Tuesday, August 2, 2016

Ini Fakta-fakta "Gila" Dari Para Pemuda Yang Melecehkan Agama Islam

Meluasnya penggunaan media sosial dan arus informasi yang deras hingga ke daerah pelosok, tidak serta merta membuat mereka yang memperoleh informasi tersebut mengambil manfaatnya. Malahan mereka seringkali menjadi bertindak bodoh dan melakukan hal-hal negatif lainnya seperti SARA. Salah satunya adalah pelecehan dan penistaan terhadap agama.

Beberapa waktu lalu, terjadi penistaan agama Islam yang menghebohkan jagat maya yang dilakukan oleh 10 orang pemuda asal Kecamatan Karang Penang, Kabupaten Sampang, Madura, Provinsi  Jawa Timur.

Yang membuat miris adalah para pemuda ini bersama-sama berpose seolah-olah sedang sholat. Namun diantara mereka malahan berpose melecehkan. Boodhnya lagi, foto-foto ini mereka sebarkan sendiri melalui jejaring sosial Facebook.

Karuan saja “perbuatan bejat” mereka ini tersebar luas dan banjir kecaman. Membuat geram para ulama dan masyarakat di Madura. Namun mereka ini berkat bantuan masyarakat bisa ditangkap dan dipertobatkan/diambil sumpahnya di Pondok Pesantren Miftahun Ulum di depan ulama, tokoh masyarakat serta aparat kemanan.

Ada beberapa fakta menarik seputar 10 pemuda “sontoloyo” ini:

1. Berpose seolah sedang shalat dengan bahasa tubuh yang melecehkan Allah
Para pemuda ini memposting fotonya seolah dalam satu shaf layaknya orang sholat berjamaah. Namun yang tak bisa ditoleransi adalah dalam foto saat bersujud tersebut ada seorang diantara mereka bertelanjang dada di belakang pantat sang imam. Adegan itu mirip orang dewasa sedang berhubungan intim dengan pose “doggy style”.

Bukan cuma itu saja, bahkan di di antara mereka ada yang bersujud dengan posisi bokong membelakangi kiblat. Tentu saja foto itu dianggap menistakan agama Islam.

2. Identitas para pemuda yang melecehkan agama
Kesepuluh pemuda itu adalah Rusdiyant (17 tahun), Sulhan (17 tahun), Mahsus (20 tahun), Umam (16 tahun), Aliyanto (16 tahun), Umam (17 tahun), warga Desa Karang Penang Oloh. Sedangkan, Fauzan (18 tahun) dan Hendri (18 tahun) adalah warga Desa Poreh, Kecamatan Karang Penang. Lalu Halili (19 tahun) warga Desa Karang Penang Onjur, dan terakhir adalah Rizal (18 tahun), warga Desa Karang Penang.

3. Tujuan pengambilan sumpah terhadap pemuda-pemuda tersebut.
Sebelum diambil sumpahnya di Pondok Pesantren Miftahun Ulum, mereka diberi tausiyah oleh KH Achmad Fauzan Zaini. Mereka juga diminta untuk menandatangani surat pernyataan bermaterai yang isinya adalah pernyataan untuk tidak akan lagi mengulangi perbuatannya nista ini.

4. Lokasi pengambilan gambar
Menurut Sulhan, salah satu pelaku, lokasi pengambilan foto di sekitar Bendungan Nepa. Merka bergaya dan mengambil foto-foto yang menghebohkan ini pada Sabtu 2 Juli 2016.

5. Alasan berpose melecehkan
Sulhan mengaku sangat menyesal.  Pernyataan kapok pun keluar dari mulutnya. “Kami hanya iseng. Tidak ada niat apapun. Kami berjanji tidak akan mengulangi kembali,” katanya.

Berikut ini adalah pose-pose melecehkan dari para pemuda-pemuda tersebut yang menamakan kelompoknya sebagai Geng "Ketombe 96"

Ketombe 96

Ketombe 96

Ketombe 96

Ketombe 96

Ketombe 96

Yang patut disyukuri adalah mereka akhirnya bertobat dan menyesali perbuatannya.
(dari berbagai sumber)

No comments:

Post a Comment