Bukan Indonesia namanya kalau tidak aneh tapi nyata, dan kejadian aneh ini benar-benar terjadi sekitar setahun lalu di Jambi. Nampaknya ini bisa dikatakan sebagai kebijakan paling aneh yang pernah diambil oleh seorang kepala pemerintahan di daerah khususnya di Indonesia.
Kontroversi ini pun bisa dikatakan lebih kontroversial dibandingkan temperamen dan ketegasan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
Kasus pelacuran merupakan penyakit masyarakat yang harus diberantas. Apabila Walikota Surabaya, Tri Rismaharini mengambil kebijakan menutup komplek lokalisasi pelacuran terbesar di Asia Tenggara yaitu Dolly, Wakil Gubernur Jambi, Fachrori Umar pun juga mengambil keputusan serupa dengan lokalisasi Payo Sigadung (Pucuk), yang sebelumnya selalu ditolak oleh warga setempat.
Bukan hanya itu, Fachrori Umar pun berkeinginan agar penutupan itu harus seiring sejalan dengan penerapan solusi efektif agar PSK dari lokalisasi itu tak kehilangan sumber nafkah ekonominya. Selain itu, Fachrori juga menekankan bahwa pemberantasan penyakit masyarakat khususnya prostitusi menjadi tanggung jawab semua pihak baik di tingkat RT, kota/kabupaten, provinsi dan juga masyarakat.
Wagub bahkan menyarankan, apabila dimungkinkan, para PSK di Pucuk dijadikan istri oleh warga. "Oleh karena itu, nanti semua RT punya tanggung jawab, semua kita punya tanggung jawab. Nah, kalau memang ada yang cocok, jadikanlah istri, ya kan begitu biar bisa bertobat. Tidak apa-apa, jangan takut, jangan gentar," ujarnya kala itu.
Kebijakan tersebut sangat mengejutkan mengingat kasus penyebaran penyakit menular HIV/AIDS mengalami peningkatan di Jambi dalam setiap tahunnya. Terlebih lagi hingga hari ini ternyata lokalisasi tersebut masih beroperasi secara ilegal.
Mungkin para jomblo berminat untuk memanfaatkan kesempatan ini?
(Jambi Update, Tribun)
Kontroversi ini pun bisa dikatakan lebih kontroversial dibandingkan temperamen dan ketegasan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
Kasus pelacuran merupakan penyakit masyarakat yang harus diberantas. Apabila Walikota Surabaya, Tri Rismaharini mengambil kebijakan menutup komplek lokalisasi pelacuran terbesar di Asia Tenggara yaitu Dolly, Wakil Gubernur Jambi, Fachrori Umar pun juga mengambil keputusan serupa dengan lokalisasi Payo Sigadung (Pucuk), yang sebelumnya selalu ditolak oleh warga setempat.
Salah seorang PSK di Payo Sigadung terlihat sedang santai di teras kos-nya |
Bukan hanya itu, Fachrori Umar pun berkeinginan agar penutupan itu harus seiring sejalan dengan penerapan solusi efektif agar PSK dari lokalisasi itu tak kehilangan sumber nafkah ekonominya. Selain itu, Fachrori juga menekankan bahwa pemberantasan penyakit masyarakat khususnya prostitusi menjadi tanggung jawab semua pihak baik di tingkat RT, kota/kabupaten, provinsi dan juga masyarakat.
Bahkan pada siang hari pun para PSK di Payo Sigadung masih mangkal menawarkan jasanya walau secara terselubung |
Kedua PSK berparas cantik ini dengan sukarela ikut untuk dipulangkan ke daerah asalnya kala Pemprov Jambi menutup lokalisasi pelacuran Payo Sigadung pada Mei 2014. |
Mungkin para jomblo berminat untuk memanfaatkan kesempatan ini?
(Jambi Update, Tribun)
No comments:
Post a Comment