Sungguh nahas nasib wanita, eh transgender ini. Ia mengalami siksaan lahir dan batin berulang kali. Siksaan ini selalu menghantui hidupnya.
Kisah nyata yang pilu ini berawal ketika Mary (nama samaran) dijebloskan ke sebuah penjara pria di Boggo Road, Queensland,
Australia karena kasus pencurian mobil yang dilakukannya. Dia harus hidup bersama dalam satu sel bersama para
lelaki.
Pada saat kedatangannya, ia menjadi pusat perhatian para penghuni penjara tersebut. Tentu saja karena sosoknya yang berbeda dengan para napi lain. Mary sungguh terlihat seperti halnya wanita sungguhan. Cantik dan menarik.
Disinilah ia merasa hidupnya bagaikan dalam neraka selama bertahun-tahun.
Baru beberapa hari dia menghuni sel penjara, sudah tak terhitung lagi dia mencoba mempertahankan diri dari usaha pemerkosaan yang dilakukan para napi lainnya. Namun, sayangnya, semakin kuat dia menolak, malahan semakin membuat para napi yang hendak memperkosanya tersebut semakin beringas saja.
Sementara di Inggris sana, Tara Hudson yang juga merupakan narapidana transgender juga mengalami kekerasan seksual di penjara |
"Setiap kali saya berkata tidak dan mencoba menolak
mereka, setiap kali itu pula mereka memaksa. Tidak hanya satu atau dua orang,
mereka berkelompok," kata Mary ketika menuturkan kesaksiannya.
Sejak saat itulah, Mary hidup dalam ketakutan selama
tahun-tahun berikutnya. Ia sangat menyesali perbuatannya mencuri mobil yang membawanya dijebloskan ke dalam penjara ini dan menjadi korban perkosaan rutin yang dilakukan oleh para narapidana lain.
Ia mengaku tak pernah bisa mengerti mengapa dijebloskan ke penjara pria dan bukannya penjara wanita.
Berdasarkan pengakuan Mary, setiap hari dia diperkosa berkali-kali. Penderitaannya itu sempat tersiar di media, yang kemudian membuatnya
dipindahkan ke sel lain.
Dia lalu menempati sel bersama para tahanan yang menunggu
sidang atau mereka yang baru ditangkap. "Namun, perlindungan itu pun tetap
berlaku dengan imbalan seks," katanya.
Selama masa penjaranya, Mary dilabeli sebagai narapidana
berisiko karena ia tiga kali berupaya untuk melarikan diri. Namun ia berkilah bahwa ia tidak berniat untuk melarikan diri dari penjara melainkan hanya ingin kabur dari kekerasan seks yang selalu ia alami setiap harinya.
Pengalaman hidup di Boggo, diakui Mary, merupakan yang
terburuk dan paling keji yang pernah dia jalani. Selama menjalani masa hukuman selama 4 tahun penjara, ia tak kurang mengalami lebih dari 2.000 kali kekerasan seksual dan pemerkosaan.
"Itu tindak pemerkosaan dan saya dicambuk, dihancurkan,
dan saya melakukan itu untuk bertahan hidup. Namun, upaya bertahan hidup yang
saya lakukan pada dasarnya cuma untuk kenikmatan narapidana lain," kata
dia.
"Ini benar-benar neraka dan saya serasa mati. Inilah
hukuman yang harus saya jalankan," kata dia.
Kasihan sekali nasibnya.
(news.com.au, Independent, The Week)
No comments:
Post a Comment