Saturday, July 30, 2016

Inikah Alasan Sesungguhnya Pencopotan Rizal Ramli?

Pasca reshuffle kabinet oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) baru-baru ini, salah satu pertanyaan mendasar yang diapungkan berbagai kalangan adalah mengapa Rizal Ramli dicopot dari posisinya sebagai Menko Maritim?

Dan bersorak-sorailah kaum hore-hore mengatakan bahwa inilah kemenangan Jokowi yang membela pengembang dalam kasus reklamasi. Rizal Ramli pada kasus ini sempat bersinggungan dengan Ahok. Rizal Ramli pun menjadi pahlawan sejati yang tersingkir karena "membela yang benar".

Sebenarnya, Rizal Ramli dan Luhut itu punya banyak kesamaan pandangan. Mereka akrab, bahkan - seperti kata Rizal Ramli, mereka sudah seperti kakak adik. Jadi, penggantian Rizal Ramli sebagai Menko Maritim bukan karena Luhut dapat tugas menyelamatkan Ahok atau pengembang dalam kasus reklamasi.

Alasan Pencopotan Rizal Ramli
Rizal Ramli

Mari kita bedah dan telaah topik ini.

Beratnya tugas Menko Maritim ini berkaitan dengan cita-cita Presiden Jokowi untuk menjadikan Indonesia sebagai negara poros maritim dunia, sama seperti cita-cita Soekarno (Presiden RI pertama) yang ingin menjadikan negara Indonesia sebagai bahari. Ppengertian “poros maritim” berarti bahwa kelautan harus menjadi sentral kehidupan ekonomi dan pusat produksi utama.

Meskipun negara kita dikelilingi lautan, tapi sektor laut sama sekali tidak menjadi penghasilan sebagian besar masyarakat yang menggantungkan hidupnya di darat. Padahal ketika potensi laut dikembangkan, maka tidak ada rakyat Indonesia yang kehilangan pekerjaan, karena lapangan kerjanya luas sekali. Masak kita harus selalu menjadi buruh di negeri sendiri?

Inilah yang tidak mampu diemban oleh 2 pejabat sebelumnya. Mereka bukan orang visioner tetapi lebih bersifat kepada teknis. Jokowi membutuhkan seorang visioner untuk mewujudkan cita2 ini.

Dan Luhut Panjaitan bisa dibilang orang yang tepat...

Kombinasi gaya militer dan tangan dingin bisnisnya terbukti mampu membangun perusahaan besar PT Toba Sejahtera yang nilai asetnya triliunan. Ia sangat diharapkan Jokowi untuk mampu menjadikan Indonesia sebagai negara maritim sebelum menjadi poros dunia.

Selain itu, ia juga sangat mengerti lapangan. Ia bukan orang yang sibuk dengan teori yang bikin berbi pecah kepalanya, tapi ia turun dan menyederhanakan semua masalah sehingga terlihat solusinya. Ia bisa berkoordinasi dengan TNI dalam masalah lahan untuk pembangunan bandara dan pelabuhan.

Sikap militer Luhut diperlukan sebagai benteng terhadap agresi China di perairan Natuna. Beda tekanan kalau yang gertak mantan Jenderal dan ekonom. Tugas beratnya lagi ia harus mengembangkan Natuna sebagai tempat pengembangan bisnis perikanan.

Dan Luhut adalah orang kepercayaan yang tepat bagi Jokowi untuk itu.

Jadi masalah pergantian Luhut dari Rizal Ramli di posisi Menko jauh lebih besar daripada sekedar masalah reklamasi yang hanya berupa satu masalah saja.

Lagipula Luhut orangnya tidak “berisik”. Ia bekerja dengan tangan, bukan dengan mulut. Tidak sibuk mencari perhatian media sekedar bicara bahwa ia membatalkan reklamasi. Tidak sibuk mencitra-citrakan dirinya sebagai seorang pahlawan tanpa perduli ekses negatif berupa tuntutan hukum yang akan menghantam.

Aduh, pasti catatan ini akan merusak mimpi indah kaum hore-hore dari kubu sebelah yang sudah semangat bahwa pergantian Menko Maritim ini adalah hasil dari tekanan pengembang atas masalah reklamasi.

Sungguh menarik melihat Jokowi menempatkan menteri-menterinya dalam barisan bidak. Ia sedang mencari orang yang tepat untuk ditempatkan pada kotak yang tepat. Dan satu kunci yang harus dihadapi oleh para menterinya, mereka harus visioner, berpandangan jauh ke depan.


Kalau hanya masalah teknis, siapapun pasti bisa. Inilah yang terjadi kenapa banyak orang-orang yang dikenal "baik" tapi harus diberhentikan dari tugasnya. Mereka tidak mempunyai visi yang diinginkan Jokowi. Visi yang besar bagaimana Indonesia dalam 10 tahun ke depan.

Fakta-fakta Tersembunyi Freddy Budiman Yang (Sebelumnya) Berkali-kali Lolos Dari Hukuman Mati

Nama Freddy Budiman akhir-akhir ini menjadi santer dibicarakan. Ia bukan pesohor, namun namanya amat terkenal bagaikan seorang artis papan atas.

Freddy Budiman menjadi terkenal karena kasus narkoba kelas kakap. Ia adalah raja mafia narkoba. Sosoknya ini menjadi fenomenal karena menjadi terpidana mati dan telah dieksekusi mati pada Kamis 28 Juli 2016 dinihari di Nusakambangan.

Namanya menjadi sebuah fenomena sekaligus legenda dalam dunia peredaran narkoba karena walau dia sudah divonis bersalah dan dijatuhi hukuman mati, ia masih bisa mengendalikan bisnis haramnya yang telah menggurita dari dalam penjara.

Ia sempat lolos dalam kasus narkoba sebelumnya dan bisa bebas berkeliaran dan menghirup udara bebas. Namun tak lama kemudian ia kembali masuk penjara karena kasus yang sama lagi.

Lebih gilanya lagi, ia bahkan masih hidup hingga dieksekusi pada Kamis lalu, walaupun ia sudah mendapatkan vonis hukuman mati sebanyak dua kali, Ada banyak cerita menarik pada hari-hari menjelang sang raja narkoba ini dieksekusi mati. Salah satunya adalah ia kini sudah bertobat dan memohon pengampunan kepada Presiden agar tidak dihukum mati.

Freddy Budiman Tobat
Freddy Budiman kala membacakan surat pertobatannya dalam sidang Kamis 26 Mei 2016

Ia menyampaikan hal tersebut pada sidang Kamis 26 Mei 2016 dengan mengenakan baju gamis dan berkopiah. Ia beralasan pertobatannya adalah karena anak dan istrinya. "Saya masih ingin melihat anak dan istri saya," ujarnya kala itu.

Berikut ini adalah fakta-fakta mengenai Freddy Budiman yang tidak banyak diketahui masyarakat:

1. Sebelum menjadi gembong mafia narkoba, Freddy Budiman sempat menjadi bos para copet di Surabaya. Namanya amat terkenal dan disegani oleh para pencopet di ibukota Jawa Timur ini.

2. Karena berkeyakinan akan kembali lolos dari hukuman mati, ia tetap bisa menjalankan bisnis narkobanya di dalam penjara. Bahkan ia membuat pabrik narkoba sendiri di dalam penjara. Kekayaan yang dikumpulkannya dari bisnis haram ini pun tidak tanggung-tanggung, yaitu tak kurang dari Rp 70 miliar. Wow!

3. Pada tahun 2013, Freddy Budiman sempat melakukan penganiayaan dan melontarkan ancaman serta makian kepada juru kamera dan wartawan lainnya yang meliput kehadirannya di Jakarta untuk menyaksikan pemusnahan barang bukti dari kasus yang melibatkan dirinya,

4. Freddy Budiman kembali membuat heboh pada tahun 2015, karena ia mendapat keistimewaan di LP Nusakambangan. Ia menempati sel yang cukup besar seorang diri. Di "kamar"-nya ini ia bebas menonton televisi. Ia pun bebas menggunakan ponsel dari dalam penjara tanpa mendapatkan gangguan.

5. Bukan cuma dikenal sebagai raja narkoba, Freddy Budiman juga dikenal sebagai playboy kelas kakap. Ia pernah memacari para model cantik bertubuh seksi seperti Anggita Sari dan Vanny Rossyane.

Anggita Sari (foto: www.popular-world.com)

Vanny Rossyane (foto: www.sidomi.com)

6. Selama berada dalam penjara, kabarnya Freddy Budiman banyak mempelajari agama Islam hingga akhirnya memutuskan menjadi mualaf dan rajin belajar mengaji.

Bagaimana menurut pendapat Anda?

Friday, July 29, 2016

Ini Kabar Terbaru Zarima Mirafsur, Sang Ratu Ekstasi Legendaris

Masih ingat dengan Zarima Mirafsur? Namanya pasti familiar di mata para penikmat berita kriminalitas dan narkoba. Dalam dunia "per-narkoba-an", sosok Zarima merupakan sosok legendaris. Ia mendapat julukan sebagai "Ratu Ekstasi".

Zarima Mirafsur, Sang Ratu Ekstasi
Zarima Mirafsur, Ratu Ekstasi legendaris

Wanita cantik kelahiran 3 Desember 1974 ini ditangkap polisi karena kasus narkoba pertama kali pada Agustus 1996 karena kedapatan memiliki 29.667 butir ekstasi. Sebuah 

Zarima sempat kabur ke Houston, Amerika Serikat (AS) padahal saat itu dia tengah ditahan polisi. Namun, ia akhirnya berhasil ditangkap Polri bekerja sama dengan Federal Bureau of Investigation (FBI) dan Badan Anti-narkotika AS (DEA), di sebuah pasar swalayan di Houston.

Di AS, Zarima diajukan ke pengadilan karena pemalsuan dokumen yang membawanya menjadi narapidana penjara Liberty County Jail di bawah pengawasan US Immigration Naturalition Service, Texas.

Setelah masa hukumannya di AS, Zarima dideportasi ke Indonesia untuk menjalani pengadilan atas kasus narkobanya. Zarima akhirnya diputus bersalah oleh pengadilan dan harus menjalani hukuman penjara.

Zarima kembali terjerat kasus narkoba pada tahun 2000. Akibatnya, ia divonis 3 tahun penjara. Zarima bebas saat HUT RI ke-58 pada 17 Agustus 2003. 

Setelah bebas dari penjara, Zarima sempat beberapa kali berniat berkarir di dunia politik. Ia pernah berniat maju sebagai calon Bupati Kabupaten Karo, Sumatera Utara, dan calon anggota DPR RI. Namun sayangnya niatnya tidak kesampaian.

Kasus-kasus narkoba di Indonesia yang semakin marak membuat Zarima prihatin dan kembali "turun gunung". Kasus narkoba artis Raffi Ahmad pada tahun 2013 lalu membuat sosoknya kembali menjadi pemberitaan ketika ia mendatangi kantor BNN pada Jumat 1 Februari 2013.

Walau tak mengakui kedatangannya itu untuk menjenguk Raffi, Zarima mengajak Raffi menjalankan rehabilitasi di yayasan anti-narkoba yang dimilikinya.

"Kebetulan saya punya yayasan rehabilitasi jadi saya bekerjasama dengan BNN. Saya membantu para korban pengguna narkoba untuk kita sembuhkan di yayasan saya, kita usahakan untuk bisa direhab," ujar Zarima kala itu.

Zarima menilai perkara Raffi mirip dengan kasus narkoba yang menimpanya dulu. Pada saat itu, ekstasi belum bisa dijerat pasal karena belum tercantum dalam Undang-undang Narkotika.

"Kalau pengalaman saya kan sudah berlalu. Proses memang lama waktu itu, saya tinggal menunggu karena memang banyak tahapan-tahapan yang sudah dilalui. Memang tahapan proses yang harus dilalui memang memakan waktu dan sangat melelahkan," ujar Zarima.

Saat ini, Zarima mengaku lebih konsentrasi menyembuhkan para korban pecandu narkotika di yayasan yang dimilikinya. Dia juga mengaku sudah menjadi pengusaha sekarang.

"Saya berbeda. Saya sudah menjadi seorang pengusaha sekarang,"

Kini Zarima sudah mapan menjadi pengusaha pasir besi. Namun bisa dipastikan, apabila kasus puluhan ribu ekstasi yang membuatnya dijuluki "Ratu Ekstasi" terjadi pada masa pemerintahan Presiden Joko Widodo ini, bisa dipastikan nasibnya bakalan sama dengan terpidana mati yang juga bandar mafia narkoba, Freddy Budiman, dieksekusi mati pada dinihari 29 Juli 2016 di Nusakambangan.
(dari berbagai sumber)

Wednesday, July 27, 2016

Islam: Kalau Mayoritas Menindas, Kalau Minoritas Beringas?

Pada 22 Juli 2016 lalu terjadi aksi penembakan brutal oleh pemuda keturunan Iran di Muenchen, Jerman. Setelah melakukan aksi brutalnya, sang pelaku lantas menembak dirinya. Dalam peristiwa ini, ada 9 orang yang menjadi korban tewas.

Apabila ditelusuri dari latar belakang SARA sang pelaku, dengan segera kecurigaan diarahkan pada kelompok (teroris) Islam.

Akhir-akhir ini marak terjadi serangan teror di Jerman. Bahkan pada Senin lalu ada serangan dengan pisau kapak oleh pemuda Afghanistan yang melukai 5 orang penumpang kereta api di kota Wurzburg, Jerman.

Pertanyaannya: benarkah kasus-kasus ini adalah aksi brutal kelompok Islam?

Bisa ya, bisa tidak. Tapi, apapun jawaban akhirnya, saat ini yang jadi tertuduh adalah kelompok-kelompok Islam.

Bagi sebagian umat Islam, tuduhan serampangan semacam ini dianggap sebagai bukti kebencian terhadap Islam. Mereka akan berargumen bahwa seharusnya ada praduga tak bersalah sebelum tuduhan dilancarkan. Lebih jauh lagi, bagi kelompok-kelompok ini, tuduhan ini adalah bukti betapa Barat membenci Islam, mendiskriminasi Islam, memperlakukan Islam secara tidak adil, menstereotipkan Islam, dan bahkan ingin menghancurkan Islam.

Sebagai umat Muslim, tentu saja siapapun tidak akan pernah suka kalau Islam selalu dianggap sebagai sumber kebiadaban di dunia.

Namun, marilah kita juga bersikap adil. Kita juga tidak bisa tidak mengesampingkan fakta bahwa memang ada kelompok-kelompok pembenci Islam yang terus menyebarkan kebencian terhadap Islam, namun menganggap bahwa tumbuhnya ketakutan terhadap Islam di Barat itu lahir sebagai bagian dari konspirasi anti-Islam juga sangat berlebihan.

Salah satu sumber prasangka negatif terhadap Islam saat ini adalah perilaku umat Islam sendiri. Dan kita, di Indonesia, turut menyumbang bagi pembentukan citra tersebut.

Citra Islam di dunia non-Islam bisa dibilang buruk. Ada anggapan bahwa umat Islam  cenderung menindas kalau menjadi mayoritas, dan cenderung beringas (termasuk menyebarkan terror) ketika menjadi minoritas.

Melalui berbagai media, masyarakat dunia melihat bagaimana di negara-negara yang penduduknya mayoritas Islam, ada beragam penindasan terhadap kaum minoritas dan terhadap kaum yang dianggap tidak sejalan dengan arus utama Islam.

Contohnya bahkan tersebar luas. Yang terbaik tentu saja bagaimana yang terjadi di Arab Saudi, pembangunan gereja dan perayaan hari besar keagamaan non-Islam dipersulit atau bahkan dilarang sama sekali. Di Arab Saudi pula, kaum wanita dilarang aktif di ruang publik (tidak boleh mengemudi, tidak boleh terlibat aktif dalam kehidupan politik, dan sebagainya). 

Di negara seperti Pakistan dan Bangladesh, mereka yang berpindah agama bisa dibunuh atau diusir, kaum Syiah ditindas kaum Sunni. 

Di Malaysia, istilah ‘Allah’ tidak boleh digunakan oleh kalangan non-muslim. Di Indonesia, di berbagai tempat,  juga berlangsung pelarangan pembangunan gereja, penyerangan terhadap Syiah, penyerangan terhadap Ahmadiyah, penyerangan terhadap LGBT, pelarangan mengucapkan Selamat Natal, dan sebagainya. Contohnya bisa terus diperpanjang (sampai misalnya pewajiban jilbab bagi wanita), dan ini semua merupakan rangkaian ilustrasi yang menumbuhkan kesan bahwa ketika umat Islam menempati posisi mayoritas, umat Islam cenderung menindas kaum lemah.

Sebaliknya, ketika umat Islam menjadi minoritas, umat Islam itu terkesan cenderung menyerang kaum mayoritas, memusuhi kaum mayoritas, atau bahkan menumbuhkan terorisme.


Apa yang terjadi di Barat saat ini adalah contoh tentang terbangunnya citra buruk itu. Kaum muslim adalah kaum imigran. Di mata masyarakat Barat, Islam tumbuh di Barat karena kebaikan hati Barat. Di mata Barat, mayoritas umat Islam adalah kaum  imigran yang pindah ke Barat karena kesulitan hidup di tempat asal mereka atau karena berusaha mencari kehidupan yang lebih baik di dunia baru (ironisnya, dunia baru ini malahan sering dianggap sebagai kafir).

Sungguh celaka, kalangan imigran ini sekarang dianggap malah membuat masalah. Kaum muslim di Barat ini hidup secara terisolasi dalam kantong-kantong komunitas imigran yang cenderung eksklusif. Lebih parah lagi, masyarakat muslim ini memiliki pemuka-pemuka Islam yang terus menerus menyuarakan ayat-ayat Al Quran, hadits, dan sunnah yang dimanipulasi sedemikian rupa sehingga menyuburkan kebencian dan perlawanan terhadap Barat.

Di berbagai kota-kota besar di Eropa, hadir gerakan-gerakan masyarakat muslim yang secara kontinu dan terbuka menyuarakan semangat anti-demokrasi, kebencian terhadap peradaban Barat dan  seruan untuk menegakkan syariat. Ironisnya, kampanye anti Barat ini bisa mereka lakukan karena kebebasan berbicara adalah prinsip yang dihormati dalam sistem demokrasi Barat – yang mereka tentang itu.

Dari komunitas-komunitas minoritas semacam ini, lahir para pelaku kekerasan yang dengan semangat jihad berusaha menteror masyarakat Barat. Karena orang-orang ini tidak sanggup berhadapan dengan militer sesungguhnya, mereka dengan pengecut menembaki, membunuhi, membom komunitas-komunitas sipil. Bagi mereka, perilaku semacam ini adalah bagian dari perjuangan untuk menegakkan kebanaran dan melawan kemunkaran.

Apalagi dalam era dunia yang terbuka saat ini, mereka dengan mudah terhubung, belajar, bekerjasama dengan gerakan-gerakan bersenjata internasional yang berada di wilayah-wilayah konflik dunia Islam. Banyak pelaku teror adalah mereka yang sengaja belajar ke pusat-pusat terorisme, dan kemudian kembali untuk menyebarkan teror lebih jauh.

Pada titik ini, kita harus menekankan satu hal: kita memang jangan menganggap Islam identik dengan teorisme. Namun yang ingin disampaikan disini adalah, kalau terbangun ketakutan, kecurigaan dan salah paham tentang Islam di dunia, itu terjadi karena, antara lain, perilaku umat Islam sendiri. Jangan pertama-tama salahkan orang lain.

Karena itu, kalau umat Islam ingin dirinya dan ajaran yang diyakininya dihargai, umat Islam harus mengubah perilakunya.

Mari kita membicarakan soal Indonesia. Umat Islam Indonesia harus secara kolektif menghentikan dan mengecam segenap bentuk penindasan terhadap kaum minoritas atau pun terhadap kaum yang memiliki keyakinan berbeda dari arus utama.  Kalau kita masih terus membiarkan pelarangan gereja, pelarangan Ahmadiyah, penyerangan terhadap Syiah, penyerangan terhadap LGBT, dan semacamnya; kita pada dasarnya sedang mendukung terbentuknya citra Islam sebagai agama yang menindas.

Islam: Kalau Mayoritas Menindas, Kalau Minoritas Beringas?


Di sisi lain, umat Islam di Indonesia harus secara tegas mengecam dan tidak mendukung aksi teror yang dilakukan oleh kelompok-kelompok yang memanipulasi Islam di berbagai belahan dunia. Sungguh memprihatinkan, membaca komentar-komentar sebagian umat Islam yang memberikan pembenaran terhadap aksi teror di Nice, Istanbul, Orlando, Belgia, Norwegia, Saudi, Bangladesh, Baghdad, dan seterusnya.

Lazimnya, argumen yang dilontarkan untuk membela aksi teror itu adalah bahwa para teroris itu sebenarnya sekadar membalas kejahatan yang dilakukan Barat, atau bahwa aksi teror itu merupakan rekayasa yang dirancang Barat.

Kita tidak mengesampingkan fakta bahwa imperialisme Barat memang pernah dan terus terjadi dan saya tidak membantah bahwa kelompok-kelompok seperti ISIS bisa jadi pada awalnya dibina dan dikembangkan oleh pemerintah-pemerintah Barat. Tapi itu semua bukan alasan untuk tidak mengutuk aksi kekerasan yang secara jelas memang dilakukan dengan simbol-simbol Islam.

Argumen yang hendak disampaikan  disini dilandaskan pada satu asumsi: terbangunnya citra buruk Islam sebenarnya turut dibentuk oleh perilaku umat Islam sendiri. Karena itu kalau kita marah dengan imej buruk ini, jawabannya adalah, umat Islam harus mengubah perilakunya.

Segenap argumen yang ditulis disini ini tidak relevan kalau ada pihak yang menyatakan bahwa dunia memang membutuhkan citra Islam yang keras, beringas dan menindas. Kalau itu harapannya, tentu saja tidak perlu umat Islam mengubah perilakunya.
(Ade Armando/Madina Online)

Tuesday, July 26, 2016

CCTV Wanita Tewas Diterkam Harimau Karena Keluar Mobil Di Taman Safari Yang Jadi Viral

Di tempat-tempat umum, larangan dibuat demi kenyamanan dan keselamatan bersama dan bukannya untuk membatasi ruang gerak. Mengabaikan larangan maka berarti sama juga mengabaikan keselamatan.



Itulah yang dilakukan dan dialami oleh seorang wanita di China saat mengunjungi taman safari.

Wanita ini kehilangan nyawanya karena tidak mengindahkan larangan. Ia diterkam oleh harimau siberia yang menjadi koleksi di sebuah Taman Safari Badaling di Beijing, China. Taman Safari ini letaknya tidak jauh dari Tembok Besar China.

Tanpa basa-basi, harimau Siberia tersebut langsung menyerang wanita tersebut begitu sang wanita keluar dari mobilnya, sebuah hal yang dilarang keras di tempat wisata ini, pada Sabtu 23 Juli 2016, setelah bertengkar dengan teman seperjalanannya.

Dalam rekaman CCTV  sangat jelas terlihat wanita tersebut diseret oleh harimau Siberia yang memangsanya menjauh dari mobilnya. Kemudian seorang pria terekam keluar dari mobil tersebut untuk mencoba menolong wanita itu namun ia akhirnya kembali ke dalam mobil.

Lalu ada wanita kedua yang keluar dari dalam mobil dan berlari menuju ke arah wanita yang diseret harimau tersebut.

Berdasarkan informasi, wanita yang menjadi korban harimau Siberia ini adalah putri dari wanita kedua yang ada di dalam mobil yang sama.

Inilah rekaman CCTV yang menakutkan ini:



Kejadian ini telah dikonfirmasi oleh pemerintah setempat. Peraturan bukan untuk dicueki dan dilanggar, atau beginilah akibatnya.

(Guardian)

Agnez Mo Pamer Keseksian Belahan Dada Dalam Foto Pre-Weddingnya

Siapa sih yang tidak kenal dengan Agnes Monica yang beken dengan nama Agnez Mo? Aktris cantik dan energik ini namanya sudah "go international". Segala tindak-tanduknya amat menarik untuk diikuti, termasuk urusan percintaannya.



Bukan rahasia lagi bahwa Agnez Mo mempunyai hubungan istimewa dengan pebasket profesional berparas tampan yang bermain di Indonesia Basketball League (IBL), Wijaya Saputra alias Wijin. Nah, sepertinya hubungan mereka sudah bisa disebut sebagai hubungan serius.

Hal ini berawal beredarnya foto-foto mesra mereka yang diduga merupakan foto pre-wedding. Foto-foto ini pertama kali diunggah ke dunia maya oleh seorang fotografer melalui akun Instagram @riomotret.

Dalam salah satu foto yang menghebohkan tersebut, Agnez Mo tampil anggun sekaligus seksi dalam balutan kebaya karya perancang Anne Avantie. Ia pun tak canggung memamerkan keseksian belahan dadanya dengan kebaya tersebut.



Dengan tatanan rambut yang sederhana dipadu dengan bunga, hair do Agnez Mo memang benar-benar semakin memancarkan aura kecantikannya. Sementara Wijin mengenakan kemeja dan dasi warna merah marun yang dipadu dengan jas hitam yang membuatnya terlihat semakin tampan dan gagah saja.

Karuan saja, foto-foto mereka ini mengundang komentar ramai dari para netter.
(Instagram)