Teknologi pencetakan 3 Dimensi dengan menggunakan printer 3D, kini memasuki babak baru setelah Aurora Flight Sciencess d Stratasys Ltd mengumumkan bahwa mereka telah berhasil menciptakan sebuah pesawat udara bermesin jet tanpa awak dengan menggunakan teknologi 3D Printing (pencetakan 3 dimensi).
Pesawat jet tanpa awak (Unmanned Aerial Vehicle/UAV) ini mampu mencapai kecepatan terbang hingga 150 mph (241 km/jam). Pesawat jet yang menakjubkan dan diperkenalkan pada Dubai Airshow 2015 pada November 2015 ini merupakan benda terbesar dan paling kompleks yang pernah dibuat menggunakan teknologi pencetakan 3D.
Pesawat jet berkecepatan tinggi yang dirancang oleh Aurora serta dan dirakit oleh Stratasys ini, memiliki rentang sayap selebar 3 m dan beratnya hanya 15 kg . Lebih dari 80% komponennya dibuat dengan menggunakan proses pencetakan 3D yang disebut Fused Deposition Modeling (FDM) yang memungkinkan untuk memproduksi benda apapun dalam skala besar.
Badan pesawat itu sendiri dibuat dari bahan nilon, sedangkan saluran knalpot mesinnya dibuat dari bahan logam dengan teknik pencetakan 3D Printing. Bagian knalpot ini mampu untuk menahan panas tinggi yang dihasilkan oleh mesin jet.
Kedua perusahaan mengatakan tujuan utama dari proyek ini adalah untukmenunjukkan bahwa kini proses perancangan, manufaktur serta pembuatan pesawat jet ringan dapat dilakukan dalam waktu singkat. Dalam hal ini, proses terlama adalah mencetak badan pesawat dengan printer 3D, yaitu membutuhkan waktu 9 hari hingga selesai sempurna. Sedangkan komponen lainnya seperti sayap, saluran udara dan bahan bakar, tangki bahan bakar serta bagian-bagian kecil lainnya bisa diproduksi secara bersamaan dan hanya membutuhkan waktu beberapa jam saja hingga 2 hari.
Stratasys mengatakan bahwa proses perancangan, perakitan, dan pengujian seluruhnya total hanya memakan waktu sebulan saja.
Berikut ini adalah rekaman video singkat yang mendemonstrasikan proses produksi dan kecanggihan pesawat jet nirawak ini yang dibuat bersama oleh Aurora dan Stratasys.
Sungguh luar biasa. Namun kita juga patut khawatir. Tak lama lagi saat mesin cetak 3 dimensi yang dioperasikan oleh komputer laptop sudah diproduksi massal dan dijual bebas, bukan tak mungkin teknologi ini akan diadopsi oleh para teroris. Semoga saja hal itu tidak sampai terjadi, karena ilmu pengetahuan dan teknologi pada hakikatnya adalah untuk kemaslahatan seluruh umat manusia.
(Aurora, Stratasys, Youtube)
Pesawat jet tanpa awak (Unmanned Aerial Vehicle/UAV) ini mampu mencapai kecepatan terbang hingga 150 mph (241 km/jam). Pesawat jet yang menakjubkan dan diperkenalkan pada Dubai Airshow 2015 pada November 2015 ini merupakan benda terbesar dan paling kompleks yang pernah dibuat menggunakan teknologi pencetakan 3D.
Badan pesawat itu sendiri dibuat dari bahan nilon, sedangkan saluran knalpot mesinnya dibuat dari bahan logam dengan teknik pencetakan 3D Printing. Bagian knalpot ini mampu untuk menahan panas tinggi yang dihasilkan oleh mesin jet.
Sebanyak 80% komponen pesawat jet nirawak berkecepatan tinggi ini dibuat dengan menggunakan teknologi 3D printing |
Salah satu komponen badan pesawat saat dibuat di bengkel dengan menggunakan mesin cetak 3 dimensi (printer 3D) |
Berikut ini adalah rekaman video singkat yang mendemonstrasikan proses produksi dan kecanggihan pesawat jet nirawak ini yang dibuat bersama oleh Aurora dan Stratasys.
Sungguh luar biasa. Namun kita juga patut khawatir. Tak lama lagi saat mesin cetak 3 dimensi yang dioperasikan oleh komputer laptop sudah diproduksi massal dan dijual bebas, bukan tak mungkin teknologi ini akan diadopsi oleh para teroris. Semoga saja hal itu tidak sampai terjadi, karena ilmu pengetahuan dan teknologi pada hakikatnya adalah untuk kemaslahatan seluruh umat manusia.
(Aurora, Stratasys, Youtube)
No comments:
Post a Comment