Thursday, December 26, 2019

Kisah Pak Yesus yang Beragama Islam dalam Merawat Toleransi di Malang

Pria yang suka sekali mengenakan sarung dan berkopiah ini beragama Islam, tapi namanya sungguh ajaib, Yesus. Hidupnya pun dipenuhi keajaiban.

Nama asli beliau sesuai yang tertera di KTP elektronik miliknya adalah Slamet Hari Natal. Domisilinya di Dusun Wates, Desa Wonomulyo, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Ia lahir pada hari Natal, 25 Desember 1962. Kini usianya 57 tahun. Ayah tiga anak sekaligus kakek lima cucu. Pekerjaannya serabutan, penggali kubur, relawan angkut sampah, kadang sopir angkut barang.

Saat dikunjungi pada hari Minggu 22 Desember 2019. Slamet Hari Natal yang akrab disapa Pak Yesus menyambut ramah, murah senyum, banyak canda. Ia didampingi istrinya, Setyowati, yang lebih muda setahun dari dirinya.

Slamet Hari Natal alias Pak Yesus memperlihatkan SIM dan KTP elektronik miliknya

Pak Yesus mengatakan, namanya menjadi perbincangan di mana-mana tidak membuatnya minder atau risih. Justru ia bahagia, mendapat banyak berkah.

Menurutnya, itu salah satu bagian dari merawat ajaran toleransi yang didapatkan dari orang tua dan gurunya. Tidak hanya dari namanya, melainkan juga diwujudkan dengan tingkah laku sehari-hari di tengah masyarakat.

”Saya memang diajari untuk tidak melihat siapa yang dibantu. Siapa pun itu kalau butuh bantuan tenaga saya, ya saya bantu,” tutur Pak Yesus kepada Tagar.

Pak Yesus mengatakan ajaran tersebut ia dapatkan dari orang tua dan para guru. Bahwa dalam membantu orang, jangan memandang siapa atau apa latar belakangnya.

”Sejak kecil, saya kalau menolong orang itu diminta agar tidak pilih-pilih. Dari itulah, kalau menolong orang enggak memandang siapa dia dan latar belakangnya apa. Kadang, pekerjaan ditinggal saat ada orang itu butuh tenaga saya,” ujarnya.

Slamet membantu sesama muslim dan juga non muslim. Misalnya ia sering membantu proses penguburan orang Kristen. Rumahnya dekat kuburan khusus umat Kristen.

Pak Yesus (57 tahun) bersama istrinya, Setyowati (56 tahun) saat diwawancarai


”Saya ikut menggali. Enggak tahu ya, hati saya itu seperti terketuk untuk membantu. Meskipun malam, jam tiga pagi, jam berapa pun saya ikut bantu,” tuturnya.

Kalau hal demikian tidak dilakukan, ia merasa bersalah. ”Kalau ada orang mati, siapa pun itu, kemudian saya enggak ikut gali dan hanya di rumah, saya merasa punya utang. Sejak muda saya lakukan hal itu.”

Di sisi lain, di desanya, toleransi antarwarga sudah tinggi dan tertanam sejak lama. Dari dulu, antara warga muslim dan non muslim rukun dalam bertetangga serta bersosialisasi.

”Di sini rukun saja. Umpama pas hari besar seperti Natal atau Idul Fitri, saling bantu, silaturahmi, dan menghormati satu sama lain. Sangat kuat ikatan kekeluargaan,” ucapnya.

Indahnya toleransi, Slamet pribadi mengalaminya sejak kecil. Ia terlahir di keluarga dengan ekonomi kekurangan, keadaan sangat susah. Ia sering dibantu tetangga yang muslim dan non muslim.

”Saya dulu susah. Jadi, ikut orang (tetangga) sana atau orang sini. Selain Mbah Saijan yang mengasuh saya waktu itu, ada tetangganya orang Nasrani yang juga ikut membantu,” kenangnya.

Berangkat dari itulah, ia ingin mengimplementasikan sikap toleransi yang sudah pernah dialaminya itu. Satu di antaranya yaitu membantu orang tanpa melihat latar belakang.

Tentang namanya yang membuatnya dipanggil Pak Yesus, Slamet Hari Natal mengatakan tidak ada perasaan menyesal. Menurutnya, nama itu adalah yang terbaik yang sudah diberikan orang tuanya, Ngatinah dan Samsuri, kepadanya.

”Itu nama Slamet Hari Natal sudah pemberian nama terbaik dari ibu saya. Dan itu membawa berkah bagi saya sendiri dan keluarga sampai sekarang,” ujarnya. Ia tersenyum sembari menunjukkan kartu tanda penduduk dan surat izin mengemudi. Memang di sana di kolom nama, tertulis: SLAMET HARI NATAL.

Slamet Hari Natal
Pak Yesus memperlihatkan fotonya bersama Bupati Malang, Rendra Kresna

Sejarah Nama Slamet Hari Natal
Pak Yesus berkisah, nama Slamet Hari Natal adalah saran bidan yang membantu kelahirannya. Alasannya hanya agar mudah diingat karena dia lahir bertepatan perayaan Natal, 25 Desember 1962. Ia masih ingat nama bidan itu. Ibu Welas Asih atau Bu Kiskio.

”Bu Kis itu yang kasih saran ke Ibu saya. 'Bu, daripada sulit-sulit cari nama dan gampang diingat, kasih saja nama Selamat Hari Natal,” Slamet mengulang ucapan ibunya.

Ibunya menerima saran bidan tersebut. ”Berhubung kelahiran saya selamat dan normal, akhirnya menjadi nama Slamet Hari Natal.”

Artinya, Pak Yesus lahir dalam keadaan selamat, normal, tepat di hari Natal atau pada tanggal 25 Desember. Dan nama itupun tidak pernah digantinya hingga sekarang. ”Enggak ada keinginan mengganti nama. Seperti yang saya katakan tadi, itu sudah nama yang terbaik bagi saya dari ibu.”

Ia tak menyangka namanya menjadi viral, padahal berpuluh tahun tetangganya sudah biasa dengan namanya tersebut. ”Enggak menyangka akan viral. Tapi, ya inilah bentuk berkah tadi. Akhirnya, bisa ketemu dengan Mas ini.” Ia tersenyum kepada wartawan Tagar.

Namanya viral dan banyak orang menjadi kepo, ingin mengetahui kebenaran namanya tersebut. Pada akhirnya, nyaris setiap hari ada yang mencari dirinya, tak terkecuali para wartawan lokal dan nasional yang ingin mewawancarainya.

Slamet Hari Natal
KTP elektronik atas nama Slamet Hari Natal

Namanya membawa banyak berkah, termasuk membuatnya bisa bertemu langsung dengan Bupati Malang pada 2017.

”Saya dulu juga bisa ketemu langsung dengan Bupati Malang karena ia penasaran dan baru tahu waktu itu tentang nama saya. Sekitar tahun 2017-an, setelah saya datang dari Jakarta,” ujarnya sambil menunjukkan fotonya dengan Bupati Malang, Rendra Kresna.

Tak hanya itu, beberapa kali rumahnya yang beralamat di Jalan Sangadi RT 24 RW 08, Dusun Wates, Desa Wonomulyo, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang juga kerapkali didatangi polisi dan tentara. Tujuannya sama, yaitu ingin mengetahui kebenaran namanya tersebut.

”Sudah ada beberapa yang ke sini. Dari Polres dan Koramil datang dan tanya kebenaran itu. Pada intinya saya senang dan bersyukur. Berkat nama ini bisa bertemu banyak orang yang akhirnya bisa menambah teman dan dulur (saudara),” tuturnya.

Menjadi terkenal tidak membuatnya mengubah rutinitas. Ia tetap bersosialisasi dengan warga lingkungan rumahnya. Ia tidak berubah. ”Kalau ada kegiatan di masjid ya ikut. Dulu juga sering azan di musala, tapi sekarang sudah jarang karena sering di berada di luar kota,” ucapnya dengan gelak tawa.

Setiap hari ia menjalani profesi sebagai sopir angkut barang. Khusus Rabu dan Kamis, ia secara sukarela mengangkut sampah di sekitar desanya. ”Mengangkut sampah bukan pekerjaan bagi saya. Itu bentuk sosial dan keprihatinan saya kepada alam. Dan saya tidak digaji untuk itu.”

Dijuluki Yesus Sejak SMP
Pak Yesus, begitulah orang sekitar atau tetangga memanggil dirinya. Tak terkecuali para tokoh agama seperti ustaz. Bahkan, nama itu sering tertulis dalam surat undangan yang ditujukan kepadanya. ”Ini ada yang Pak Yesus, Pak Slamet Natal, dan Pak Slamet Londo. Panggilan itu sudah lumrah di sini dan saya sendiri enggah risih. Sudah biasa bagi saya.” Ia menunjukkan setumpuk surat undangan.

Ia mendapatkan penggilan Yesus sejak duduk di bangku sekolah menengah pertama di Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang. Waktu itu ia dipanggil Yesus oleh temannya, karena saking banyak nama Slamet di kelasnya. ”Awalnya dipanggil Natal. Tapi, mungkin karena kurang pas atau sreg. Apalagi, kalau Natal identik dengan nama Yesus. Jadinya mereka banyak yang memanggil nama itu dan bertahan sampai sekarang ini."

Menurut Pak Yesus, panggilan itu tidak bermaksud mengejek dirinya atau agama lain. Semata panggilan untuk membedakan dirinya dari teman yang sama-sama punya nama Slamet pada zaman sekolah. Kalau kemudian tetangganya juga banyak yang memanggilnya demikian, juga tidak bermaksud mem-bully. ”Niatnya bukan itu (menghina). Di sini sudah lumrah seperti itu, memberikan julukan. Banyak yang dipanggil bukan dengan nama asli."

Karena itulah, ia dan keluarga tidak merasa terganggu dengan julukan yang disematkan kepadanya itu. ”Sudah saya anggap biasa tetangga memanggil dengan julukan itu. Malah, Ustaz di Belung (sebuah desa di Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang) juga begitu. Memanggil saya Yesus.”

Cerita Unik di Balik Namanya
Memiliki nama unik, banyak momen mengesankan dialami Slamet Hari Natal. Bukan hanya dirinya, hal serupa juga dialami istri dan anak-anaknya. Seperti dialami anak ketiganya, Guruh Tedi Prasetyo Susanto, berprofesi tentara dimarahi komandannya karena dipikir guyon saat ditanya siapa nama orang tuanya.

”Kamu ditanya, kok malah guyon,” Pak Yesus menirukan ucapan komandan anaknya. Akhirnya setelah diperlihatkan KTP orang tua, sang komandan pun percaya sambil tersenyum. Waktu itu anaknya sedang dinas di Kalimantan. Sekarang lagi menempuh pendidikan lanjutan di Jakarta.

Pak Yesus menoleh sekilas sambil tersenyum pada foto anaknya itu yang terpajang di dinding.

Momen lucu berikutnya saat ia mengurus KTP dan SIM. Petugas yang melayaninya menunjukkan wajah heran, penuh tanda tanya. Bahkan ia harus menunggu berjam-jam karena namanya. ”Kalau yang lain bisa sebentar, saya lama. Bukan dipersulit, tapi ditanya-tanya perihal nama saya. Malah kadang diminta foto bersama.”

Hal serupa dialami istrinya, Setyowati. Suatu hari istrinya memeriksakan dirinya ke dokter. Saat ia memperlihatkan KTP suami untuk dicatat, dokter tidak percaya dengan nama suaminya yang bertolak belakang dengan agamanya.

”Ini benar namanya, Bu? Iki jenenge Hari Natal kok agamane Islam (namanya Hari Natal kok agamanya Islam),” Setyowati menirukan ucapan dokter kala itu.

Di dalam keluarga besar, nama Slamet Hari Natal tidak menjadi persoalan. Begitu pula keluarga Setyowati, tidak mempermasalahkannya. Karena kepada Setyowati sejak awal, Ngatinah ibunda Pak Yesus telah menceritakan asal-usul nama Slamet Hari Natal. ”Malah, cucu yang sering tanya karena mbahnya sering masuk tivi (televisi). 'Mbah masuk tivi ya. Hebat, mbah sudah jadi artis sekarang'.”

Pengalaman unik lain, Pak Yesus akhirnya bertemu anak bidan yang membantu kelahirannya. Anak bidan itu bernama Wiwik. Suatu hari Pak Yesus menambal ban truk, seorang perempuan bertanya kepadanya siapa namanya. Basa-basi biasa sebenarnya. Sering terjadi pada banyak orang. Yang membuat tidak biasa, sang penanya adalah Wiwik. Pak Yesus memanggilnya Hajah Wiwik.

”Saya kan sering lewat depan rumahnya, menembel ban di sana. Nah, saya ditanya nama dan alamat," kata Pak Yesus.

Ia menjawab namanya Slamet dari Dusun Wates. Mendengar jawaban itu, Wiwik mengungkapkan cerita ibunya. Suatu hari pada masa yang lampau, ibunya yang adalah bidan tadi, berkata bahwa ia satu saat akan bertemu saudara bernama Slamet Hari Natal.

”Saya pun kaget dan mengatakan saya yang dimaksud tersebut. Sejak saat itu kami akrab seperti saudara dekat. Tapi sekarang Hajah Wiwik sudah meninggal, tahun kemarin,” cerita Pak Yesus.

Saat ini, Pak Yesus menempati rumah sederhananya. Ia memiliki tiga anak, yakni Arif Wendi Yunianto Frediansyah, Nova Dewi Nur Ayomi Ayu, dan Guruh Tedy Prasetyo Susanto. Semua anaknya sudah berkeluarga. ”Dulu saya di seberang jalan sana rumah saya. Kemudian pindah ke sini dengan beli tanah dan bisa menyekolahkan anak dari hasil pekerjaan sopir itu tadi. Anak ketiga saat ini jadi prajurit TNI angkatan darat.”

Pak Yesus tak putus mengucap syukur. Namanya membuatnya banyak saudara dari berbagai kalangan yang berdatangan ke rumahnya.

Monday, December 16, 2019

Ini Syarat Mudah Mendapatkan Kartu Pra Kerja Berisi Saldo Rp. 7,6 Juta

Presiden Joko Widodo (Jokowi) memastikan akan membagikan kartu Pra Kerja kepada masyarakat pada triwulan pertama 2020 yaitu bulan Maret 2020.

Kartu Pra Kerja yang dicetak secara digital itu nantinya berisi saldo sekitar Rp 3.650.000 sampai Rp 7.650.000. Lalu, siapa saja yang berhak mendapatkan kartu Pra Kerja ini?

Kartu Pra Kerja
Kartu Pra Kerja

Menurut Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko-PMK), Muhadjir Effendy kartu Pra Kerja ini akan di dibagikan kepada para pengantin baru yang masuk kategori miskin, yang mana Kartu Pra Kerja kepada para pengantin baru ini masuk ke dalam program sertifikasi nikah.

Setelah calon pengantin menyelesaikan bimbingan nikah selama 3 bulan, mereka yang tidak mempunyai sumber penghasilan diperkenankan mengikuti pelatihan lanjutan alias pra kerja.

“Jadi Kartu Pra Kerja ini bukan kartu yang dibagikan kepada para penganggur. Uang (yang ada di dalam kartu) itu digunakan untuk membiayai program pelatihan yang diambil oleh para pencari kerja atau yang terkena PHK dan ingin mendapatkan pekerjaan baru,” ujar Muhadjir,

Selain pelatihan pra kerja, pengantin baru yang memilih membuka usaha sendiri ketimbang bekerja juga dimudahkan untuk memperoleh kredit usaha rakyat (KUR).

Proses pemberian KUR ini, akan terhubung dengan Kementerian Koperasi dan UMKM. “Jadi nanti untuk mereka yang bergerak di dunia usaha, dalam rancangannya itu diarahkan agar yang bersangkutan bisa mendapatkan akses KUR. Karena itu hal ini juga melibatkan Kementerian Koperasi dan UMKM,” ujarnya.

Cara Mendapatkan Kartu Pra Kerja
Cara mendapatkan Kartu Pra Kerja

Muhadjir menyebut pemberian Kartu Pra Kerja kepada para pengantin baru ini akan direalisasikan Maret 2020. Hingga kini, jelasnya, rancangan perihal Kartu Pra Kerja sedang digodok. “Kalau permintaan Pak Presiden, Maret ini sudah bisa dilaksanakan,” tutupnya.

Habiskan Rp 10 triliun
Adapun besar biaya yang digelontorkan pemerintah untuk mendukung Program Kartu Pra Kerja adalah sebesar Rp 10 triliun..

Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziah saat rapat bersama Komisi IX DPR di Gedung DPR, Jakarta, pada Rabu 20 November 2019 lalu, menjelaskan, biaya tersebut termasuk untuk pelatihan dengan perkiraan biaya sebesar Rp 3 juta hingga Rp 7 juta per orang.

Kemudian, dana tersebut juga dialokasikan untuk membiayai sertifikasi dengan estimasi biaya tertinggi Rp 900.000.

Lalu ada insentif pasca-pelatihan sebesar Rp 500.000, dan terakhir biaya pengisian survei yang dilakukan tiga kali dan diberikan insentif sebesar Rp 50.000. "Sehingga total manfaat per peserta Rp 3.650.000 hingga Rp 7.650.000," kata Ida.

Total anggaran sekitar Rp 10 triliun tersebut nantinya akan diperuntukkan bagi 2 juta peserta.

Saat ini payung hukum soal Kartu Pra Kerja ini masih dalam proses finalisasi dan semua di bawah kordinasi Kementerian Koordinator Perekonomian.

"Prosesnya di mana? Saya kira prosesnya sekarang sedang disiapkan landasan hukum perpresnya, draf perpres sedang disusun kelembagaan yang dikoordinasikan Menko Perekonomian," ucap Ida.

Nantinya Kemenaker akan menyediakan sistem informasi keternagakerjaan terpadu yang siap terintegrasi dengan program kartu Pra Kerja digital maupun reguler.

Anda berminat?
(Kompas, Tribun News)

Tuesday, December 10, 2019

Kisah Pilu Selebgram Eks Indonesian Idol Yang Jadi Korban Kekejaman "Princess" Garuda

"Gundik" ini disebut-sebut mempunyai rasa iri yang mendalam terhadap seorang pramugari yang juga sekaligus alumni ajang pencarian bakat penyanyi "Indonesian Idol".

Sosok pramugari cantik Puteri Novitasari Ramli tengah jadi sorotan. Akun Twitter digeeembok membongkar kelakuan Puteri yang disebut-sebut sebagai gundik atau selir dari eks Dirut Garuda yang menyelundupkan moge Harley Davidson, Ari Askhara.

Puteri Novitasari Ramli


Puteri disebut-sebut "sakti" karena bisa mempengaruhi Ari. Diantaranya membuat penerbangan Amsterdam jadi delay hingga sengaja ditempatkan di base Makassar dan disebut-sebut sebagai "penguasa".

Rupanya selama bertugas di Makassar, Puteri digambarkan sebagai sosok yang bisa membuat pramugari lainnya menderita. Akun Twitter digeeembok membongkar kelakuan Puteri hingga pramugari cantik bernama Sisi Asih ini akhirnya di-non job-kan.

Skandal Seks Dirut Garuda Indonesia


"Asih gak akrab sama sigundik, cuma kenal muka doang krn hormatin senior lah. Ceritanya gini... Asih baru2 saja dipindahkan ke Base Makaasar. Pada tahu dong digundik adalah penguasa Makassar. Tiba2 Asih langsung di grounded alasannya kasus media sosial. Asih digrounded GARA2 STATUS DISOSMED. Heloooowwwww udah ngarang habis. Sigundik kalah pamor sama si Asih. Asih tuh cantiknya natural, pinter, jago nyanyi. Asih gak perlu tanam benang di mukanya. Asih cukup tanam pohon kelor aja. Buat jauhin JIN," sindir akun Twitter tersebut. "KISAH SEBENARNYA....Sigundik takut kalah saing sama si Asih. Yah karena Makassar adalah kandang sigundik.Yah sigundik cari2 alesan biar menyingkirkan Asih. Dicari2lah alesan. Akhirnya ketemu distatus sosmed si Asih."

"Elo mau tahu status sosmed Asih yg bikin dia digrounded... STATUSNYA CUMA GINI...Asih upload foto perpisahan dgn keluarganya di bandara. Terus sigundik Puteri langsung capture dan laporin ke RONI "Germo" MIRSA. Gak pake lama Asih langsung digrounded," seru akun digeeembok. "Msh banyak sih yg dinonjobkan sigundik tap ayyi belom bisa konfirmasi si.

ang menarik Asih yang kini seorang selebgram itu juga sempat populer lantaran ikut ajang "Indonesian Idol" di 2011. Ia sempat tembus 50 besar karena suara emasnya namun lebih memilih fokus pada profesi sebagai pramugari.

"Pas masuk 50 besar, saya mundur karena bentrok dengan jadwal terbang," seru Asih. "Paling kadang nyanyi kalau ada tawaran."

Kini sosok Asih kembali disorot semenjak dikabarkan menjadi salah satu korban dari Puteri. Lewat Instagram, Asih juga seolah melontarkan sindiran buat pihak yang sudah menjatuhkan dirinya.

Skandal Seks Dirut Garuda Indonesia


"Pura-pura tidak tahu, nyaris menjadi kebiasaan yang mendarah daging ketika seorang manusia punya kepentingan, keegoisan, dan mencari keuntungan. Walaupun mengorbankan banyak orang ? Mereka tidak perduli. Mungkin tidak akan pernah ambil peduli. Banyak orang yang dirugikan ? Yang penting mereka tidak rugi. Percayalah, roda kehidupan berputar sangat cepat. Cepat atau lambat, semua akan melihat.Apapun akan dilakukan untuk merubah kebusukan menjadi seputih mutiara. Mari kita lihat, dan biarkan SEMESTA BERBICARA," kata Asih.

Sejumlah pihak memuji Asih cantik alami dan bersuara emas. Ia juga disebut lebih menawan ketimbang Puteri.

"Pantesan si gundik kalang kabut liat si mba'e inih,,,cantik'y jauh bgt," kata netter. "Mbak Asih cantiknya asli bukan kaleng2 ya. Kalau yg onoh lebih kaleng2 daripada banci kaleng," seru netter.

Berdasarkan info terakhir yang kami dapat, sejak mencuatnya kasus ini yang berakibat dipecatnya Sang Dirut oleh Menteri BUMN Erick Thohir, para awak kabin merasa bahagia dan bersyukur karena mereka merasa terbebas dari tekanan mental yang membelenggu.

Monday, December 2, 2019

Penyebab ISIS Menyatakan Perang Melawan Hamas Palestina di Jalur Gaza

Kelompok radikal Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) menyampaikan sebuah pernyataan yang mengejutkan. Mereka mendeklarasikan perang terhadap faksi Palestina, Hamas, di Jalur Gaza. Deklarasi itu dibarengi dengan eksekusi keji kepada salah satu mantan anggota mereka yang dianggap berkhianat.

ISIS vs Hamas
ISIS memamerkan para tawanannya untuk dieksekusi

ISIS yang berbasis di Semenanjung Sinai menuduh Hamas sengaja menyelundupkan senjata kepada lawan mereka. "Hamas juga telah memerangi anggota kami di Gaza, dan menghalangi perpindahan mereka dari Gaza ke Sinai," kata tokoh ISIS di Sinai, Abu Kazem al-Maqdisi.

Maqdisi merupakan seorang tokoh ISIS yang berasal dari Gaza. Maqdisi melanjutkan, dia menyerukan setiap anggota ISIS untuk menyerang markas Hamas maupun gedung pengadilan mereka di Gaza yang dianggap sebagai "pilar tirani".

Deklarasi kemudian dilanjutkan dengan menembak mati mantan anggota ISIS bernama Musa Abu Zamat. "Dia berkhianat dengan menyelundupkan senjata kepada Brigade Al Qassam (sayap militer Hamas)," kata Maqdisi.

Adapun terkait isu dan tuduhan ini, Hamas menyanggah laporan tersebut melalui juru bicaranya, Salah Bardawil. "Video itu sudah jelas merupakan produk Israel yang berusaha memutarbalikkan keadaan yang sebenarnya," ungkap Bardawil di Twitter.

Sumber: Kompas