Sunday, January 8, 2023

Ini yang Membuat Para Atlet MMA dan UFC Merasa Aman Saat Berduel di Octagon

Seni bela diri campuran atau mixed martial arts (MMA) merupakan olahraga berisiko tinggi, mengingat besarnya intensitas kontak fisik yang terjadi. 

Petarung MMA asal Indonesia yang tengah mencatatkan enam kemenangan beruntun di pentas internasional ONE Championship, Eko Roni Saputra, mengakui hal tersebut. 

Khabib Nurmagovedov vs Conor McGregor, salah satu pertarungan legendaris yang keras di ranah beladiri campuran


Namun, Eko Roni Saputra tetap merasa aman ketika berduel melawan petarung lain, termasuk saat kali terakhir memetik kemenangan atas Chan Rothana lewat kuncian rear-naked choke pada 11 Maret 2022.

Berdasarkan pernyataan Eko Roni Saputra, rasa aman itu tak lepas dari protokol keselamatan yang diterapkan secara ketat sebelum para petarung beraksi di arena pertarungan. 

Protokol keselamatan yang dimaksud terwujud lewat berbagai tes kesehatan, salah satunya tes dehidrasi. Tes dehidrasi dilakukan demi memastikan para atlet yang berlaga tidak kekuarangan cairan dalam tubuh mereka. 

Tes yang dianggap revolusioner ini sudah diterapkan dalam ajang ONE Championship. 

"Bagi saya, tes hidrasi sangat penting karena bisa mengetahui kandungan cairan di dalam tubuh kita," kata Eko Roni. 

"Sejauh ini saat saya bermain di kancah nasional atau internasional, enggak pernah (ada tes) hidrasi, dan kandungan hidrasi ini sangat berpengaruh pada power dan bisa mencegah cepat keram,” ujar Eko Roni. 

Tes dehidrasi juga disebut dapat membantu atlet mengurangi berat badan ekstrem. 

Hal ini kerap terjadi pada atlet olahraga tarung karena mereka harus mencapai bobot tertentu yang telah ditentukan. 

Mengurangi kandungan cairan dalam tubuh dengan tidak banyak mengonsumsi air memang menjadi cara yang kerap dilakukan demi mengurangi bobot tubuh dalam waktu singkat. Namun, hal ini tentu berisiko tinggi apalagi dalam olahraga yang penuh kontak fisik. 

Dengan diterapkannya tes hidrasi, para atlet yang berlaga di ONE Championship dianjurkan berlaga di kelas yang sesuai dengan bobot alami mereka.  

Para petarung diperbolehkan mengurangi bobot badan asalkan mereka memiliki kandungan cairan yang cukup. 

Selain tes dehidrasi, terdapat sejumlah tes lain yang membuat Eko Roni merasa aman ketika bertarung. "Semenjak masuk ke ONE, saya merasa ONE benar-benar menjaga atlet yang mau tanding. Sebelumnya, kami semua dicek di bagian kepala, mata, darah, semuanya lengkap," ucap Eko Roni. 

"Menjaga tubuh agar terhindar dari dehidrasi ini memang tantangan bagi para fighter lain karena biasanya mereka enggak fokus pada hidrasi, tapi lebih fokus ke mengurangi berat badan," imbuhnya. 

"Kalau saya sendiri tidak khawatir karena pelatih saya sudah menerapkan cara menjaga kondisi. Pelatih saya selalu mengingatkan jam sekian harus minum banyak, dan sehabis tidur harus minum banyak," tutur Eko Roni yang kini tinggal dan berlatih di Singapura. 

Eko Roni kali terakhir bertarung saat melawan Chan Rothana pada 11 Maret 2022. Kala itu, dia menang di ronde pertama lewat teknik kuncian rear-naked choke. Setelah itu, Eko Roni harus menepi karena mengalami cedera patah jari. 

Setelah menjalani perawatan di Singapura, mantan pegulat yang mendominasi tiga edisi Pekan Olahraga Nasional (PON) itu mengaku siap untuk kembali berlaga. 

Eko Roni pun tengah mengincar lawan dari lima besar yang bisa mengantarkannya semakin dekat pada peluang menjadi juara dunia. 

No comments:

Post a Comment