Sosok lelaki itu mondar-mandir tak jelas. Mengenakan setelan jas berwarna abu-abu, ia berpindah dari satu sisi ke sisi lainnya. Raut wajahnya nampak tegang. Ia mendatangi tiap orang. Pertanyaan ia ajukan dan percakapan pun mengalir dengan sendirinya. Semua dilakukannya untuk menggali informasi serta menjawab kegelisahannya akan kematian John F. Kennedy. Namanya Jim Garrison, seorang pengacara asal New Orleans.
Detik-detik penembakan Presiden Kennedy |
Dalam film besutan Oliver Stone yang berjudul JFK (1991), Garrison (Kevin Costner) memainkan peran penting untuk mengungkap misteri kematian Kennedy. Garrison meyakini ada sesuatu yang lebih besar—atau sebut saja konspirasi—atas tewasnya presiden karismatik tersebut. Di balik peluru yang ditembakkan Lee Harvey Oswald, ada pihak-pihak yang berdiri mendalanginya.
Garrison melakukan investigasi. Satu identitas ia letakkan sebagai prioritas penyelidikan: pengusaha lokal bernama Clay Shaw (Tommy Lee Jones). Sepanjang masa penyelidikan, Garrison menemukan tiga saksi kunci. Pertama adalah David Ferrie (Joe Pesci), tentara bayaran dan seorang anti-Castro yang hidup di pengasingan.
Kepada Garrison, Ferrie mengakui terdapat andil CIA (Badan Intelijen Pusat Amerika) dan Kuba dalam pembunuhan Kennedy. Sayangnya, nasib malang jatuh menimpa Ferrie. Ia tewas dibunuh akibat memberikan informasi untuk Garrison. Setelah Ferrie, Garrison menghampiri pria gay yang memiliki relasi dengan konspirator pembunuhan Kennedy, Willie O’Keefe (Kevin Bacon). O’Keefe berpendapat sama dengan Ferrie; Kennedy dibunuh oleh campur tangan CIA dan Kuba.
Bekas darah di kursi belakang mobil yang mditumpangi Presiden Kennedy |
Tak berhenti sampai situ, Garrison melanjutkan investigasinya. Kali ini ia menemui pejabat pemerintahan (Donald Sutherland) di Washington yang dalam film memakai identitas X. Pejabat tersebut membenarkan ada persekongkolan dalam pembunuhan Kennedy.
Dari pertemuannya dengan ketiga sosok kunci itu, Garrison kemudian menahan Shaw. Menurut Garrison, Shaw memiliki andil besar atas persekongkolan antara CIA, Kuba, dan aktivis sayap kanan dalam rencana pembunuhan. Pembunuhan Kennedy, menurut teori Garrison, dilatarbelakangi oleh kebijakan luar negeri Kennedy seperti menyelesaikan krisis rudal Kuba dan wacananya untuk memperbaiki hubungan dengan Rusia.
Inspirasi Stone untuk membuat JFK berasal dari buku Jim Garrison berjudul On the Trail of the Assassins yang diberikan salah seorang temannya. Ketika itu, Stone sedang menyelesaikan film Platoon (1986). Pada ajang Academy Awards 1992, JFK memperoleh dua piala Oscar dan sederet nominasi lainnya termasuk untuk kategori film terbaik.
Dalam wawancara dengan Roger Ebert, Stone mengatakan, “Sejak hari pertama, publik memperoleh penjelasan bahwa [Lee Harvey] Oswald adalah pelaku pembunuhan Kennedy. Banyak orang percaya. Dari situ, media lantas berupaya menjaga opini tersebut. Tapi sebetulnya, publik Amerika yang telah dicuci otaknya selama 28 tahun tidak pernah betul-betul menerimanya. Mereka mencium bau busuk.”
Stone menambahkan bahwa JFK bukan film yang mengangkat kisah nyata. JFK, ungkap Stone kepada The New York Times., “hanya mengeksplorasi semua kemungkinan skenario mengapa Kennedy terbunuh dan siapa yang membunuhnya,” ungkapnya.
Membuka Dokumen Penting yang Tertutup Rapat
Tak dapat dipungkiri, JFK berperan mengubah lanskap pengungkapan dokumen rahasia pembunuhan Kennedy.
Pada 1991, sesaat setelah film itu rilis, Stone memutarnya di hadapan anggota Kongres di Capitol Hill. Setahun berselang, Kongres mengesahkan Undang-Undang Pengungkapan Pembunuhan (Assassinations Disclosure Act) 1992 atau biasa dikenal sebagai JFK Records Act.
Sebelum undang-undang tahun 1992 itu lahir, dokumen pembunuhan Kennedy sedianya tidak akan dibuka ke publik sampai tahun 2029. Akan tetapi, setelah Presiden George H.W. Bush menandatangani produk hukum tersebut, jadwal pembukaan dokumen pembunuhan Kennedy dimajukan. Ia meminta Arsip Nasional merilisnya pada 26 Oktober 2017.
Menurut Alissa Wilkinson dari Vox, dimajukannya pembukaan dokumen pembunuhan Kennedy disebabkan oleh film JFK. “Kenapa (bisa dimajukan)? Alasannya hanya satu: [rakyat] Amerika menonton film itu,” tulis Alissa dalam artikel “How a 199 Movie Resulted in JFK’s Assassinations Files Being Released in 2017.”
Tak sebatas berkontribusi pada berubahnya jadwal pembukaan dokumen, JFK juga turut melatarbelakangi lahirnya Assassinations Record Review Board (ARRB) pada 1994. ARRB bertugas untuk mengidentifikasi dan mendeklasifikasi catatan pembunuhan Kennedy. Hingga tahun 1998 ketika ARRB bubar, jutaan halaman dokumen pembunuhan Kennedy telah dideklasifikasi.
“Stone telah menyarankan di akhir film JFK: publik Amerika tidak dapat mempercayai kesimpulan resmi yang dibuat secara rahasia,” tulis dewan peninjau ARRB dalam sebuah laporan. “Publik Amerika kehilangan kepercayaan saat tidak dapat melihat dokumen-dokumen yang isinya menghasilkan kesimpulan itu.”
Pada akhirnya, dokumen pembunuhan Kennedy sebanyak 2.800 arsip telah dirilis oleh Arsip Nasional pada Kamis (26/10/2017) lalu. Meski demikian, Presiden Amerika Donald Trump masih menahan ratusan dokumen lainnya yang oleh badan intelijen Amerika dianggap sensitif. Koleksi arsip rahasia tersebut mencakup lebih dari 3.100 dokumen, terdiri dari sepuluhan ribu halaman yang belum pernah disaksikan publik.
Trump menyatakan sebetulnya ia ingin membuka semua arsip rahasia negara terkait penembakan Kennedy. Namun, ia membatalkannya setelah dibujuk untuk memberikan pengecualian selama enam bulan terhadap beberapa dokumen. Seperti dilansir The Independent, sebagian besar arsip itu berasal dari CIA, FBI, serta beberapa fakta yang memungkinkan lahirnya teori konspirasi lebih lanjut.
Para ahli mengatakan arsip yang dipublikasikan tersebut tidak memberikan rincian baru mengenai pembunuhan Kennedy. Walaupun demikian, pemerintah AS beralasan bahwa mempublikasikan sebagian besar arsip akan membantu menghilangkan kecurigaan adanya sebuah persekongkolan. Namun, tetap saja penangguhan sejumlah dokumen yang dinilai sensitif justru menegaskan badan intelijen tidak mau bekerja sama.
Film JFK garapan Stone bisa dikata berandil dalam pembukaan dokumen pembunuhan Kennedy. Meski sempat dikritik media dan sejarawan akibat dirasa tak faktual secara historis, JFK mampu menekan pemerintah membuka rahasianya yang penting bagi publik.
No comments:
Post a Comment