Sunday, October 20, 2019

Terbongkarnya Jejak Digital Komplotan IPB Pembuat Petisi Izinkan UAS Berceramah

Saat ini memang sedang heboh penolakan UAS di mana-mana. Mulai dari dalam negeri, UAS ditolak di Masjid Kauman Jogja, UGM, dan Kudus. Sedang di luar negeri, UAS ditolak di Belanda, Jerman dan mungkin ada lagi.

Pertanyaannya selalu siapa yang mengundang UAS ceramah. Kalau di Jogja ada muslim united, lantas siapa yang di luar negeri. Ternyata seseorang yang mengecam penolakan UAS di dalam negeri sama dengan yang mengecam penolakannya di luar negeri. Setelah Mahasiswa IPB yang memotori demo, dosen IPB perakit bom dan kini pencetus petisi untuk mendukung UAS juga oknum berasal dari IPB.



Petisi yang diberi judul Izinkan UAS Ceramah ke WNI muslim di EROPA telah diunggah oleh Nurdevi Rasita. Berisikan natasi sebagai berikut:

"Assalamualaikum sobat muslim....fyi oktober ini Ust Abdul Somad (UAS) akan melakukan safari Tablig Akbar ke beberapa negara di Eropa. Diantaranya Belanda (Den Haag,Ultrecht,Amsterdam)) pada jumat mendatang lalu dilanjutkan ke Berlin,Jerman pada 21 Oktober 2019 pukul 17.00 . Di Frankfurt pada 23 Oktober pukul 18.00 dan 20 okt 2019 di Ruhr.

Namun bbrp agenda tsb sudah mendapat penolakan dari sdr/i kita yg non muslim (salah satunya dr sdri Deb V wni yang tinggal di jerman,dimana petisinya sudah ditandatangani ribuan orang) karena termakan berita dari media kita tentang UAS yang provokator dan mereka mengajukan surat petisi penolakan padahal UAS ke eropa untuk kepentingan ummat muslim yang ingin mendengar tausiyahnya bukan untuk menghasut. Penolakan di Yogjakarta tetap tidak menggoyahkan ummat muslim Yogjakarta dan sekitar untuk hadir dan sudah terbukti tidak ada satu kalimat pun dari ceramah UAS yg bermuatan provokatif ke non muslim bahkan acara beliau ditambah dengan mengisi kuliah subuh di UID keesokan paginya (pasca tablig di Masjid Jogokariyan).

Atas hal tersebut saya buat petisi ini demi ummat muslim yg ada di eropa agar tetap mendapatkan haknya... mendapat pengajaran adalah HAM.

5 hari lalu seorang imam masjid di belanda menyatakan bahwa adzan dapat menormalkan ummat muslim di Belanda,sebagaimana lonceng gereja menormalkan ummat kristiani.

Dan kehadiran UAS makin melengkapi ummat islam di sana dan berharap menciptakan kondisi kondusif dengan ummat non muslim.

Jazakumullah khoir"

Sampai tulisan ini saya buat, petisi tersebut ditanda tangani hampir 7500 warganet. Jumlah yang melampaui petisi penolakan UAS. Ini sungguh mengerikan, betapa banyaknya masyarakat yang mendukung ceramah UAS yang sifatnya provokatif dan memecah belah sehingga bisa menjadikan pengikutnya radikal. Apalagi dukungan ini diberikan oleh seorang dari kampus PTN ternama yakni Institut Pertanian Bogor (IPB).

Selain aktif belajar di IPB, Nurdevi Rasita juga lulusan SMUN 62 Jakarta. Dia tinggal di Subang dan berasal dari Jakarta.

Berikut ini adalah screenshot profile Facebooknya:



Dalam salah satu statusnya yang diunggah kemarin sore 16.57, dia menuliskan narasi sebagai berikut:

"Qadarallah ceramah di belanda sdh dibatalkan. Qadarallah akun change.or sy 'dimainin' orang jd baru bisa buka dasboard. Alhamdulillah petisi tolak UAS di jerman melambat. Alhamdulillah petisi izinkan UAS Ceramah di Eropa melesat. Alhamdulillah rencana syiar di Inggris tanpa riak penolakan. Alhamdulillah wni di USA segera undang UAS. Yang mau support bisa lsg ke http://chng.it/7LfKfkQYBc . Mohon maaf sy tidak setuju petisi usir Deb V (pemetisi tolak UAS),dia cuma salah gaul & salah sumber berita jd ga perlu dilibatkan krlg sampai anak2nya krn jika diusir dr jerman bgm mata pencaharian dia & suaminya yg bekerja di sana? Kita respon sewajarnya sj ya. Jazakumullah 🙏🙏.

#UAS

#cintaulama"



Selain menggagas petisi agar UAS bisa ceramah, Nurdevi Rasita ternyata ikut menudukung dokter yang sudah jelas menjadi tersangka kasus penganiayaan Ninoy. Berikut statusnya disertai narasi mengerikan.

"Insani Zulfah Hayani,seorang dokter sekaligus ibu dari dua anak. Turut dipolisikan sebagai tersangka ke 14 pada kasus Ninoy K yg konon diculik dan dianiaya. Bu dokter ini dipolisikan karena dianggap tdk memberikan bantuan medis thd Ninoy . Menurut pihak pengacara Bu dokter memberi bantuan pertama pd Ninoy yg terkena gas airmata bukan setelah diamuk massa krn ia lanjut beri bantuan medis ke peserta aksi lainnya.

Pa Ninoy,beruntung namamu bukan Novel Baswedan atau Munir...krn kalau tidak kasusmu akan bergulung tahun dan tetap ga kelar. Pa Ninoy,be a man atuh..kan kamu yg datang ke sarang musuh lalu bikin rusuh..masa kini seorang ibu turut kau tuduh!

Jadi teringat karyawan Sarinah yg dipecat krn bantu beri air mineral..gimana nasib mereka ya?

#devisnotes"

source : https://www.gelora.co/2019/10/jadi-tersangka-dokter-izh-tidak-tolong.html?m=1

Berikut ss statusnya:






Dari sini sudah bisa ditarik garis lurus sebenarnya. Mereka yang mendukung keonaran dan ceramah provokatif selalu orang-orang itu saja. Mereka bisa digolongkan radikal karena mendukung aksi brutal dan preman ormas radikal FPI. Bahkan kita diingatkan tanggal kejadian yang sama yakni 30 september penculikan dan pembunuhan jenderal G 30 S/PKI dan 30 september penculikan dan penganiayaan wartawan dan relawan G 30 S/FPI.

Semoga pemerintah bisa menyelesaikan masalah serius dalam menghadapi pergerakan manusia radikal ini. Karena munculny terorisme juga berawal dari ceramah-ceramah provokatif. Makanya ada berita kalau ceramah Zakir Naik yang selalu menjelekkan agama lain jadi motivasi bagi teroris di India.

Hal inilah yang dikhawatirkan banyak masyarakat agar jangan sampai ceramah UAS yang berisi hasutan dan kebencian terhadap salib, kristen atau agama lain menjadi cikal bakal terorisme. Semoga kelak ada koordinasi antar kepala daerah untuk membendung pergerakan radikalisme seperti yang dicontohkan Gubernur Ganjar dan Keraton Jogja. Semoga di luar negeri, para duta besar dan KJRI menutup rapat akses ceramaj provokatif ke negaranya.

Mengenai IPB, dalam artikel saya yang lalu merekomendasikan agar statusnya diubah pemerintah dari PTN ke PTS. Mengingat banyaknya agenda jahat mulai dari penggagas demo mahasiswa tapi menolak bertemu Jokowi, dosen yang merakit bom hingga kini mengompori petisi agar UAS bisa ceramah ke Eropa. Saya yakin kalau ada regulasi tegas dari pemerintah kedepannya, paham radikalisme bisa perlahan dimusnahkan dari Nusantara.

referensi: https://www.change.org/p/anies-baswedan-izinkan-uas-ceramah-ke-wni-muslim-di-eropa

No comments:

Post a Comment