Tuesday, September 13, 2016

Ini Alasan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi Membolehkan Siswa Tak Pakai Seragam dan Sepatu Tiap Hari Kamis

Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi kembali membuat gebrakan yang sebelumnya tidak terpikirkan oleh siapapun dan berpotensi membuat dirinya dibulan-bulani (di-bully) oleh para haters-nya.

Kali ini Dedi membuat sebuah kebijakan yang revolusioner di bidang pendidikan di wilayah pemerintahannya. Apakah itu?

Kebijakan unik bupati purwakarta dedi mulyadi
Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi (berbaju hitam dan berpengikat kepala putih) saat melakukan sidak di sebuah sekolah

Dedi mengeluarkan sebuah peraturan dimana khusus tiap hari Kamis, semua pelajar di daerahnya dibebaskan untuk tidak memakai seragam dan sepatu saat belajar di sekolahnya masing-masing. Alasannya adalah, setiap Kamis para pelajar akan mendapatkan pendidikan dengan tema kreatifitas siswa.
"Tiap Kamis pelajar di seluruh Kabupaten Purwakarta pergi ke sekolah bebas tak pakai seragam atau sepatu. Pakai sandal jepit juga bebas," kata Dedi.
Dedi mengatakan bahwa para pelajar di daerahnya dituntut untuk mengeluarkan kreatifitasnya selama belajar di sekolah, seperti dalam membuat puisi atau memberikan bunga untuk para gurunya di kelas. Ia ingin para siswa agar senantiasa aktif dalam mengembangkan karakter, bakat, dan kemampuannya.
"Bebas berekspresi dan menunjukkan karakter kreatif mereka. Membangun mental serta menunjukan segala ide kreasi yang ada pada setiap siswa. Saya yakin pasti seluruh siswa akan berlomba-lomba menunjukkan segala kreatifitasnya yang selama ini terpendam dan tak memiliki kesempatan untuk ditunjukkan ke orang banyak," ujar Dedi.

Dedi meyakini pola pembelajaran seperti ini akan mampu menjadikan pelajar tak hanya pintar, tetapi juga cerdas. Sebab, manusia yang cerdas berkarakter merupakan generasi penerus yang dibutuhkan negara ini.

Dedi juga menambahkan bahwa setiap orang cerdas pasti memiliki inovasi dan terobosan fenomenal yang nantinya bisa bersaing dengan sumber daya manusia negara maju.
"Bukan hanya pintar, tetapi orang cerdas yang dibutuhkan negara selama ini. Orang cerdas sudah pasti orang pintar, dibarengi dengan pemupukkan ajaran agama dan keteguhan keimanan yang mampu membangun dan menggali seluruh potensi yang dimiliki negara ini," ujar Dedi.
"Misal orang pintar kebanyakan berhitung kemiskinan dengan matematis dan rencana, tetapi orang cerdas berani melakukan terobosan dan langsung terjun ke lapangan mengatasi bagaimana segera membantu warga miskin," sambung dia.

Kabupaten Purwakarta sejak tahun 2008 sudah menerapkan sistem sekolah selama lima hari.


Tiap harinya memiliki unsur tematik dengan tema berbeda-beda berdasarkan karakter daerah. Salah satunya, hari Kamis yang diisi dengan tema kreatifitas siswa.

Bupati satu ini benar-benar revolusioner dan patut dicontoh oleh kepala daerah lainnya.
(dari berbagai sumber)

No comments:

Post a Comment