Pelarangan menghidupkan ponsel di dalam kabin pesawat
merupakan sebuah peraturan yang biasa. Namun bagaimana jadinya apabila
peraturan yang dikeluarkan demi alasan keamanan tersebut “hanya” ditujukan
kepada merk dan type ponsel tertentu saja.
Itulah yang ditujukan kepada ponsel cerdas terbaru besutan
produsen asal Korea, Samsung, yaitu Samsung Galaxy Note 7.
Samsung Galaxy Note 7 (foto: itechpost.com) |
Ponsel Samsung Galaxy Note 7 dilarang digunakan di dalam
pesawat walaupun dalam keadaan flight mode. Peraturan ini dikeluarkan oleh
otoritas penerbangan sipil internasional, Federation Aviation Administration (FAA).
FAA mengeluarkan pernyataan seputar Galaxy Note 7. Menurut
FAA, Galaxy Note 7 kini dikategorikan sebagai benda berbahaya yang bisa menimbulkan
percikan api (fire hazard) saat di udara.
Otoritas meminta penumpang pesawat terbang tidak
menghidupkan, apalagi menggunakan Galaxy Note 7 di dalam pesawat, sepanjang
penerbangan. Hal tersebut menyusul banyaknya insiden Galaxy Note 7 yang terbakar
atau meledak diduga akibat baterai.
Di Indonesia, maskapai penerbangan Sriwijaya Air dan Lion
Air juga menerapkan aturan yang terkait pelarangan pemakaian Galaxy Note 7 di
dalam pesawat ini. Sriwijaya Air langsung memberlakukan aturan tersebut ke
seluruh penumpang pesawatnya karena ini merupakan aturan tertinggi airlines di
seluruh dunia. Hal itu dikonfirmasi oleh Senior Manager Communication Sriwijaya
Air Agus Soedjono.
Agus menjelaskan bahwa pihak Sriwijaya Air telah
mensosialisasikan aturan yang dikeluarkan oleh FAA ini kepada semua unit-unit
sejak hari Jumat 8 September 2016. Ia mengatakan, aturan tersebut juga berlaku
untuk semua ponsel saat berada di dalam pesawat.
"Kita gak melihat produknya tapi semua handphone.
Karena untuk unsur safety-nya, untuk mematikan seluruh handphone selama
penerbangan. Juga khusus untuk Galaxy Note 7. Apalagi sudah ditemukan kasus
baru oleh FAA. Jumat itu kita beritahu semua unit," ujar Agus.
Lain halnya dengan maskapai Lion Air. Walaupun sudah
menyatakan kepastian bahwa akan menerapkan aturan khusus penggunaan Galaxy Note
7, maskapai penerbangan berlogo singa ini belum memberlakukan aturan tersebut
kepada para penumpangnya.
"Kami juga mengeluarkan pengumuman mengenai ini (FAA).
Pengumuman akan di-publish hari ini dan berlaku secepatnya," kata Public
Relation Manager Lion Air, Andy Saladin pada Minggu 11 September 2016.
Andy mengatakan bahwa nantinya penumpang diperbolehkan
membawa perangkat Galaxy Note 7 ke dalam pesawat asalkan tak boleh dihidupkan
atau di-charge pada saat di dalam pesawat. Ia menyebutkan, pelarangan ini
berlaku khusus perangkat Galaxy Note 7.
Sebelum Sriwijaya Air mengonfirmasi menerapkan peraturan ini,
maskapai penerbangan BUMN Garuda Indonesia telah menerapkan kebijakan serupa.
Pihak Garuda Indonesia tidak melarang penumpangnya membawa Galaxy Note 7 ke
dalam pesawat selama mengikuti ketentuan yang berlaku. Selain Garuda, maskapai lain yang lebih dulu
menerapkan peraturan ini di Indonesia adalah AirAsia Indonesia.
“Penumpang AirAsia
dan AirAsia X yang membawa Samsung Galaxy Note 7 diharuskan mematikan perangkat
tersebut hingga turun dari pesawat,” demikian pernyataan AirAsia melalui akun
Twitter resminnya pada Sabtu 10 September 2016.
AirAsia Indonesia melarang penumpang menyalakan atau mengisi
baterai Galaxy Note 7 selagi berada di dalam pesawat. Ponsel itu juga tak boleh
dibawa dalam bagasi penumpang, harus di bawa ke kabin.
Singapore Airlines turut mengeluarkan pernyataan senada,
demikian pula dengan Malaysia Airlines. Sebelumnya, 3 maskapai Australia, yakni
Qantas, Virgin Australia, dan Jetstar telah lebih dulu menerapkan aturan ini
dalam setiap penerbangannya.
Lalu bagaimana tanggapan pihak Samsung atas pelarangan
penggunaan ponsel besutannya di dalam pesawat?
Melalui pernyataan resmi tertulis yang dirilis pada Sabtu 10
September 2016, pihak Samsung Indonesia memberikan rujukan pernyataan resmi
dari Samsung pusat.
"Prioritas nomor satu kami adalah keselamatan pengguna.
Kami meminta pengguna untuk menonaktifkan Galaxy Note 7 milik mereka dan
melakukan penukaran unit sesegera mungkin," kata President of Mobile
Communications Business Samsung Electronics, DJ Koh dalam pernyataan tersebut.
Sebelumnya, Samsung telah mengumumkan penarikan semua unit
Galaxy Note 7, baik yang sudah berada di tangan konsumen, gudang dan peritel.
Pemilik Galaxy Note 7 diminta mengembalikan ponsel tersebut dan dijanjikan akan
mendapat unit baru.
Sebanyak 2,5 juta unit Galaxy Note 7 ditarik dari pasaran
karena kendala pada baterai. Samsung pun berjanji memberikan kompensasi kepada
pengguna yang telah terlanjur membeli pinsel ini atas ketidaknyamanan tersebut.
Bahkan di Indonesia, Samsung secara resmi telah membatalkan pre-order
(pemesanan) Galaxy Note 7 dan mengembalikan seluruh uang para pemesan. Samsung
pun juga akan memberikan kompensasi kepada pemesan terkait pembatalan pre-order
tersebut.
(dari berbagai sumber)
No comments:
Post a Comment