Sebenarnya bumi kita itu berbentuk datar atau bulat? Di Indonesia ramai perdebatan serta olok-olok di media sosial oleh mereka yang meyakini bahwa itu bulat melawan mereka yang meyakini bahwa bumi itu datar.
Perdebatan antara kaum bumi bulat dan kaum bumi datar ini seolah tidak pernah mencapai ujung. Dan semakin lama semakin meruncing saja.
Beginilah bentuk bumi menurut kaum bumi datar (photo: Rooster Magazine) |
Siapapun yang termasuk kaum bumi bulat, dipastikan pernah
merasakan betapa frustrasinya berdebat dengan seseorang dari kaum bumi datar. Apa pun
sanggahan yang Anda lontarkan dianggapnya sebagai bagian dari konspirasi NASA.
Di abad ke-21 ini, apakah dia dan kubu bumi datar lainnya
benar-benar serius mempercayai teori tersebut? Bila demikian, bagaimana hal ini
bisa terjadi?
Walaupun teori mereka terdengar mustahil di telinga dan
kepala Anda yang (mampu) berpikir logis, tetapi kepercayaan kaum bumi datar bukanlah sesuatu yang
mengejutkan bagi pakar psikologi seperti Karen Douglas yang merupakan Psikolog dari University of Kent, Inggris.
Karen Douglas mempelajari psikologi dari teori konspirasi ini berkata bahwa kepercayaan kaum
bumi datar mengikuti teori konspirasi lain yang telah dia pelajari.
Douglas mengatakan,
bahwa kaum bumi datar ini benar-benar percaya bahwa bumi berbentuk datar. Dan dia tidak melihat tanda-tanda bahwa mereka membuat-buat ide tersebut untuk alasan
lainnya.
Douglas lalu menjelaskan bahwa secara umum, teori konspirasi
memiliki dua karakteristik yang sama. Pertama, mereka adalah teori alternatif
mengenai sebuah kejadian atau masalah serius. Kedua, mereka biasanya memberikan
semacam penjelasan mengapa kebenaran dari kejadian atau masalah tersebut harus
ditutupi.
“Salah satu daya tarik dari teori konspirasi adalah
kemampuan untuk menjelaskan sebuah kejadian besar tanpa perlu detail-detail yang
lengkap. Kekuatannya justru berada pada fakta bahwa teori-teori ini tidak
memiliki kejelasan yang pasti,” ujarnya.
Namun ada satu poin yang perlu diperhatikan. Kegigihan dan kepercayaan diri para kaum bumi datar
dalam berargumen membuat teori mereka lebih menarik daripada yang seharusnya.
“Jika Anda dihadapkan dengan pandangan minoritas yang
diungkapkan dengan cara yang cerdas dan sang pembicara memiliki opini yang
sangat kuat, maka teori tersebut bisa menjadi sangat berpengaruh. Para psikolog
menyebut hal ini sebagai pengaruh minoritas,” ujar Douglas.
Namun, ada satu perbedaan kaum bumi datar dengan orang-orang
yang percaya teori konspirasi lainnya.
Eric Oliver dan Tom Wood dari University of Chicago, dalam studinya yang dipublikasikan melalui American Journal
of Political Science pada tahun 2014, menemukan sebuah fakta bahwa setengah dari populasi masyarakat Amerika Serikat setidaknya mempercayai satu teori konspirasi.
Menurut Oliver, teori konspirasi
berawal dari kebiasaan manusia untuk mempercayai adanya kekuatan yang tidak
terlihat. Hal ini disebut sebagai pemikiran magis.
Akan tetapi, jika banyak penganut teori konspirasi lainnya
juga mengadopsi teori-teori pinggiran yang bersifat supernatural, kaum bumi
datar biasanya hanya percaya dengan bentuk bumi yang tidak bulat.
“Jika mereka seperti penganut konspirasi teori lainnya,
mereka seharusnya juga menunjukkan tendensi terhadap pemikiran magis seperti
percaya UFO, ESP, hantu, dan kekuatan yang tak terlihat lainnya. Namun, kaum
bumi datar tidak demikian sehingga mereka juga menjadi anomali di antara
masyarakat AS yang percaya teori konspirasi,” urai Douglas.
(Live Science)