Dunia penerbangan di Timur Tengah dihebohkan oleh skandal pramugari sebuah maskapai penerbangan yang dirilis oleh sebuah media Inggris, Daily Mail.
Dalam laporannya, Daily Mail merilis sebuah hasil penyelidikan yang menghebohkan dimana pramugari salah satu maskapai penerbangan di Timur Tengah mendapatkan "penghasilan tambahan" yang fantastis dalam dinasnya yaitu sebesar US$ 1 juta (atau sekitar Rp 14,6 miliar) dengan memberikan layanan pemuas birahi bagi penumpang di toilet pesawat.
Namun banyak yang menganggap bahwa berita ini adalah sebuah hoax karena situs asli yang menjadi sumber beritanya, yaitu kantor berita Sada mengaku tidak pernah membuat laporan jurnalisme mengenai hal ini.
Adapun berita sensasional ini berpusat kepada seorang pramugari berkebangsaan Thailand (yang identitasnya tidak dipublikasikan) yang bekerja di sebuah maskapai Arab. Pramugari ini dilaporkan meraih penghasilan tambahan sebesar US$ 1 juta selama 2 tahun berdinas sebagai pramugari dari kerja sampingannya dengan melayani hasrat birahi para penumpang di toilet pesawat.
Pramugari tersebut mengaku bahwa dia melakukan perbuatan tak pantas dengan banyak penumpang selama penerbangan. Ia pun mengakui bahwa lebih suka berdinas dalam penerbangan jarak jauh antar negara dan antar benua karena memberinya peluang yang lebih besar untuk mendapatkan "penghasilan tambahan" dalam jumlah besar, demikian tulis Daily Mail mengutip situs Sada.
Alhasil, sang perbuatan sang pramugari yang selama 2 tahun itu tertutup rapi pun akhirnya terbongkar, yang mengakibatkan yang bersangkutan dipecat secara tidak hormat dan dideportasi. Pemberitaan ini pun juga turut dilaporkan oleh banyak media Timur Tengah, salah satunya adalah situs berita terkemuka, Al Arabiya pada Jumat 2 Oktober 2015 lalu.
Sebenarnya, 10 hari sebelum Daily Mail merilis berita menghebohkan pada 30 September 2015 ini, berita ini sudah terlebih dahulu diangkat oleh media Arab lain yaitu, Rai al Yawm. Bahkan Rai al Yawm pun secara terang-terangan mengatakan bahwa pramugari tersebut bekerja di maskapai penerbangan asal Bahrain, Gulf Air lengkap dengan tarif layanan "kenikmatan" dari sang pramugari yaitu US$ 2.000 (sekitar Rp 30 juta) untuk setiap penumpang yang menggunakan jasanya.
Bukan cuma sampai disitu saja, sang pramugari "nakal" tersebut mengakui bahwa dirinya sudah lebih dari 500 kali memberikan layanan "eksklusif" kepada penumpang dalam waktu 2 tahun.
Setelah diteliti, Sada adalah sebuah situs berbahasa Arab yang berbasis di Sudan dan memuat berita-berita dari berbagai kawasan. Para netizen banyak yang berkomentar bahwa situs ini menghapus artikel pemberitaannya yang menghebohkan tersebut demi menghindari gugatan hukum dari maskapai penerbangan tempat sang pramugari asal Thailand tersebut bekerja.
Hingga saat ini, dilaporkan Gulf Air tidak pernah memberikan klarifikasi mengenai kasus skandal yang mencoreng citra mereka ini walaupun banyak media menanyakannya melalui jalur resmi.
Sudah rahasia umum di berbagai negara (siapapun tahu) bahwa banyak pramugari yang "menyimpang" dengan bekerja sampingan dalam bidang "plus-plus". Menurut Antoine Michelat, co-founder Jetcost.co.uk, situs yang menganalisis mengenai berbagai aspek dalam bisnis penerbangan, pramugari memang memiliki pesona tersendiri di mata para penumpang pesawat dan mereka memang menyadari hal tersebut. Sehingga mendorong mereka untuk mengambil keuntungan dari statusnya dengan melakukan "praktek menyimpang".
(Daily Mail, Al Arabiya)
Dalam laporannya, Daily Mail merilis sebuah hasil penyelidikan yang menghebohkan dimana pramugari salah satu maskapai penerbangan di Timur Tengah mendapatkan "penghasilan tambahan" yang fantastis dalam dinasnya yaitu sebesar US$ 1 juta (atau sekitar Rp 14,6 miliar) dengan memberikan layanan pemuas birahi bagi penumpang di toilet pesawat.
Namun banyak yang menganggap bahwa berita ini adalah sebuah hoax karena situs asli yang menjadi sumber beritanya, yaitu kantor berita Sada mengaku tidak pernah membuat laporan jurnalisme mengenai hal ini.
Adapun berita sensasional ini berpusat kepada seorang pramugari berkebangsaan Thailand (yang identitasnya tidak dipublikasikan) yang bekerja di sebuah maskapai Arab. Pramugari ini dilaporkan meraih penghasilan tambahan sebesar US$ 1 juta selama 2 tahun berdinas sebagai pramugari dari kerja sampingannya dengan melayani hasrat birahi para penumpang di toilet pesawat.
Pramugari tersebut mengaku bahwa dia melakukan perbuatan tak pantas dengan banyak penumpang selama penerbangan. Ia pun mengakui bahwa lebih suka berdinas dalam penerbangan jarak jauh antar negara dan antar benua karena memberinya peluang yang lebih besar untuk mendapatkan "penghasilan tambahan" dalam jumlah besar, demikian tulis Daily Mail mengutip situs Sada.
Alhasil, sang perbuatan sang pramugari yang selama 2 tahun itu tertutup rapi pun akhirnya terbongkar, yang mengakibatkan yang bersangkutan dipecat secara tidak hormat dan dideportasi. Pemberitaan ini pun juga turut dilaporkan oleh banyak media Timur Tengah, salah satunya adalah situs berita terkemuka, Al Arabiya pada Jumat 2 Oktober 2015 lalu.
Sebenarnya, 10 hari sebelum Daily Mail merilis berita menghebohkan pada 30 September 2015 ini, berita ini sudah terlebih dahulu diangkat oleh media Arab lain yaitu, Rai al Yawm. Bahkan Rai al Yawm pun secara terang-terangan mengatakan bahwa pramugari tersebut bekerja di maskapai penerbangan asal Bahrain, Gulf Air lengkap dengan tarif layanan "kenikmatan" dari sang pramugari yaitu US$ 2.000 (sekitar Rp 30 juta) untuk setiap penumpang yang menggunakan jasanya.
Ilustrasi: Pramugari Gulf Air |
Bukan cuma sampai disitu saja, sang pramugari "nakal" tersebut mengakui bahwa dirinya sudah lebih dari 500 kali memberikan layanan "eksklusif" kepada penumpang dalam waktu 2 tahun.
Setelah diteliti, Sada adalah sebuah situs berbahasa Arab yang berbasis di Sudan dan memuat berita-berita dari berbagai kawasan. Para netizen banyak yang berkomentar bahwa situs ini menghapus artikel pemberitaannya yang menghebohkan tersebut demi menghindari gugatan hukum dari maskapai penerbangan tempat sang pramugari asal Thailand tersebut bekerja.
Hingga saat ini, dilaporkan Gulf Air tidak pernah memberikan klarifikasi mengenai kasus skandal yang mencoreng citra mereka ini walaupun banyak media menanyakannya melalui jalur resmi.
Sudah rahasia umum di berbagai negara (siapapun tahu) bahwa banyak pramugari yang "menyimpang" dengan bekerja sampingan dalam bidang "plus-plus". Menurut Antoine Michelat, co-founder Jetcost.co.uk, situs yang menganalisis mengenai berbagai aspek dalam bisnis penerbangan, pramugari memang memiliki pesona tersendiri di mata para penumpang pesawat dan mereka memang menyadari hal tersebut. Sehingga mendorong mereka untuk mengambil keuntungan dari statusnya dengan melakukan "praktek menyimpang".
(Daily Mail, Al Arabiya)
No comments:
Post a Comment