Banyak pecinta MotoGP yang tidak mengetahui bahwa ternyata sejak 2013 ada perempuan yang berpartisipasi menjadi pembalap reguler dalam setiap seri balapan tersebut. Hebatnya lagi, usia mereka masih teramat muda namun penuh talenta dan sudah menjadi rival yang diwaspadai oleh para pembalap pria.
Pembalap wanita yang menjadi buah bibir adalah Ana
Carrasco (18 tahun) dan Maria Herrera Munoz (19 tahun). Kedua gadis yang juga berwajah rupawan ini berasal dari Spanyol.
Maria Herrera Munoz, tidak disangka bahwa gadis cantik ini merupakan seorang pembalap sangat berbakat |
Kedua pembalap wanita berbakat ini berlomba di kelas Moto3 melawan para pembalap lain yang semuanya pria. Mereka bagaikan kupu-kupu cantik yang bersaing melawan sekelompok lebah ganas di sirkuit.
Walau mereka wanita, sekali lagi, prestasi mereka di lintasan balap tidak main-main. Ana Carrasco, yang bernaung dalam tim RBA KTM merupakan wanita pertama yang berhasil meraih poin di kelas Moto3 tepatnya saat seri MotoGP di Sirkuit
Sepang, Malaysia pada 2013.
Sedangkan Maria Herrera bergabung dalam tim Husqvarna Factory Laglisse dan merupakan wanita pertama yang mampu menjuarai seri Moto3 di Aragon,
Spanyol, bersama tim Junior Team Estrella Galicia pada 2013.
Maria Herrera (tengah) saat menjadi pemenang seri Moto3 di Sirkuit Aragon, Spanyol. Keren |
Menjelang musim MotoGP 2016, kedua gadis ini pun mengusung
mimpi naik kelas ke MotoGP.
Sayangnya Ana Carrasco tak akan ambil bagian pada Moto3 2016. Tidak
diketahui dengan jelas apa alasannya. Namun kemungkinan besar adalah ketiadaan tim yang
bersedia mengontraknya dan tiada sponsor.
Namun dalam sebuah wawancara pada Agustus 2015, Ana Carrasco
mengaku tidak digaji oleh tim dan hanya ditanggung seluruh biaya pengeluaran saja.
Kesulitannya meraih sponsor pun sama dengan dengan yang dialami para pembalap pria.
Jadilah Maria Herrera menjadi satu-satunya wanita di lintasan balap MotoGP, khususnya kelas Moto3 2016. Dia berambisi untuk meraih hasil yang lebih baik pada musim 2016.
Wajah Maria Herrera tetap terlihat cantik walau tanpa make up ketika sedang serius menjelang lomba |
Dia juga berambisi untuk mengakhiri penantian selama 33 tahun,
melihat perempuan pembalap bertanding di level tertinggi dunia balap sepeda motor.
Kehadiran perempuan pebalap di ajang MotoGP membuat senang
Manajer Komunikasi MotoGP Ignacio Sagnier. Dunia MotoGP disebutnya mulai ramah
pada perempuan (pebalap).
Tapi Sagnier juga mengingatkan tantangan bagi perempuan
pebalap yang ingin berlaga di kelas MotoGP. "MotoGP membutuhkan kemampuan
fisik hebat. Motornya lebih bertenaga dari pada Moto3 dan Moto2. Saya pikir
itulah tantangan terbesar bagi perempuan pebalap. Bahkan pria pebalap pun
mengalami hal senada," kata Sagnier.
Aksi Maria Herrera di atas motornya saat berlomba di kelas Moto3 |
Yang dikatakan Sagnier ada benarnya karena pembalap pria sarat pengalaman seperti Loris Capirossi (kini sudah pensiun) dan Dani Pedrosa pun merasa masih kerap kesulitan dalam menunggangi dan mengendalikan motor balapnya.
Namun, menarik ditunggu siapa tahu Maria Herrera akan beradu cepat dengan pembalap sekelas Valentino Rossi, Jorge Lorenzo, Marc Marquez, Dani Pedrosa, Andrea Dovizioso dan lain-lainnya dalam kelas MotoGP.
Yang pasti, maaf, prestasi si cantik ini lebih hebat daripada pembalap kebanggaan Indonesia, Doni Tata yang pernah bertarung di kelas Moto3 yang selalu berada dalam urutan buncit.
Yang pasti, maaf, prestasi si cantik ini lebih hebat daripada pembalap kebanggaan Indonesia, Doni Tata yang pernah bertarung di kelas Moto3 yang selalu berada dalam urutan buncit.
(Crash, CNN, Twitter)
No comments:
Post a Comment