Lagi-lagi kelakuan ngeyel dan denial warga masyarakat kita membawa masalah besar bagi masyarakat luas.
Ini bisa terlihat dari yang dilakukan oleh seorang pasien positif COVID-19 berinisial SR (54) di Singosari, Kabupaten Malang.
SR diketahui ternyata sempat sungkem kepada orang tuanya meskipun sudah tahu hasil swab test dirinya adalah positif COVID-19. Hal ini diungkapkan Kapolsek Singosari, AKP Farid Fatoni.
"Pada saat pasien sudah mengetahui hasil swab test dirinya positif COVID-19, dia justru mendatangi orang tuanya untuk sungkem kemudian pulang kembali ke rumahnya yang ditinggali anak, menantu dan cucunya," ungkap Farid pada Jumat 24 Apri 2020..
Orang tua SR sendiri saat ini berusia 80 tahun dan tinggal bersama 4 orang lainnya di rumahnya. Sebelumnya SR dirawat di RS Saiful Anwar selama 10 hari setelah merasakan sesak napas yang tidak kunjung sembuh.
"Awalnya dia dibawa ke RS Lawang Medika lalu dirujuk ke RS Saiful Anwar Malang, Lalu pada 21 April 2020 dia melakukan swab test lalu diperbolehkan pulang," imbuhnya.
Hasilnya, pada 23 April 2020, pukul 17.00 WIB, SR dinyatakan positif COVID-19. "Lalu Muspika Singosari mendatangi Puskesmas Adimulyo untuk mengkonfirmasi," ungkapnya.
Diduga kuat, SR tertular suaminya yang meninggal 3 minggu yang lalu setelah berstatus PDP. "Saat suaminya meninggal banyak pelawat yang datang sampai ke pemakaman, bahkan juga dilakukan tahlilan selama 7 hari," jelas Farid.
Oleh sebab itu, Kapolsek Singosari, merekomendasikan untuk dilakukan rapid test/swab test massal di lingkungan SR, khususnya terhadap para peserta tahlilan.
"Lalu Puskesmas Adimulyo agar melakukan epidemiologi dan membatasi aktivitas keluarga SR selama 14 hari," tegasnya.
"Polsek Singosari akan langsung melakukan penggalangan tokoh masyarakat dan tokoh agama sekitar agar tidak terjadi gejolak di masyarakat. Karena dikhawatirkan akan terjadi penolakan setelah tahu jika ada keluarga SR yang meninggal karena COVID-19," tutupnya.
Sumber: Kumparan
Ini bisa terlihat dari yang dilakukan oleh seorang pasien positif COVID-19 berinisial SR (54) di Singosari, Kabupaten Malang.
SR diketahui ternyata sempat sungkem kepada orang tuanya meskipun sudah tahu hasil swab test dirinya adalah positif COVID-19. Hal ini diungkapkan Kapolsek Singosari, AKP Farid Fatoni.
"Pada saat pasien sudah mengetahui hasil swab test dirinya positif COVID-19, dia justru mendatangi orang tuanya untuk sungkem kemudian pulang kembali ke rumahnya yang ditinggali anak, menantu dan cucunya," ungkap Farid pada Jumat 24 Apri 2020..
Orang tua SR sendiri saat ini berusia 80 tahun dan tinggal bersama 4 orang lainnya di rumahnya. Sebelumnya SR dirawat di RS Saiful Anwar selama 10 hari setelah merasakan sesak napas yang tidak kunjung sembuh.
"Awalnya dia dibawa ke RS Lawang Medika lalu dirujuk ke RS Saiful Anwar Malang, Lalu pada 21 April 2020 dia melakukan swab test lalu diperbolehkan pulang," imbuhnya.
RS Saiful Anwar Malang |
Hasilnya, pada 23 April 2020, pukul 17.00 WIB, SR dinyatakan positif COVID-19. "Lalu Muspika Singosari mendatangi Puskesmas Adimulyo untuk mengkonfirmasi," ungkapnya.
Diduga kuat, SR tertular suaminya yang meninggal 3 minggu yang lalu setelah berstatus PDP. "Saat suaminya meninggal banyak pelawat yang datang sampai ke pemakaman, bahkan juga dilakukan tahlilan selama 7 hari," jelas Farid.
Oleh sebab itu, Kapolsek Singosari, merekomendasikan untuk dilakukan rapid test/swab test massal di lingkungan SR, khususnya terhadap para peserta tahlilan.
"Lalu Puskesmas Adimulyo agar melakukan epidemiologi dan membatasi aktivitas keluarga SR selama 14 hari," tegasnya.
"Polsek Singosari akan langsung melakukan penggalangan tokoh masyarakat dan tokoh agama sekitar agar tidak terjadi gejolak di masyarakat. Karena dikhawatirkan akan terjadi penolakan setelah tahu jika ada keluarga SR yang meninggal karena COVID-19," tutupnya.
Sumber: Kumparan
No comments:
Post a Comment