Ketika di Indonesia masyarakat terpecah belah karena isu
SARA, hal sebaliknya terjadi di Amerika Serikat, sebuah negara yang oleh
sebagian besar masyarakat kita amat dibenci.
Di Maplewood, New Jersey, pada hari Sabtu 10 September 2016,
ratusan warga berkumpul untuk memberi penghormatan kepada peraih medali
perunggu Olimpiade Rio 2016, atlet anggar Ibtihaj Muhammad (31 tahun), seorang
atlet Muslim Amerika pertama yang mengenakan jilbab kala bertanding di Olimpiade.
Ibtihaj Muhammad |
⠀
"Saya tidak pernah merasa berbeda di sini," ujar
Ibtihaj, putri pasangan detektif polisi dan guru, tentang tempat kelahirannya,
Maplewood.
Maplewood, yang terletak 30 km sebelah barat New York dan berpenduduk
sekira 24.000 orang memberi penghormatan kepada atlet ini melalui 'Hari Ibti'
dengan parade dan perayaan lainnya.
Ibtihaj hadir berkalung medali perunggu dan mengenakan kaos
Olimpade. Kepada kerumunan orang ia mengatakan, "Meskipun pada saat saya
berada di jalanan dan bertanding anggar, bahkan ada yang mengatakan saya tidak
diterima di sini, atau saya tidak boleh bertanding anggar karena saya
perempuan, atau karena saya berkulit hitam, atau karena saya adalah seorang
Muslim, saya ingin kalian semua tahu bahwa saya tidak pernah merasakan hal itu
di kota ini..di rumah."
⠀
"Ini adalah sebuah kehormatan, tidak hanya mewakili
kota kita dan negara bagian kita dan Amerika Serikat, namun untuk mewakili
seluruh masyarakat yang selalu yakin terhadap saya dan kemampuan saya,"
katanya.
Ibti berharap dirinya dapat menjadi teladan bagi orang-orang
yang merasa terbatasi dan inferior karena beberapa aspek jati diri mereka.
Ibtihaj Muhammad meraih medali perunggu cabang Anggar nomor
Saber di Olimpiade Rio de Janeiro. Kini, Ibti yang mendadak tenar memanfaatkan
ketenarannya ini untuk menegaskan bahwa seorang perempuan Muslim yang berjilbab
dapat mewakili Amerika Serikat seperti halnya atlet-atlet lainnya.
Ia ingin menegaskan bahwa kesetaraan dijunjung di Negara
Paman Sam ini.
(dari berbagai sumber)
No comments:
Post a Comment