Saturday, July 27, 2019

Jawaban HNW Soal Pandangan Miring Terhadap Islam

Politik identitas kini semakin marak di Indonesia. Politik yang "agak-agak" mirip dengan Divide et Impera-nya Penjajah Belanda ini memang "legit" diterapkan di Indonesia karena masih banyak masyarakat Indonesia yang belum melek literasi.

Hidayat Nur Wahid
Hidayat Nur Wahid

Politik identitas yang biasa dipakai adalah dengan membawa-bawa dan mengangkat isu (agama) Islam. Para pengusung politik identitas di Indonesia amat paham bahwa pemahaman agama Islam yang menjadi agama mayoritas di Indonesia masih sebatas kulit saja di kalangan warga negara. Oleh karena itu, isu ini amat "sexy" untuk digoreng dan dimanipulatif untuk mendulang suara.

Sehingga, akibat ulah para pengusung agama, citra (agama) Islam menjadi buruk.

Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid (HNW) melihat masih ada pandangan miring elemen masyarakat Indonesia tentang Islam, karena kurangnya pengetahuan.

Hidayat mengatakan mereka yang berpandangan seperti itu karena belum sepenuhnya memahami bahkan menafikan peran umat Islam Indonesia dalam sejarah perjalanan bangsa Indonesia hingga sekarang.

Padahal, faktanya, umat Islam merupakan salah satu elemen besar di Indonesia yang punya peran besar bagi perjalanan sejarah Indonesia. Baik saat mengusir penjajah, proses terbentukannya negara, perumusan dasar dan ideologi RI hingga kini.

"Contoh seperti keluarnya fatwa jihad Hadratussyekh KH. Hasyim Asy’ari pada peristiwa pertempuran 10 November 1945, kepada umat Muslim untuk keluar melawan penjajah," ujar HNW seperti dalam keterangan tertulisnya.

HNW melanjutkan, keluarnya mosi integral pada 1950 yang digagas seorang ulama sekaligus politikus hebat masa itu Mohammad Natsir.

Mosi Integral Natsir tersebut merupakan peristiwa politik yang menjadi cikal bakal terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dari sebelumnya negara bagian atau Republik Indonesia Serikat (RIS).

“Masih banyak lagi peran-peran penting umat Islam, bahkan hingga kini peran serta kiprah umat Islam Indonesia masih terus mewarnai melalui ormas-ormas besar Islam seperti Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah," ujar HNW.

Hidayat mengatakan saat ini kedua ormas besar tersebut punya peran yang sangat besar dalam bidang pendidikan, kesehatan, kemasyarakatan dan lainnya.

Deretan fakta tersebut, kata HNW, seharusnya disampaikan dan dipahami kepada masyarakat Indonesia.

Ini penting agar masyarakat memahami bahwa perjalanan bangsa Indonesia hingga saat ini bukan hanya peran satu pihak. Namun peran banyak pihak yang menyatu dalam bingkai kesamaan tujuan demi Indonesia.

Tak hanya itu, Hidayat mengatakan pemahaman dan pencerahan tersebut juga untuk menepis pandangan miring kepada Islam. Pandangan yang tercipa\ta akibat perbuatan segelintir oknum yang kebetulan beragama Islam merugikan masyarakat.

"Intinya jangan sampai perbuatan segelintir oknum yang salah seperti aksi terorisme, radikalisme digeneralisir ke agama Islamnya,” katanya.

Perlu diketahui, HNW mengatakan itu saat melakukan audiensi dengan rombongan delegasi Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (DPP IMM), di ruang kerja, Gedung Nusantara III, Kompleks Gedung MPR/DPR/DPD, Senayan, Jakarta, Kamis 25 Juli 2019.
(Kompas

No comments:

Post a Comment