi mencari pembanding kelebihan onshore tapi tidak menemukan data pembanding yang lebih logis dari offshore. Sementara si raja kepret hanya bisa koar-koar asal beda dengan Sudirman Said. Barulah setelah bertemu Archandra, Presiden yakin dan memutuskan agar blok Masela dibangun di darat. Inilah juga yang menjadi alasan Presiden Jokowi tertarik menjadikannya menteri ESDM.

Kini setelah Archandra menjadi menteri ESDM, maka dia otomatis memiliki hak penuh untuk menentukan kebijakan, bukan sekedar memberi masukan. Untuk itu blok Masela kemudian dia bongkar dan teliti sedemikian rupa. Proposal anggaran dia kuliti sampai habis. Bayangkan, pembiayaan blok Masela yang awalnya dianggarkan menelan biaya 22 miliar dollar setelah kedatangan Archandra hanya dibuat ** miliar dollar. Saya tau persis angkanya namun tidak diijinkan dibuka.

Selain blok Masela, ada banyak anggaran yang juga dipotong karena tidak sesuai. Dan Archandra paham betul soal pembiayaan. Logikanya, kalau di Amerika hanya habis sekian, masa di Indonesia harganya lebih mahal?

Negosiasi dan gerak cepat yang dilakukan Archandra memang sangat menghentak. Dari informasi yang saya dapat, totalnya ada triliunan rupiah anggaran yang ditemukan tidak masuk akal.

Beberapa hari ini memang nego-nego dengan perusahaan besar sudah dilakukan. Para investor mau tak mau harus menuruti koreksi Archandra, Menteri ESDM saat ini. Dan saat beberapa nego serta pekerjaan besar tersebut selesai, kemudian muncul isu dwi kewarganegaraan. Tujuannya agar rakyat menilai buruk Archandra dan Presiden mau memecatnya.

Tapi tenang saja, Presiden Jokowi tau betul siapa Archandra dan memastikan semuanya clear bahwa Archandra adalah WNI yang saat ini tidak memiliki paspor Amerika.

Kalau sekarang media sedang ribut, DPR mau cek dan sebagainya, saya curiga mereka juga bagian dari orang yang dibayar oleh perusahaan besar tersebut untuk memperkeruh suasana.

Di luar investor dan perusahaan, ada juga tukang rusuh yang merupakan politisi dan berada di lingkaran istana. Sejak awal mereka tidak setuju dengan Archandra mengisi pos menteri ESDM. Sebab mereka punya kepentingan di sana dan bisa dapat keuntungan dari proyek-proyek. Mereka maunya menteri ESDM itu dari kalangan partai politik agar mudah negosiasinya.

Saat saya tanya pada informan seword apakah mereka dalang dari semua isu ini? Jawabannya iya 100%. Tapi lagi-lagi tidak bisa saya sebutkan namanya.

Ke depan masih ada beberapa lagi kebijakan Archandra yang pasti tidak menyenangkan bagi sebagian orang: investor dan politisi cabe-cabean. Bisa jadi makin banyak lagi isu yang coba dibuat agar Archandra lengser. Tapi saya sudah titip pesan buat Pak Archandra untuk tidak perlu khawatir soal media. Seword.com siap mengawal dan melawan isu di media sesuai takaran. Seperti sekarang ini, kalau yang perlu dibuka soal paspor, saya hanya buka paspor. Tapi tetap harus saya berikan contoh salah satu deal proyek seperti blok Masela agar pesan saya sampai pada para penebar isu dan biang kerok, bahwa mereka berurusan dengan orang yang salah.

Sejarah pernah mencatat, dulu orang cerdas dan memiliki kepakaran lengser gara-gara politisi setan. Anda tau siapa? ya, Habibie. Sekarang era demokrasi terbuka, jangan sampai Archandra yang sudah mau balik ke Indonesia dilengserkan oleh setan politisi hanya karena kue proyeknya dibersihkan.
(seperti ditulis oleh : Alifurrahman melalui Facebook Denny Siregar)