Monday, October 26, 2015

Lagu-lagu Westlife Digunakan Oleh CIA Untuk Siksa Tahanan Terorisme

Apa hubungan antara grup boyband tenar asal Irlandia, Westlife dengan CIA (Badan Intelijen Amerika Serikat)? Pertanyaan tersebut akan membuat banyak orang mengernyitkan dahi. Namun sebuah fakta mengejutkan yang bocor mengungkapkan bahwa CIA menggunakan lagu-lagu milik Westlife untuk menginterogasi dan menyiksa tahanannya.

Personel Westlife berpose bersama Presiden AS, Barack Obama

Teknik penyiksaan ini disebutkan dalam laporan yang dikeluarkan oleh American Civil Liberties Union (ACLU), sebuah organisasi HAM, untuk menuntut dua orang psikolog yang dikontrak CIA untuk mengawasi program di penjara dan sel interogasi di Timur Tengah.

ACLU mengajukan tuntutan kepada James Elmer Mitch dan John Jessen mewakili Suleiman Abdullah Salim, Mohamed Ahmed Ben Soud, dan Gul Rahman yang menjadi korban dari program yang diawasi oleh Mitch dan Jessen.

Suleiman Abdullah Salim yang merupakan nelayan asal Tanzania mengatakan bahwa lagu "My Love" digunakan untuk menyiksa dirinya. Hal tersebut dilakukan interogator CIA karena mereka mengetahui bahwa dia baru saja menikah saat diculik dan dibawa ke Penjara COBALT di Afghanistan, yang dijuluki "The Salt Pit” atau lubang garam.

Suleiman Abdullah Salim, nelayan asal Tanzania

Interogatornya menggunakan lagu "My Love" berselang-seling dengan lagu musik heavy metal, yang dipasang berulang-ulang dengan volume yang keras. Interogator tersebut mengatakan pada Suleiman, bahwa mereka memainkan lagu cinta itu khusus untuknya. Teknik tersebut dilakukan untuk menyiksa indera sang tahanan. Lagu tersebut baru berhenti dimainkan (jeda) hanya saat penggantian CD.

Suleiman dipenjara di Afghanistan selama lebih dari 5 tahun sebelum akhirnya dibebaskan. Mohamed Ahmed Ben Soud asal Libya disiksa selama lebih dari 1 tahun, kemudian dipindahkan ke negara asalnya untuk dipenjara selama lebih 5 tahun tanpa tuduhan apa pun.

Mohamed Ahmed Ben Soud asal Libya yang disiksa selama lebih dari 1 tahun kemudian dipindahkan ke penjara di negara asalnya untuk ditahan selama 5 tahun tanpa tuduhan apapun

Sedangkan Gul Rahman yang asal Afghanistan disiksa selama 2 minggu sebelum ditemukan tewas di selnya karena tak tahan dengan udara dingin di selnya yang tidak manusiawi.

Gul Rahman asal Afghanistan, ditemukan tewas di dalam selnya karena hipotermia (kedinginan)

Sungguh keji dan tidak berperikemanusiaan.
(Irish Times, BBC, ACLU)

No comments:

Post a Comment