Kelompok radikal Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) menyampaikan sebuah pernyataan yang mengejutkan. Mereka mendeklarasikan perang terhadap faksi Palestina, Hamas, di Jalur Gaza. Deklarasi itu dibarengi dengan eksekusi keji kepada salah satu mantan anggota mereka yang dianggap berkhianat.
ISIS yang berbasis di Semenanjung Sinai menuduh Hamas sengaja menyelundupkan senjata kepada lawan mereka. "Hamas juga telah memerangi anggota kami di Gaza, dan menghalangi perpindahan mereka dari Gaza ke Sinai," kata tokoh ISIS di Sinai, Abu Kazem al-Maqdisi.
Maqdisi merupakan seorang tokoh ISIS yang berasal dari Gaza. Maqdisi melanjutkan, dia menyerukan setiap anggota ISIS untuk menyerang markas Hamas maupun gedung pengadilan mereka di Gaza yang dianggap sebagai "pilar tirani".
Deklarasi kemudian dilanjutkan dengan menembak mati mantan anggota ISIS bernama Musa Abu Zamat. "Dia berkhianat dengan menyelundupkan senjata kepada Brigade Al Qassam (sayap militer Hamas)," kata Maqdisi.
Adapun terkait isu dan tuduhan ini, Hamas menyanggah laporan tersebut melalui juru bicaranya, Salah Bardawil. "Video itu sudah jelas merupakan produk Israel yang berusaha memutarbalikkan keadaan yang sebenarnya," ungkap Bardawil di Twitter.
Sumber: Kompas
ISIS memamerkan para tawanannya untuk dieksekusi |
ISIS yang berbasis di Semenanjung Sinai menuduh Hamas sengaja menyelundupkan senjata kepada lawan mereka. "Hamas juga telah memerangi anggota kami di Gaza, dan menghalangi perpindahan mereka dari Gaza ke Sinai," kata tokoh ISIS di Sinai, Abu Kazem al-Maqdisi.
Maqdisi merupakan seorang tokoh ISIS yang berasal dari Gaza. Maqdisi melanjutkan, dia menyerukan setiap anggota ISIS untuk menyerang markas Hamas maupun gedung pengadilan mereka di Gaza yang dianggap sebagai "pilar tirani".
Deklarasi kemudian dilanjutkan dengan menembak mati mantan anggota ISIS bernama Musa Abu Zamat. "Dia berkhianat dengan menyelundupkan senjata kepada Brigade Al Qassam (sayap militer Hamas)," kata Maqdisi.
Adapun terkait isu dan tuduhan ini, Hamas menyanggah laporan tersebut melalui juru bicaranya, Salah Bardawil. "Video itu sudah jelas merupakan produk Israel yang berusaha memutarbalikkan keadaan yang sebenarnya," ungkap Bardawil di Twitter.
Sumber: Kompas
No comments:
Post a Comment