Kebebasan berpendapat dan berekspresi kini dijamin oleh undang-undang di negeri ini. Namun faktanya, bangsa kita masih belum bisa bersikap dewasa dalam menggunakan hak berbicara, sehingga yang dikemukakannya tersebut berujung fitnah dan penyebaran kebencian.
Nah, kali ini yang menyalahgunakan kebebasan berbicara tersebut sehingga berujung fitnah adalah salah seorang kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS ), Muhammad Fadri AR yang berasal dari Provinsi Riau. Dia dituduh oleh para netizen melakukan fitnah dan hate speech atas komentarnya di media sosial mengenai keluarga Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Pasalnya, Muhammad Fadri AR mengomentari acara syukuran tujuh bulanan kehamilan Selvi Ananda, istri anak pertama Jokowi, Gibran Rakabuming. Fadri yang sering dipanggil ustadz ini membuat sebuah tuduhan yang sangat keji dalam postingannya mengenai Gibran.
Sebagai berikut adalah Muhammad Fadri AR dan postingannya:
Secara tersirat, ia menuduh Selvi Ananda hamil diluar pernikahan karena baru saja melangsungkan upacara tujuh bulanan padahal usia kandungannya dan pernikahan Gibran-Selvi baru 6 bulan. Ketidaktahuan Fadri mengenai budaya Jawa ini ternyata masuk dalam kategori ranah fitnah.
Dalam adat Jawa memang upacara tujuh bulanan atau mitoni ini dilaksanakan saat usia kehamilan telah genap 6 bulan dan masuk ke 7 bulan.
Sebagai catatan, suku Jawa menyebut usia kehamilan 7 bulan itu SAPTA KAWASA JATI. Sapta artinya tujuh, kawasa artinya kekuasaan, sedangkan jati artinya nyata. Maksudnya adalah jika Tuhan Yang Maha Kuasa menghendaki, dapat saja pada bulan ketujuh bayi lahir sehat dan sempurna. Bayi yang lahir pada usia kandungan 7 bulan sudah dianggap matang alias bukan premature. Namun apabila pada bulan ketujuh itu bayi belum lahir, maka calon orang tua dan juga kakek-neneknya akan membuat upacara mitoni.
Mitoni adalah upacara selamatan/syukuran untuk memohon keselamatan dan lindungan kepada Yang Maha Kuasa agar nanti kelahiran sang bayi semuanya dapat berjalan lancar sehingga bayi didalam kandungan beserta ibunya tetap diberi kesehatan serta keselamatan
Para netizen merasa muak dan terganggu dengan postingan kader-kader PKS yang senantiasa melakukan fitnah dan ujaran kebencian (hate speech) kepada pemerintah. Kali ini bukan hanya Jonru, melainkan juga Muhammad Fadri AR.
Salah satu netizen bahkan memaki "Sudah merapat ke pemerintah kok masih juga menusuk dari belakang. Munafik"
Mulutmu harimaumu. Jangan merasa paling suci dan sok tahu kalau kelakuan saja masih keji.
(sumber: Facebook, Twitter)
Nah, kali ini yang menyalahgunakan kebebasan berbicara tersebut sehingga berujung fitnah adalah salah seorang kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS ), Muhammad Fadri AR yang berasal dari Provinsi Riau. Dia dituduh oleh para netizen melakukan fitnah dan hate speech atas komentarnya di media sosial mengenai keluarga Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Muhammad Fadri AR |
Pasalnya, Muhammad Fadri AR mengomentari acara syukuran tujuh bulanan kehamilan Selvi Ananda, istri anak pertama Jokowi, Gibran Rakabuming. Fadri yang sering dipanggil ustadz ini membuat sebuah tuduhan yang sangat keji dalam postingannya mengenai Gibran.
Sebagai berikut adalah Muhammad Fadri AR dan postingannya:
Postingan Muhammad Fadri AR yang bernada fitnah kepada Gibran Rakabuming dan Selvi Ananda |
Dalam adat Jawa memang upacara tujuh bulanan atau mitoni ini dilaksanakan saat usia kehamilan telah genap 6 bulan dan masuk ke 7 bulan.
Sebagai catatan, suku Jawa menyebut usia kehamilan 7 bulan itu SAPTA KAWASA JATI. Sapta artinya tujuh, kawasa artinya kekuasaan, sedangkan jati artinya nyata. Maksudnya adalah jika Tuhan Yang Maha Kuasa menghendaki, dapat saja pada bulan ketujuh bayi lahir sehat dan sempurna. Bayi yang lahir pada usia kandungan 7 bulan sudah dianggap matang alias bukan premature. Namun apabila pada bulan ketujuh itu bayi belum lahir, maka calon orang tua dan juga kakek-neneknya akan membuat upacara mitoni.
Mitoni adalah upacara selamatan/syukuran untuk memohon keselamatan dan lindungan kepada Yang Maha Kuasa agar nanti kelahiran sang bayi semuanya dapat berjalan lancar sehingga bayi didalam kandungan beserta ibunya tetap diberi kesehatan serta keselamatan
Para netizen merasa muak dan terganggu dengan postingan kader-kader PKS yang senantiasa melakukan fitnah dan ujaran kebencian (hate speech) kepada pemerintah. Kali ini bukan hanya Jonru, melainkan juga Muhammad Fadri AR.
Salah satu netizen bahkan memaki "Sudah merapat ke pemerintah kok masih juga menusuk dari belakang. Munafik"
Mulutmu harimaumu. Jangan merasa paling suci dan sok tahu kalau kelakuan saja masih keji.
(sumber: Facebook, Twitter)
No comments:
Post a Comment