Wednesday, May 31, 2017

Ini Penjelasan Ilmiah Dibalik Ngototnya Kaum Yang Meyakini Bahwa Bumi Itu Datar

Sebenarnya bumi kita itu berbentuk datar atau bulat? Di Indonesia ramai perdebatan serta olok-olok di media sosial oleh mereka yang meyakini bahwa itu bulat melawan mereka yang meyakini bahwa bumi itu datar.

Perdebatan antara kaum bumi bulat dan kaum bumi datar ini seolah tidak pernah mencapai ujung. Dan semakin lama semakin meruncing saja.

bumi datar
Beginilah bentuk bumi menurut kaum bumi datar (photo: Rooster Magazine)

Siapapun yang termasuk kaum bumi bulat, dipastikan pernah merasakan betapa frustrasinya berdebat dengan seseorang dari kaum bumi datar. Apa pun sanggahan yang Anda lontarkan dianggapnya sebagai bagian dari konspirasi NASA.

Di abad ke-21 ini, apakah dia dan kubu bumi datar lainnya benar-benar serius mempercayai teori tersebut? Bila demikian, bagaimana hal ini bisa terjadi?

Walaupun teori mereka terdengar mustahil di telinga dan kepala Anda yang (mampu) berpikir logis, tetapi kepercayaan kaum bumi datar bukanlah sesuatu yang mengejutkan bagi pakar psikologi seperti Karen Douglas yang merupakan Psikolog dari University of Kent, Inggris.

Karen Douglas mempelajari psikologi dari teori konspirasi ini berkata bahwa kepercayaan kaum bumi datar mengikuti teori konspirasi lain yang telah dia pelajari.

Douglas mengatakan, bahwa kaum bumi datar ini benar-benar percaya bahwa bumi berbentuk datar. Dan dia tidak melihat tanda-tanda bahwa mereka membuat-buat ide tersebut untuk alasan lainnya.

Douglas lalu menjelaskan bahwa secara umum, teori konspirasi memiliki dua karakteristik yang sama. Pertama, mereka adalah teori alternatif mengenai sebuah kejadian atau masalah serius. Kedua, mereka biasanya memberikan semacam penjelasan mengapa kebenaran dari kejadian atau masalah tersebut harus ditutupi.

“Salah satu daya tarik dari teori konspirasi adalah kemampuan untuk menjelaskan sebuah kejadian besar tanpa perlu detail-detail yang lengkap. Kekuatannya justru berada pada fakta bahwa teori-teori ini tidak memiliki kejelasan yang pasti,” ujarnya.

Namun ada satu poin yang perlu diperhatikan. Kegigihan dan kepercayaan diri para kaum bumi datar dalam berargumen membuat teori mereka lebih menarik daripada yang seharusnya.

“Jika Anda dihadapkan dengan pandangan minoritas yang diungkapkan dengan cara yang cerdas dan sang pembicara memiliki opini yang sangat kuat, maka teori tersebut bisa menjadi sangat berpengaruh. Para psikolog menyebut hal ini sebagai pengaruh minoritas,” ujar Douglas.

Namun, ada satu perbedaan kaum bumi datar dengan orang-orang yang percaya teori konspirasi lainnya.

Eric Oliver dan Tom Wood dari University of Chicago, dalam studinya yang dipublikasikan melalui American Journal of Political Science pada tahun 2014, menemukan sebuah fakta bahwa setengah dari populasi masyarakat Amerika Serikat setidaknya mempercayai satu teori konspirasi.

Menurut Oliver, teori konspirasi berawal dari kebiasaan manusia untuk mempercayai adanya kekuatan yang tidak terlihat. Hal ini disebut sebagai pemikiran magis.

Akan tetapi, jika banyak penganut teori konspirasi lainnya juga mengadopsi teori-teori pinggiran yang bersifat supernatural, kaum bumi datar biasanya hanya percaya dengan bentuk bumi yang tidak bulat.

“Jika mereka seperti penganut konspirasi teori lainnya, mereka seharusnya juga menunjukkan tendensi terhadap pemikiran magis seperti percaya UFO, ESP, hantu, dan kekuatan yang tak terlihat lainnya. Namun, kaum bumi datar tidak demikian sehingga mereka juga menjadi anomali di antara masyarakat AS yang percaya teori konspirasi,” urai Douglas.
(Live Science)

1 comment:

  1. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete