Setelah sempat membuat kehebohan karena dianggap menjual pornoaksi, yang menuai kecaman dari Walikota Bandung Ridwan Kamil, produsen makanan "bikini" di Depok akhirnya ditindak dan digerebek oleh petugas gabungan dari Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan didampingi
petugas Polsek dan Koramil.
Dalam penggerebekan ini disita barang bukti berupa
produk jadi Bikini Snack sebanyak 144 bungkus.
Kemasan "bikini" snack yang memicu kehebohan |
Selain itu menurut Kepala BPPOM Bandung Abdul Rahim mereka juga menyita kemasan primer Bikini Snack sebanyak
3.900 lembar, bumbu-bumbu 15 bungkus, bihun bahan baku sebanyak 40 bungkus.
Peralatan-peralatan produksi seperti meliputi
kompor, wajan, dan peralatan lainnya juga disita.
Produsen "bikini snack" ini merupakan industri rumah
tangga. Produksi dan peredarannya dilakukan berdasarkan pesanan secara online dimana dalam jangka waktu Maret hingga Juni 2016, produsen ini telah membuat sekitar 11.000 bungkus Bikini Snack.
Menurut Abdul Rohim, peredaran "Bikini Snack" tidak bisa dibenarkan oleh peraturan karena produsennya karena
tidak mengantongi izin edar maupun PIRT (pangan industri rumah tangga).
Terkait hal ini, kasus ini akan dibawa ke pengadilan. Namun, sang produsen TW (19 tahun) tidak ditahan walaupun barang bukti yang dia gunakan untuk memproduksi makanan ini disita petugas karena pihak BPPOM mengaku tidak memiliki kewenangan atas itu.
Sebelumnya, Bikini Snack memicu kehebohan di media sosial karena pihak MUI melaporkan kepada aparat karena peredaran makanan ini dianggap memiliki konten pornografi dan pornoaksi serta memalsukan logo halal.
Sedangkan Walikota Bandung, Ridwan Kamil menganggap bahwa cemilan yang menggunakan nama "Bikini" yang merupakan akronim dari "Bihun Kekikian" merupakan cotoh negatif dan contoh buruk dalam berkreatifitas.
Menurut Kang Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil, kemasan makanan ini bisa merusak moral dan mental bagi masyarakat, terlebih lagi bagi anak-anak karena kemasan makanan ini memperlihatkan tubuh wanita seksi berbikini sebagai maskot atau ilustrasinya.
Bagaimana menurut pendapat Anda?
(dari berbagai sumber)
No comments:
Post a Comment