Setiap tanggal 21 April seluruh rakyat Indonesia memperingati Hari Kartini untuk mengenang jasa-jasa Raden Ajeng Kartini yang menjadi pahlawan pergerakan perempuan dan kesetaraan jender bagi wanita Indonesia.
Raden Ajeng Kartini |
Kartini meninggal dunia 4 hari setelah dirinya melahirkan anak pertamanya yang bernama Raden Mas Soesalit Djojoadhiningrat karena
preeklampsia.
Oleh karena itu, selain memperingati Hari Kartini, para wanita Indonesia hendaknya juga meningkatkan kesadaran akan bahayanya preeklamsia dengan
mengetahui gejalanya. Apakah preeklamsia itu?
Preeklamsia merupakan salah satu komplikasi
kehamilan yang paling berbahaya. Preeklamsia ini dapat menyebabkan komplikasi
kesehatan yang serius, bahkan kematian terhadap ibu hamil dan bayi.
Berikut ini adalah 5 gejala dari preeklampsia yang patut diwaspadai
wanita hamil:
1. Edema
Edema adalah salah satu gejala kehamilan yang paling sering
dijumpai. Kondisi ini melibatkan pembengkakan tangan dan wajah yang disebabkan
oleh retensi air dalam tubuh.
2. Kenaikan berat badan
Walaupun berat badan yang naik pada wanita hamil wajar
terjadi, tetapi biasanya bertahap. Sedangkan kenaikan berat badan karena
preeklamsia terjadi tiba-tiba. Inilah yang harus diwaspadai.
3. Masalah pada penglihatan
Tingkat keparahan gejala ini dapat berkisar dari
bintik-bintik kabur sampai gangguan penglihatan. Setiap perubahan gangguan
penglihatan saat kehamilan perlu diwaspadai sebagai gejala preeklampsia.
4. Tekanan darah tinggi (hipertensi)
Tekanan darah yang naik pada masa kehamilan bisa menjadi pertanda preeklampsia.
Apabila tekanan darah selalu naik setiap hari, maka harus konsultasi ke
dokter untuk membantu mendeteksi dan mengobati preeklampsia sejak dini.
5. Proteinuria
Proteinuria merupakan salah satu gejala preeklampsia
yang paling umum. Hal ini mengacu pada jumlah protein dalam urin. Penurunan
jumlah urin dan warna yang lebih gelap dapat menjadi pertanda preeklampsia.
Selamat Hari Kartini. Salam sehat.
(Parent Herald)
No comments:
Post a Comment