Siapa sih yang tidak mengenal Raja Ampat? Destinasi wisata yang
sudah tersohor keindahannya di seluruh dunia ini merupakan tempat impian untuk
dikunjungi oleh para traveller. Namun, untuk menuju ke sana ternyata banyak
kendalanya.
Salah satu keluhan para traveller yang ingin mengunjungi Raja
Ampat atau berbagai destinasi wisata di daerah Indonesia bagian timur lainnya
adalah harga tiket pesawat yang mahal.
Untuk menyiasati hal ini biasanya harapan digantungkan pada
pameran-pameran wisata yang banyak menawarkan harga tiket yang murah, seperti
saat Garuda Indonesia Travel Fair (GATF) 2016 fase dua pada 7-9 Oktober 2016
yang lalu.
Sayangnya, dari pengamatan yang dilakukan selama pameran
tersebut berlangsung, harga tiket ke Sorong yang merupakan pintu masuk ke Raja
Ampat harganya mahal. Harga tiket pesawat ke
Sorong ditawarkan dengan mulai dari Rp 3,3 juta sekali jalan. Jadi
minimal berarti setiap traveller memerlukan biaya Rp 6,6 juta rupiah
Jakarta-Sorong pergi pulang.
Keindahan Raja Ampat yang amat tersohor di dunia (foto: Mountain View Resort) |
Mau contoh lain yang juga mahal? Mari kita sebut harga tiket
ke Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur pintu masuk untuk melihat Komodo. Untuk menuju kesana, harus mengeluarkan Rp
1,9 juta sekali jalan atau Rp 3,8 juta untuk Jakarta-Labuan Bajo pergi-pulang
Harga tiket ke destinasi tersebut tenyata malahan jauh lebih
mahal daripada harga tiket destinasi penerbangan internasional.
Sebut saja, harga tiket dari Jakarta ke Korea Selatan dan
Jepang harganya lebih murah daripada tiket ke Sorong dan Labuan Bajo.
Harga tiket Jakarta-Seoul PP dibanderol mulai dari Rp 3,2.
Sementara harga tiket Jakarta-Tokyo PP dibanderol mulai dari Rp 3,5 juta. Yang perlu
dicatat, harga-harga tersebut sudah pergi pulang, bukan sekali jalan.
Oleh karena itu, tak heran jika Menteri Pariwisata Arief
Yahya berharap harga tiket penerbangan domestik dapat lebih murah dan mendorong
pertumbuhan pariwisata dari wisatawan nusantara.
"GATF ini bagus untuk wisatawan nusantara, tapi kurang
bagus karena outbound. Inbound-nya harus lebih besar daripada
outbound-nya," kata Arief saat jumpa pers pembukaan Garuda Indonesia
Travel Fair 2016 fase dua, di Jakarta Convention Center, Jumat 7 Oktober 2016 kemarin.
Tentu ada alasan mengapa tiket Jakarta-Tokyo PP harganya
setengah dari tiket Jakarta-Sorong. Direktur Utama Garuda Indonesia, M. Arif
Wibowo mengatakan hal tersebut terjadi karena mekanisme pasar.
"Ini adalah mekanisme pasar, lihat supply dan demand
juga. Karena ada beberapa alasan, supply kita di sana masih terbatas, kemudian
demand kita juga masih cyclical dengan artian musiman. Kita juga sedang mencoba
mengakselerasi pertumbuhan itu. Ini adalah hal yang biasa dalam konteks supply
dan demand. Kita secara korporasi dan komersial juga harus memastikan jika
semua penerbangan kita operationaly feasible," kata Arif diwawancara
setelah jumpa pers pembukaan GATF.
Sebenarnya penetapan tarif penerbangan dalam negeri telah
diatur oleh Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 126 tahun 2015. Besaran
tarif angkutan udara yang termasuk tarif jarak, pajak, iuran wajib asuransi dan
iuran tambahan lainnya telah ditetapkan oleh Kementerian Perhubungan yang
berkoordinasi dengan asosiasi penerbangan sipil nasional dan Yayasan Lembaga
Konsumen Indonesia.
Berbeda dengan tarif penerbangan internasional yang tak ada
pengaturan atau penetapan harga namun lebih dipengaruhi persaingan atau
kompetisi harga yang sangat ketat, permintaan dan ketersediaan kursi, harga
bahan bakar, jarak rute, dan masih banyak lainnya.
Nampaknya kita yang berkantong pas-pasan masih harus menahan
keinginan untuk menikmati keindahan alam Indonesia ciptaan Yang Maha Kuasa.
(istimewa)
No comments:
Post a Comment