Seorang Kepala Sekolah SMP Negeri 2
Batu Rijal Hilir Peranap, Kecamatan Peranap, Kabupaten Indragiri
Hulu-Riau, Erlonnofis MPd, mendadak menjadi pembicaraan ramai di seantero Riau hingga keluar daerah.
Erlonnofis pada Rabu 22 Februari 2017 mengaku bahwa siswi yang beragama
Kristen di sekolah memang memakai jilbab. Namun ia tidak tahu berapa jumlah siswi beragama Kristen yang mengenakan
pakaian jilbab.
Erlonnofis, MPd Kepala Sekolah SMP N 2 Baturijal Peranap,
Inhulu, Riau. (Foto : Mangasa Situmorang)
|
Menurutnya, dasar hukum siswi Kristen berjilbab sudah diatur dalam kitab suci Al-Quran, karena dalam Al-Quran ada
tertulis perempuan harus menutup aurat.
"Di dalam Al-Quran kan sudah diatur bahwa setiap perempuan harus
menutup aurat, makanya perempuan siswi Kristen pakai jilbab. Kalau pakai
seragam jilbab juga untuk menjaga siswi dari gangguan laki-laki. Kalau siswa dahulu berbeda sama siswa
sekarang oleh karena perkembangan teknologi. Tapi siswi tidak dipaksa pakai
jilbab," katanya.
Seorang siswi SMP Negeri 2 Peranap, yang beragama Kristen, Anggita
Simanjuntak yang duduk di kelas 8B menanggapi pernyataan Kepala Sekolah yang katanya tidak
dipaksa pakai jilbab. Anggita pun menyatakan kekesalannya.
"Kalau Ibu Kepala Sekolah
sebut siswi Kristen tak dipaksa pakai jilbab, kenapa tidak ada pengumuman yang
resmi supaya siswi Kristen melepas jilbab?
Saya rasa kalau Ibu Kepala Sekolah sebut tak dipaksa mengenakan seragam
jilbab, sah-sah saja. Namun saya katakan
kami diwajibkan berjilbab," ujarnya.
Siswi Kristen lainnya, Evi Dermawati Sitinjak, kelas 7D,
menyebut kalau peraturan mengenakan jilbab adalah tidak dipaksakan, namun
terpaksa. Sebab dari dulu siswi-siswi di
SMP Negeri 2 Peranap itu siswi Kristen berjilbab.
"Kalau Ibu Kepala
Sekolah bilang tidak dipaksa, kenapa Wakil Kepala Sekolah menyerukan kami
berjilbab? Ibu Arwita Wakil Kepala Sekolah sendiri menyebut kalau kami siswi
Kristen tak berjilbab nanti diejek-ejek siswi Muslim," katanya.
Evi berharap jikalau siswi Kristen memang tidak dipaksa
memakai jilbab, seharusnya ada pengumuman resmi dari sekolah supaya siswi
Kristen tak lagi harus memakai jilbab. "Kalau memang Ibu Kepala Sekolah
menyebut kami tidak dipaksa pakai jilbab, harus ada pengumuman resmi bawa siswi
Kristen tidak berjilbab. Saya juga meluruskan apa yang dikatakan Kepala Sekolah
yang katanya siswa-siswi Kristen keseluruhan 10 orang, itu tidak benar. Setahu
saya siswa-siswi Kristen kalau tak salah ada 35 orang," ujarnya.
(istimewa)
Jangan memaksakan kehendak bu dosa....ibu kayaknya musti dipindahkan oleh mentri pendidikan ke daerah jakarta jadi kepala sekolah juga...kalau indonesia ini macem macem bu agamanys
ReplyDeleteJangan memaksakan kehendak bu dosa....ibu kayaknya musti dipindahkan oleh mentri pendidikan ke daerah jakarta jadi kepala sekolah juga...kalau indonesia ini macem macem bu agamanys
ReplyDelete