Dapatkah Anda sebut sebutkan hasil kerja Anies Baswedkanan sebagai Gubernur DKI Jakarta? Hasil kerja yang bisa dinikmati oleh warga Jakarta. Kalau meresmikan ini-itu memang telah dilakukan oleh Anies Baswedan, tapi tunggu dulu. Itu bukan hasil kerja Anies, tetapi kerja pendahulunya. Anies hanya meresmikannya saja.
Jika membicarakan Anies, memang tidak bisa dilepaskan dari gubernur sebelumnya. Orang akan selalu membanding-bandingkan kerja Anies saat ini dengan kerja Basuki Tjahaja Purnama (BTP) atau Ahok.
Kinerja Anies saat ini akan dibandingkan dengan kinerja Ahok. Apakah yang telah dikerjakan oleh Anies akan dibandingkan dengan Ahok. Apakah kinerja Anies sudah melebihi kinerja saat Ahok menjadi Gubernur DKI Jakarta? Perbandingan-perbandingan inilah yang akan membuat nama Anies melambung atau sebaliknya.
Apa sih yang sudah dikerjakan oleh Anies untuk mempercantik dan memajukan Ibu Kota Negara ini? Apakah Jakarta bertambah bersih setelah Anies menjadi Gubernur DKI Jakarta? Apakah kalian melihat Jakarta bertambah bersih dan asri? Dibandingkan dengan Surabaya saja, Jakarta kalah jauh. Bahkan sangat jauh...
Ketika Ahok menjadi Gubernur DKI Jakarta, kita melihat pasukan kebersihan DKI Jakarta yang biasa disebut pasukan orange itu ada di mana-mana. Mereka bertebaran di hampir seluruh Ibu Kota. Mereka membersihkan Jakarta tak hanya di jalanan saja. Mereka bersihkan Jakarta sampai ke pelosok dan kali-kali yang menggunung dengan sampah.
DI zaman Ahok, kita boleh lihat kali-kali dibersihkan. Sehingga tidak ada bau yang menyengat. Bahkan ini diakui oleh warga di sekitar Kali Sentiong. Mereka membandingkan Kali Sentiong di zaman Ahok dengan zaman Anies. Beda jauh! Sekarang Kali Sentiong tak pernah dibersihkan lagi. Airnya hitam, baunya menyengat. Sempat ditutupi dengan waring hitam pada saat acara Asian Games. Setelah itu, dibiarkan begitu saja.
Tak ada proyek-proyek fenomenal di era Anies. Tak ada Taman sekelas Taman Kali Jodo (sekarang malah dibiarkan merana oleh Anies). Tak ada Jembatan Semanggi yang begitu dibanggakan oleh warga Jakarta. Anies hanya pintar berkata-kata tanpa kinerja.
TGUPP anggotanya segunung, hasil kerjanya nol besar. Habiskan anggaran yang banyak, tetapi hasilnya tidak kelihatan. Anggaran habis disedot, tapi tak dinikmati oleh warga Jakarta. Instalasi Getah-Getih adalah contohnya.
Bahkan Wakil Ketua DPR yang sekarang sudah mantan itu, Fahri Hamzah yang terkenal nyinyir pun menyindir Anies Baswedan. Jangan terlalu banyak pidato, tetapi banyaki kerja, begitu kata Fahri. Tirulah kerja Ahok, dan tak perlu banyak bicara.
Menurut Fahri Hamzah, Anies Baswedan belum terlihat kerjanya untuk membenahi Ibu Kota Jakarta ini. Anies terlalu banyak pidato. Terlalu banyak omong. Indah merangkai kata-kata tapi nol kinerja. Inilah yang membuat Fahri Hamzah meminta Anies untuk mencontoh Ahok dalam bekerja.
Ahok tak banyak bicara. Namun terlihat kerjanya. Benahi Jakarta, kalau ada jalan berlubang ditambal. Kerja dan kerja saja. Jangan terlalu banyak bicara. Karena menjadi Gubernur DKI Jakarta itu tidak perlu banyak bicara. Tetapi harus banyak kerja.
Gubernur DKI Jakarta menurut Fahri Hamzah itu tak lebih dari seorang Wali Kota. Mana ada di DKI Jakarta ada pemilihan Wali Kota seperti daerah lain? Wali Kota di DKI Jakarta hanya dipilih oleh Gubernur. Sehingga Wali Kota di DKI Jakarta hanyalah pembantu Gubernur. Tidak seperti daerah lain Wali Kotanya dipilih oleh rakyat.
Jadi menurut Fahri Hamzah Gubernur DKI itu tak lebih dari seorang Wali Kota, jadi Anies jangan terlalu bangga. Sehingga tidak perlu terlalu banyak berpidato, namun perbanyak kerja. Ahok sudah benar kata Fahri, karena Ahok lebih banyak kerja dari pada bicara.
Tumben ya Fahri Hamzah omongannya bisa benar begini. Biasanya khan Fahri Hamzah sudah ngelindur. Tapi kali ini, Fahri Hamzah omongannya masuk akal. Memang tidak ada kinerja yang diperlihatkan oleh Anies Baswedan. Hanya bisa menghabiskan anggaran saja, tapi hasilnya tidak kelihatan.
Sedangkan Ahok kerjanya banyak kelihatan, tetapi anggarannya selalu masih ada sisa. Kenapa? Karena Ahok menggunakan dana CSR dari perusahaan-perusahaan swasta untuk membangun Jakarta. Setelah selesai proyeknya, maka proyek tersebut menjadi aset Pemprov DKI Jakarta. Sedangkan Anies? Dana CSR pun kita tidak tahu digunakan untuk apa.
Bukan begitu kura-kura?
Jika membicarakan Anies, memang tidak bisa dilepaskan dari gubernur sebelumnya. Orang akan selalu membanding-bandingkan kerja Anies saat ini dengan kerja Basuki Tjahaja Purnama (BTP) atau Ahok.
Kinerja Anies saat ini akan dibandingkan dengan kinerja Ahok. Apakah yang telah dikerjakan oleh Anies akan dibandingkan dengan Ahok. Apakah kinerja Anies sudah melebihi kinerja saat Ahok menjadi Gubernur DKI Jakarta? Perbandingan-perbandingan inilah yang akan membuat nama Anies melambung atau sebaliknya.
Apa sih yang sudah dikerjakan oleh Anies untuk mempercantik dan memajukan Ibu Kota Negara ini? Apakah Jakarta bertambah bersih setelah Anies menjadi Gubernur DKI Jakarta? Apakah kalian melihat Jakarta bertambah bersih dan asri? Dibandingkan dengan Surabaya saja, Jakarta kalah jauh. Bahkan sangat jauh...
Ketika Ahok menjadi Gubernur DKI Jakarta, kita melihat pasukan kebersihan DKI Jakarta yang biasa disebut pasukan orange itu ada di mana-mana. Mereka bertebaran di hampir seluruh Ibu Kota. Mereka membersihkan Jakarta tak hanya di jalanan saja. Mereka bersihkan Jakarta sampai ke pelosok dan kali-kali yang menggunung dengan sampah.
DI zaman Ahok, kita boleh lihat kali-kali dibersihkan. Sehingga tidak ada bau yang menyengat. Bahkan ini diakui oleh warga di sekitar Kali Sentiong. Mereka membandingkan Kali Sentiong di zaman Ahok dengan zaman Anies. Beda jauh! Sekarang Kali Sentiong tak pernah dibersihkan lagi. Airnya hitam, baunya menyengat. Sempat ditutupi dengan waring hitam pada saat acara Asian Games. Setelah itu, dibiarkan begitu saja.
Tak ada proyek-proyek fenomenal di era Anies. Tak ada Taman sekelas Taman Kali Jodo (sekarang malah dibiarkan merana oleh Anies). Tak ada Jembatan Semanggi yang begitu dibanggakan oleh warga Jakarta. Anies hanya pintar berkata-kata tanpa kinerja.
TGUPP anggotanya segunung, hasil kerjanya nol besar. Habiskan anggaran yang banyak, tetapi hasilnya tidak kelihatan. Anggaran habis disedot, tapi tak dinikmati oleh warga Jakarta. Instalasi Getah-Getih adalah contohnya.
Bahkan Wakil Ketua DPR yang sekarang sudah mantan itu, Fahri Hamzah yang terkenal nyinyir pun menyindir Anies Baswedan. Jangan terlalu banyak pidato, tetapi banyaki kerja, begitu kata Fahri. Tirulah kerja Ahok, dan tak perlu banyak bicara.
Menurut Fahri Hamzah, Anies Baswedan belum terlihat kerjanya untuk membenahi Ibu Kota Jakarta ini. Anies terlalu banyak pidato. Terlalu banyak omong. Indah merangkai kata-kata tapi nol kinerja. Inilah yang membuat Fahri Hamzah meminta Anies untuk mencontoh Ahok dalam bekerja.
Ahok tak banyak bicara. Namun terlihat kerjanya. Benahi Jakarta, kalau ada jalan berlubang ditambal. Kerja dan kerja saja. Jangan terlalu banyak bicara. Karena menjadi Gubernur DKI Jakarta itu tidak perlu banyak bicara. Tetapi harus banyak kerja.
Gubernur DKI Jakarta menurut Fahri Hamzah itu tak lebih dari seorang Wali Kota. Mana ada di DKI Jakarta ada pemilihan Wali Kota seperti daerah lain? Wali Kota di DKI Jakarta hanya dipilih oleh Gubernur. Sehingga Wali Kota di DKI Jakarta hanyalah pembantu Gubernur. Tidak seperti daerah lain Wali Kotanya dipilih oleh rakyat.
Jadi menurut Fahri Hamzah Gubernur DKI itu tak lebih dari seorang Wali Kota, jadi Anies jangan terlalu bangga. Sehingga tidak perlu terlalu banyak berpidato, namun perbanyak kerja. Ahok sudah benar kata Fahri, karena Ahok lebih banyak kerja dari pada bicara.
Tumben ya Fahri Hamzah omongannya bisa benar begini. Biasanya khan Fahri Hamzah sudah ngelindur. Tapi kali ini, Fahri Hamzah omongannya masuk akal. Memang tidak ada kinerja yang diperlihatkan oleh Anies Baswedan. Hanya bisa menghabiskan anggaran saja, tapi hasilnya tidak kelihatan.
Sedangkan Ahok kerjanya banyak kelihatan, tetapi anggarannya selalu masih ada sisa. Kenapa? Karena Ahok menggunakan dana CSR dari perusahaan-perusahaan swasta untuk membangun Jakarta. Setelah selesai proyeknya, maka proyek tersebut menjadi aset Pemprov DKI Jakarta. Sedangkan Anies? Dana CSR pun kita tidak tahu digunakan untuk apa.
Bukan begitu kura-kura?
No comments:
Post a Comment