Muncul isu bahwa Archandra Tahar yang baru dilantik sebagai
Menteri ESDM adalah warga negara AS. Lewat twitter Prof Mahfud MD saya membaca
bahwa ada cerita Archandra sebelum jadi menteri juga bolak-balik Indonesia
menggunakan paspor Amerika sejak tahun 2012.
Prof Mahfud MD menilai jika benar kenyataannya seperti itu
maka Archandra harus diganti karena melanggar konstitusi. Pengangkatannya pun
dianggap ilegal.
Menteri ESDM yang baru, Archandra Tahar (tengah) saat dilantik oleh Presiden Joko Widodo |
Di luar Mahfud MD, isu yang beredar di kalangan netizen
lebih seru lagi. Archandra dinilai licik karena memperpanjang paspor pada
Februari 2012 karena akan mendapat paspor Amerika sebulan setelahnya, Maret.
Jadi kalau sekarang Archandra masih memegang paspor Indonesia, itu masuk akal
karena belum expired.
Isu ini sangat seksi, sejak semalam saya sudah mengontak
salah satu informan seword yang kebetulan kenal Archandra. Kemudian saya
meminta konfirmasi untuk diberikan kesempatan membahas kasus ini di seword.com
secara jelas dan gamblang.
Jadi begini ceritanya. Pak Archandra ini memiliki hak paten
design tekhnologi platform dan offshore di Amerika. Beliau adalah Dirut
Peteroneering, perusahaan yang bergerak di pengembangan tekhnologi enginering
yang fokus pada pengilangan lepas pantai. Pak Archandra bisa dibilang orang
yang cukup diperhitungkan di Amerika sana.
Menurut pengakuan Pak Archandra pada informan seword, beliau
tidak pernah sekalipun menggunakan paspor Amerika tersebut. Ini sudah saya
konfirmasi dan tanyakan apakah benar Archandra sebelum jadi menteri juga sering
bolak-balik Indonesia menggunakan paspor Amerika?
“Archandra selalu menggunakan paspor Indonesia dan visa,
tidak pernah memakai paspor Amerika untuk alasan apapun, karena langsung
dibatalkan dan dikembalikan,” jawabnya rada emosi. Kenapa emosi? Nanti saya
bahas.
Dan yang terpenting dari semua ini adalah Archandra sudah
membatalkan kewarganegaraan Amerika serta mengembalikan paspor yang mereka
berikan beberapa tahun lalu. Sebab Archandra tetap ingin menjadi WNI dan beliau
sadar betul tidak bisa menerima paspor tersebut, sebab Indonesia tidak menganut
dwi kewarganegaraan.
Jadi sampai di sini jelas ya bahwa Archandra bukan warga
negara Amerika dan pengangkatannya sah sebagai menteri ESDM. Presiden Jokowi
tidak boleh melakukan reshuffle atau pergantian dengan alasan dwi
kewarganergaraan.
Lalu soal Archandra dinilai licik karena perpanjag paspor
pada Februari 2012 karena tau Maretnya akan diberi paspor Amerika ini pasti
fitnah. Sebab Archandra juga tidak tau bahwa dirinya akan diberikan paspor
Amerika.
Sementara soal perpanjang paspor ke KBRI adalah kewajiban
WNI. Saya dulu juga pernah perpanjang paspor di KBRI. Dan untuk perpanjangan
ini tidak boleh suka-suka terserah kita, ada ketentuannya. Jika belum mau habis
ya tidak boleh perpanjang paspor. Jadi yang menuduh Archandra licik dan sengaja
perpanjang paspor itu pasti belum pernah memperpanjang paspor.
Lingkaran istana dan politisi tak suka Archandra?
Masih menurut informan seword, isu dwi kewarganegaraan ini
sengaja dibuat oleh pihak-pihak yang tidak suka dengan Archandra. Kehadirannya
di Indonesia berhasil membuat sebagian orang kepanasan karena ulahnya.
Sudirman Said mantan menteri ESDM juga tidak terlalu disukai
publik. Sebab beliau yang membubarkan Petral, mafia minyak yang bertahun-tahun
tidak ada yang berani menyentuh. Dengan begitu, mafia-mafia jadi tidak suka
dengan Sudirman dan dibuatlah isu macam-macam dengan segala fitnahnya. Memutar
balik fakta, tujuannya agar Sudirman dipecat dan diangkat menteri yang sesuai
keinginan para mafia.
Nasib Sudirman Said kini sedang diwariskan pada penerusnya,
Archandra Tahar. Beberapa investor dan orang yang memiliki kepentingan di
beberapa proyek dibuat stress oleh Archandra. Untuk hal ini tidak bisa saya
bongkar semua karena melibatkan perusahaan besar, anda tebak saja sendiri,
pasti tau kan?
Namun untuk membuktikan bahwa pernyataan ini valid, maka
saya ijin untuk membuka salah satu kasusnya, dan yang diijinkan adalah kasus
blok Masela.
Dulu ada perdebatan apakah blok Masela akan dibuat offshore
atau onshore, salah satu yang dimintai pendapat oleh Presiden Jokowi adalah
Archandra Tahar. Saat itu Presiden mendapat data soal kelebihan pengeboran
lepas pantai (offshore), sangat valid dan detail sehingga hampir saja blok
Masela dibangun di pantai.
Namun Presiden Jokowi mencari pembanding kelebihan onshore
tapi tidak menemukan data pembanding yang lebih logis dari offshore. Sementara
si raja kepret hanya bisa koar-koar asal beda dengan Sudirman Said. Barulah
setelah bertemu Archandra, Presiden yakin dan memutuskan agar blok Masela
dibangun di darat. Inilah juga yang menjadi alasan Presiden Jokowi tertarik
menjadikannya menteri ESDM.
Kini setelah Archandra menjadi menteri ESDM, maka dia
otomatis memiliki hak penuh untuk menentukan kebijakan, bukan sekedar memberi
masukan. Untuk itu blok Masela kemudian dia bongkar dan teliti sedemikian rupa.
Proposal anggaran dia kuliti sampai habis. Bayangkan, pembiayaan blok Masela
yang awalnya dianggarkan menelan biaya 22 miliar dollar setelah kedatangan
Archandra hanya dibuat ** miliar dollar. Saya tau persis angkanya namun tidak
diijinkan dibuka.
Selain blok Masela, ada banyak anggaran yang juga dipotong
karena tidak sesuai. Dan Archandra paham betul soal pembiayaan. Logikanya,
kalau di Amerika hanya habis sekian, masa di Indonesia harganya lebih mahal?
Negosiasi dan gerak cepat yang dilakukan Archandra memang
sangat menghentak. Dari informasi yang saya dapat, totalnya ada triliunan
rupiah anggaran yang ditemukan tidak masuk akal.
Beberapa hari ini memang nego-nego dengan perusahaan besar
sudah dilakukan. Para investor mau tak mau harus menuruti koreksi Archandra,
Menteri ESDM saat ini. Dan saat beberapa nego serta pekerjaan besar tersebut
selesai, kemudian muncul isu dwi kewarganegaraan. Tujuannya agar rakyat menilai
buruk Archandra dan Presiden mau memecatnya.
Tapi tenang saja, Presiden Jokowi tau betul siapa Archandra
dan memastikan semuanya clear bahwa Archandra adalah WNI yang saat ini tidak
memiliki paspor Amerika.
Kalau sekarang media sedang ribut, DPR mau cek dan
sebagainya, saya curiga mereka juga bagian dari orang yang dibayar oleh
perusahaan besar tersebut untuk memperkeruh suasana.
Di luar investor dan perusahaan, ada juga tukang rusuh yang
merupakan politisi dan berada di lingkaran istana. Sejak awal mereka tidak
setuju dengan Archandra mengisi pos menteri ESDM. Sebab mereka punya
kepentingan di sana dan bisa dapat keuntungan dari proyek-proyek. Mereka maunya
menteri ESDM itu dari kalangan partai politik agar mudah negosiasinya.
Saat saya tanya pada informan seword apakah mereka dalang
dari semua isu ini? Jawabannya iya 100%. Tapi lagi-lagi tidak bisa saya
sebutkan namanya.
Ke depan masih ada beberapa lagi kebijakan Archandra yang
pasti tidak menyenangkan bagi sebagian orang: investor dan politisi
cabe-cabean. Bisa jadi makin banyak lagi isu yang coba dibuat agar Archandra
lengser. Tapi saya sudah titip pesan buat Pak Archandra untuk tidak perlu
khawatir soal media. Seword.com siap mengawal dan melawan isu di media sesuai
takaran. Seperti sekarang ini, kalau yang perlu dibuka soal paspor, saya hanya
buka paspor. Tapi tetap harus saya berikan contoh salah satu deal proyek
seperti blok Masela agar pesan saya sampai pada para penebar isu dan biang
kerok, bahwa mereka berurusan dengan orang yang salah.
Sejarah pernah mencatat, dulu orang cerdas dan memiliki
kepakaran lengser gara-gara politisi setan. Anda tau siapa? ya, Habibie.
Sekarang era demokrasi terbuka, jangan sampai Archandra yang sudah mau balik ke
Indonesia dilengserkan oleh setan politisi hanya karena kue proyeknya
dibersihkan.
(seperti ditulis oleh : Alifurrahman melalui Facebook Denny
Siregar)
No comments:
Post a Comment