Beberapa hari yang lalu, salah satu oknum dosen senior di Intititut Pertanian Bogor (IPB) bernama Abdul Basith ditangkap oleh Densus 88 Anti Teror atas dugaan menyimpan 29 bom molotov.
Basith ditengarai hendak menggunakan bom-bom itu untuk mengacaukan dan membuat rusuh Jakarta dengan mendompleng Aksi Mujahid 212. Kini, Abdul Basith sudah dijadikan tersangka oleh pihak kepolisian.
Basith ditangkap saat keluar dari rumah Laksamana Muda (Purn) TNI Soni Santoso di Perum Taman Royal 2, Jalan Hasyim Asyari, Tangerang, Banten, pada hari Sabtu 28 September 2019 pukul 01.00 WIB. Kemudian dibawa tim Jatanras Polda Metro Jaya untuk menjalani pemeriksaan.
Ketika menangkap Basith serta 5 tersangka lainnya terkait temuan bom molotov tersebut, Polisi juga menangkap seorang purnawirawan TNI yaitu Laksamana Muda (Purn) Sony Santoso.
Kombes Argo Yuwono mengatakan, kepolisian berkoordinasi dengan Polisi Militer TNI Angkatan Laut (Pomal) untuk menyelidiki peran Sony.
"Untuk yang pensiunan TNI itu Polda Metro Jaya sudah sejak awal dalam penyelidikan bersama dengan Pomal. Jadi semua kegiatan yang berkaitan dengan pensiunan TNI kami sudah (koordinasi) dengan Pomal," ujar Argo.Sumber
Sekilas Tentang Abdul Basith
Berdasarkan laman resmi IPB, Basith tercatat sebagai dosen Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Dia lulus S1 dari Teknologi Industri Pertanian pada 1981.
Pada 1987, Basith menyelesaikan studi magister Teknik dan Manajemen Industri di Institut Teknologi Bandung (ITB). Selanjutnya dia meraih titel doktor di Teknologi Industri Pertanian IPB pada 2012.
Menurut Kasubag Humas IPB, Yatri Indah Kusumastuti, Basith telah mengajar di lingkungan kampus IPB selama 25 tahun. Pria yang tinggal di Pakuan Regency Linggabuana, Margajaya, Bogor ini dikenal pula sebagai ”dosen motivator” yaitu kerap memotivasi mahasiswanya agar menjadi orang berhasil.
Sumber: https://www.inews.id/news/nasional/profil-abdul-basith-dosen-ipb-yang-diduga-simpan-29-bom-molotov-untuk-kacaukan-jakarta
Kesan pertama yang mungkin ditangkap oleh seorang awam adalah "mengerikan". Bayangkan saja, seorang dosen kampus ternama seperti IPB bergelar Doktor (yang tentu saja pintar) dan sudah mengajar selama 25 tahun di IPB ternyata seorang radikal yang ingin menghancurkan negaranya sendiri!
Mungkin kita pun juga bertanya-tanya, "Mengapa IPB (sampai) bisa memiliki oknum dosen radikal seperti itu?" dan "Jika dosennya saja seperti itu, bagaimana dengan mahasiswanya?"
Setelah kami telusuri, ternyata IPB adalah salah satu perguruan tinggi di Indonesia yang terpapar paham radikal. Direktur Riset Setara Institute, Halili mengungkapkan, sebanyak 10 perguruan tinggi negeri di Indonesia terpapar paham radikalisme.
Hal itu diungkapkan Halili berdasar hasil penelitian bertajuk “Wacana dan Gerakan Keagamaan di Kalangan Mahasiswa: Memetakan Ancaman atas Negara Pancasila di PTN.”
Halili mengungkapkan, berdasar penelitian yang dilakukan oleh Setara Institut selama Februari sampai April 2019 terhadap 10 PTN di Indonesia, ditemukan masih banyak wacana dan gerakan keagamaan yang bersifat eksklusifitas.
Kesepuluh PTN yang terpapar radikalisme keagamaan itu ialah:
1. Universitas Indonesia (UI)
2. Universitas Islam Negeri Syarief Hidayatullah
3. Institut Teknologi Bandung (ITB)
4. Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung
5. Institut Pertanian Bogor IPB)
6. Universitas Gadjah Mada (UGM)
7. Universitas Negeri Yogyakarta (UNY)
8. Universitas Brawijaya (Unibraw)
9. Universitas Airlangga (Unair)
10. Universitas Mataram
Dosen Ilmu Politik Universitas Negeri Jakarta itu bahkan mengatakan jika IPB salah satu yang terpapar paham radikalisme dalam tingkat yang sangat parah.
Sumber:
https://news.harianjogja.com/read/2019/06/02/500/996236/ini-kampus-yang-terpapar-paham-radikalisme-paling-berat
Jadi, ketika mendengar bahwa ada oknum dosen senior dan bergelar doktor ditangkap terkait bom, maka kami tidak heran juga karena sepertinya radikal sudah lama “berakar” di IPB sejak lama di sana.
Peneliti dari Institut Pertanian Bogor, Eko Cahyono mengungkapkan wacana keagamaan di lingkungan kampus IPB masih dikuasai oleh kelompok komunitas Islamis - Tarbiyah dan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).
Jadi sudah kelihatan siapa “biang keroknya"
Sebenanya “otak” kerusuhan di seluruh dunia adalah Ikhwanul Muslimin (IM) yang merupakan “induk” dari PKS. Jadi tidak heran jika Anonymous juga sudah pernah memperingati IM dalam salah satu video mereka. Adapun hubungan antara Hizbut Tahrir dengan IM, semuanya akan penulis bahas dalam tulisan khusus lainnya.
Lalu, apa “hubungannya” antara Abdul Basith dengan Rocky Gerung?
Selain berfoto berdua, Abdul Basith dan Rocky Gerung pernah menjadi pembicara dalam sebuah acara yang sama yang bertajuk "Menjaga dan Merawat Akal Sehat" yang diselenggarakan di Bogor tanggal 19 September 2019 lalu!
Tanggal 19 September 2019, Abdul Basith jadi pembicara…
Tanggal 28 September 2019, Abdul Basith ditangkap karena menyimpan bom Molotov…
Aneh tapi nyata, Abdul Basith penyimpan bom Molotov dan Rocky Gerung yang hanya lulusan S-1 (Strata 1) pernah jadi pembicara dalam acara Menjaga dan Merawat Akal Sehat???
Acara Menjaga dan Merawat Akal Sehat “menghasilkan” seorang penyimpan bom Molotov! Dimana akal sehatnya?
Basith ditengarai hendak menggunakan bom-bom itu untuk mengacaukan dan membuat rusuh Jakarta dengan mendompleng Aksi Mujahid 212. Kini, Abdul Basith sudah dijadikan tersangka oleh pihak kepolisian.
Basith ditangkap saat keluar dari rumah Laksamana Muda (Purn) TNI Soni Santoso di Perum Taman Royal 2, Jalan Hasyim Asyari, Tangerang, Banten, pada hari Sabtu 28 September 2019 pukul 01.00 WIB. Kemudian dibawa tim Jatanras Polda Metro Jaya untuk menjalani pemeriksaan.
Ketika menangkap Basith serta 5 tersangka lainnya terkait temuan bom molotov tersebut, Polisi juga menangkap seorang purnawirawan TNI yaitu Laksamana Muda (Purn) Sony Santoso.
Kombes Argo Yuwono mengatakan, kepolisian berkoordinasi dengan Polisi Militer TNI Angkatan Laut (Pomal) untuk menyelidiki peran Sony.
"Untuk yang pensiunan TNI itu Polda Metro Jaya sudah sejak awal dalam penyelidikan bersama dengan Pomal. Jadi semua kegiatan yang berkaitan dengan pensiunan TNI kami sudah (koordinasi) dengan Pomal," ujar Argo.Sumber
Sekilas Tentang Abdul Basith
Berdasarkan laman resmi IPB, Basith tercatat sebagai dosen Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Dia lulus S1 dari Teknologi Industri Pertanian pada 1981.
Pada 1987, Basith menyelesaikan studi magister Teknik dan Manajemen Industri di Institut Teknologi Bandung (ITB). Selanjutnya dia meraih titel doktor di Teknologi Industri Pertanian IPB pada 2012.
Menurut Kasubag Humas IPB, Yatri Indah Kusumastuti, Basith telah mengajar di lingkungan kampus IPB selama 25 tahun. Pria yang tinggal di Pakuan Regency Linggabuana, Margajaya, Bogor ini dikenal pula sebagai ”dosen motivator” yaitu kerap memotivasi mahasiswanya agar menjadi orang berhasil.
Sumber: https://www.inews.id/news/nasional/profil-abdul-basith-dosen-ipb-yang-diduga-simpan-29-bom-molotov-untuk-kacaukan-jakarta
Kesan pertama yang mungkin ditangkap oleh seorang awam adalah "mengerikan". Bayangkan saja, seorang dosen kampus ternama seperti IPB bergelar Doktor (yang tentu saja pintar) dan sudah mengajar selama 25 tahun di IPB ternyata seorang radikal yang ingin menghancurkan negaranya sendiri!
Mungkin kita pun juga bertanya-tanya, "Mengapa IPB (sampai) bisa memiliki oknum dosen radikal seperti itu?" dan "Jika dosennya saja seperti itu, bagaimana dengan mahasiswanya?"
Setelah kami telusuri, ternyata IPB adalah salah satu perguruan tinggi di Indonesia yang terpapar paham radikal. Direktur Riset Setara Institute, Halili mengungkapkan, sebanyak 10 perguruan tinggi negeri di Indonesia terpapar paham radikalisme.
Hal itu diungkapkan Halili berdasar hasil penelitian bertajuk “Wacana dan Gerakan Keagamaan di Kalangan Mahasiswa: Memetakan Ancaman atas Negara Pancasila di PTN.”
Halili mengungkapkan, berdasar penelitian yang dilakukan oleh Setara Institut selama Februari sampai April 2019 terhadap 10 PTN di Indonesia, ditemukan masih banyak wacana dan gerakan keagamaan yang bersifat eksklusifitas.
Kesepuluh PTN yang terpapar radikalisme keagamaan itu ialah:
1. Universitas Indonesia (UI)
2. Universitas Islam Negeri Syarief Hidayatullah
3. Institut Teknologi Bandung (ITB)
4. Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung
5. Institut Pertanian Bogor IPB)
6. Universitas Gadjah Mada (UGM)
7. Universitas Negeri Yogyakarta (UNY)
8. Universitas Brawijaya (Unibraw)
9. Universitas Airlangga (Unair)
10. Universitas Mataram
Dosen Ilmu Politik Universitas Negeri Jakarta itu bahkan mengatakan jika IPB salah satu yang terpapar paham radikalisme dalam tingkat yang sangat parah.
Sumber:
https://news.harianjogja.com/read/2019/06/02/500/996236/ini-kampus-yang-terpapar-paham-radikalisme-paling-berat
Jadi, ketika mendengar bahwa ada oknum dosen senior dan bergelar doktor ditangkap terkait bom, maka kami tidak heran juga karena sepertinya radikal sudah lama “berakar” di IPB sejak lama di sana.
Peneliti dari Institut Pertanian Bogor, Eko Cahyono mengungkapkan wacana keagamaan di lingkungan kampus IPB masih dikuasai oleh kelompok komunitas Islamis - Tarbiyah dan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).
Jadi sudah kelihatan siapa “biang keroknya"
Sebenanya “otak” kerusuhan di seluruh dunia adalah Ikhwanul Muslimin (IM) yang merupakan “induk” dari PKS. Jadi tidak heran jika Anonymous juga sudah pernah memperingati IM dalam salah satu video mereka. Adapun hubungan antara Hizbut Tahrir dengan IM, semuanya akan penulis bahas dalam tulisan khusus lainnya.
Lalu, apa “hubungannya” antara Abdul Basith dengan Rocky Gerung?
Abdul Basith (kiri) dan Rocky Gerung |
Selain berfoto berdua, Abdul Basith dan Rocky Gerung pernah menjadi pembicara dalam sebuah acara yang sama yang bertajuk "Menjaga dan Merawat Akal Sehat" yang diselenggarakan di Bogor tanggal 19 September 2019 lalu!
Tanggal 19 September 2019, Abdul Basith jadi pembicara…
Tanggal 28 September 2019, Abdul Basith ditangkap karena menyimpan bom Molotov…
Aneh tapi nyata, Abdul Basith penyimpan bom Molotov dan Rocky Gerung yang hanya lulusan S-1 (Strata 1) pernah jadi pembicara dalam acara Menjaga dan Merawat Akal Sehat???
Acara Menjaga dan Merawat Akal Sehat “menghasilkan” seorang penyimpan bom Molotov! Dimana akal sehatnya?
No comments:
Post a Comment