Sunday, November 20, 2016

Rabbi Yahudi Ini Banjir Hujatan di Israel Karena Pernyataannya Soal Agama dan LGBT

Masalah Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT) merupakan isu yang amat sensitif di belahan dunia manapun. Tak terkecuali di Israel yang Yahudi.

Belum lama ini, masalah LGBT cukup membuat sedikit "kisruh dan kegaduhan" di negara Zionis ini.

Para tokoh politik dan masyarakat Israel menyerukan dipecatnya seorang pemuka agama Yahudi, atau lazim disebut rabbi, yaitu Rabbi Shlomo Amar, di Yerusalem karena mengatakan bahwa agama Yahudi menganjurkan hukum mati bagi kaum LGBT.

Rabbi Shlomo Amar
Rabbi Shlomo Amar mengatakan bahwa LGBT harus bisa "melawan nafsu-nafsu mereka" (photo: AFP)

Rabbi Shlomo Amar mengatakan kepada koran IsraelHayom bahwa homoseksualitas adalah "kecenderungan penuh kekejian," yang oleh Taurat "dihukum ... dengan hukuman mati."

Pernyataan Rabbi Shlomo ini tak terlalu berbeda dengan pernyataan beberapa kalangan di Indonesia mengenai isu LGBT.

Terkait pernyataan Rabbi Shlomo ini, beberapa anggota parlemen menyampaikan pengaduan kepada Perdana Menteri Israel.

Rabbi Shlomo bukan kali ini saja membuat kontroversi karena ia sebelumnya sudah berkali-kali mendapat kecaman oleh karena sikap dan pernyataannya mengenai kaum gay.

Pada tahun lalu ia panen hujatan dan cercaan akibat pernyataannya bahwa mengatakan sebagian besar orang merasa 'jijik' pada homoseksualitas, dan menyebut parade tahunan Gay Pride di Yerusalem sebagai 'fenomena yang memalukan dan menghina Tuhan.'

Gay Pride di Yerusalem
Parade Gay Pride di Yerusalem (photo: Haaretz)

Kala itu, ketika diwawancarai oleh media Israel Hayom, Rabbi Shlomo mengatakan "jelas bahwa (homoseksualitas) itu adalah kekejian. Taurat menghukumnya dengan kematian. Ini tertulis di baris pertama dari dosa-dosa besar."

Sebagaimana sebagian kalangan agama di Indonesia, Rabbi Amar mengatakan bahwa homoseksualitas adalah 'nafsu' yang bisa dilawan 'seperti jenis nafsu yang lain.'

Kendati ia adalah pengecam keras homoseksualitas, pada 2015 Rabbi Shlomo mengecam pembunuhan seorang remaja Israel oleh seorang Yahudi ultra-Ortodoks dalam Gay Pride Yerusalem, dan menyebut pembunuhan itu 'tindakan menumpahkan darah yang mengerikan... tidak ada yang bisa membenarkannya"

Kendati kitab Taurat secara teori menahbiskan hukuman mati untuk beberapa jenis 'pelanggaran,' persyaratan-persyaratan historis yang ketat membuat penerapan menurut tradisi Yahudi Ortodoks ini hampir mustahil.

Terkait pernyataan terbaru ini, beberapa anggota parlemen dan pemimpin komunitas lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT), mengatakan Rabbi Shlomo harus dipecat.

"Seorang tokoh masyarakat yang menempatkan kehidupan warga Israel 'berisiko oleh hasutan dan pengucilan, harus langsung dipecat," kata tiga anggota parlemen dalam sebuah surat kepada Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.

Shirley Kleinman, seorang aktivis LGBT menyampaikan pengaduan ke polisi. Ia melaporkan Rabbi Shlomo dengan tuduhanmelakukan hasutan untuk membunuh.

"Mari kita upayakan dan pastikan bahwa orang ini tidak akan terus di posisi kunci yang didudukinya sekarang," kata Kleinman di halaman Facebook-nya.


"Ini bukan masalah anti-agama ... Saya punya kepentingan untuk melindungi hak-hak saya dan hak Anda untuk hidup, dan (hidup dengan) bermartabat."
(BBC)

No comments:

Post a Comment