Belakangan ini sedang marak diskusi dan debat yang tidak berkesudahan di dunia maya ketika Ustadz Abdul Somad dianggap menghina akidah umat agama lain dalam sebuah kajian yang rekamannya viral.
Di dunia ini ada banyak agama yang dianut manusia. Selain Islam juga terdapat agama-agama lain seperti Kristen, Katolik, Budha, Hindu, Buddha, Konghucu, Sikh dan sebagainya. Setiap agama memiliki kepercayaan dan akidahnya masing-masing.
Namun hal ini sering kali menjadi sebuah perdebatan diantara umat manusia. Tidak sedikit pula pemeluk suatu agama yang menghina Tuhan dari agama lain. Sehingga hal ini kerap menimbulkan permusuhan diantara umat beragama.
Dalam ajaran Islam, menghina Tuhan agama lain bahkan merupakan suatu hal yang sangat dilarang. Karena dapat menimbulkan kerusakan yang besar. Bukan hanya bagi dirinya sendiri namun juga terhadap kemuliaan Allah SWT.
Sejatinya Islam mengatur segala sendi kehidupan, termasuk larangan mencaci maki, mengolok-olok, menghina atau menjelekkan sesembahan penganut agama lain. Karena begitu pentingnya, Allah SWT pun mengatur hal ini. Sebagaimana firman-Nya bahwa,
“ Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan. Demikianlah Kami jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. Kemudian kepada Tuhan merekalah kembali mereka, lalu Dia memberitakan kepada mereka apa yang dahulu mereka kerjakan.” (Qs al-An’am : 108)
Berawal dari tindakan kaum Muslim yang mencaci maki sesembahan orang kafir Quraisy. Lalu mereka pun berkata kepada Allah SWT, " Ya Rasulullah, hentikan makianmu tehadap seserahan kami atau kami akan mencaci maki Rabb-mu."
Maka Nabi Muhammad SAW pun melarang umatnya untuk menghina sesembahan orang-orang kafir. Sehingga Allah SWT pun akhirnya melarang kaum Muslimin untuk menghina sesembahan orang-orang tersebut. Oleh karena itu diturunkalah surat Al-An'am ayat 108 tersebut.
Pada masa itu kaum Muslim mencaci berhala-berhala orang kafir, sehingga mereka pun membalas dengan menghina Allah SWT secara berlebihan tanpa sedikit bekal pengetahuan di dalam diri mereka.
Saat menafsirkan surah al-An'am ayat 108 ini, Imam Ibnu Katsir pun menjelaskan dalam Tafsir Al-Qur'an al-'Ahzim, bahwa Allah SWT melarang Nabi Muhammad SAW dan orang-orang yang beriman untuk mencaci maki sesembahan-sesembahan kaum musyrik, sekalipun cacian itu mengandung kemaslahatan.
Pasalnya caci maki terhadap sesembahan orang kafir dapat menimbulkan kerusakan yang lebih besar dari kemaslahatan itu sendiri. Sebab hinaan dan cacian sebagian umat Muslim terhadap sesembahan orang-orang kafir dapat menjadi pemicu bagi orang kafir untuk menghina Allah SWT. Padahal Allah SWT adalah Tuhan yang Maha Suci dan Maha Mulia. (Tafsiir Ibnu Katsiir Juz 7, Hal. 268, tahqiq :Syaikh Abdullah bin Muhammad Alu Syaikh)
Pada dasarnya menghina dan mencaci maki merupakan salah satu sifat manusia yang mengikuti hawa nafsu. Sikap ini adalah salah satu sifat tercela di mata Allah SWT dan harus dihindari oleh seorang Muslim.
Oleh karena itu Islam melarang umatnya untuk menghina sesembahan agama lain. Islam juga melarang untuk memaksa orang lain memeluk agama Islam. Sebab kewajiban manusia sebagai seorang hamba adalah menyampaikan atau mengajak manusia lainnya ke jalan yang benar, tanpa paksaan melainkan dengan kerelaan. Karena paksaan dapat menimbulkan hal-hal yang tidak baik dan menghilangkan sifat ikhlas.
Namun, mereka yang beragama selain Islam tetap berhak untuk mendapatkan sentuhan dakwah. Kita harus mengingatkan bahwa ujung dari penyembahan kepada selain Allah SWT adalah neraka yang sangat berat dan mengerikan siksanya. Sebagaimana firman Allah SWT,
"Katakanlah: "Hai ahli Kitab, Marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara Kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai Tuhan selain Allah". jika mereka berpaling Maka Katakanlah kepada mereka: "Saksikanlah, bahwa Kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)" (QS. Ali-Imran:64)
Akan tetapi apabila mereka tidak mengikuti, maka itu adalah urusan mereka. Sebab kita hanya berhak untuk mengingatkan tanpa harus memaksa kehendak.
Sebagaimana dinyatakan bahwa "untukmu agamamu, dan untukkulah agamaku." (QS. Al Kaafiruun: 6)
Demikianlah ulasan mengapa Islam melarang umatnya menghina Tuhan agama lain. Selain untuk menjaga kemuliaan Allah SWT, pelarangan ini juga dimaksudkan untuk menghindari terjadinya kerusakan yang besar antar umat beragama.
Dengan demikian dapat tercipta kedamaian diantara sesama manusia. Bukankah Islam adalah agama yang damai Rahmatan Lil Alamin? Namun apabila kita tidak pernah menghina, namun justru dihina maka biarkan Allah SWT yang akan membalas perbuatan tersebut.
Ustadz Abdul Somad |
Di dunia ini ada banyak agama yang dianut manusia. Selain Islam juga terdapat agama-agama lain seperti Kristen, Katolik, Budha, Hindu, Buddha, Konghucu, Sikh dan sebagainya. Setiap agama memiliki kepercayaan dan akidahnya masing-masing.
Namun hal ini sering kali menjadi sebuah perdebatan diantara umat manusia. Tidak sedikit pula pemeluk suatu agama yang menghina Tuhan dari agama lain. Sehingga hal ini kerap menimbulkan permusuhan diantara umat beragama.
Dalam ajaran Islam, menghina Tuhan agama lain bahkan merupakan suatu hal yang sangat dilarang. Karena dapat menimbulkan kerusakan yang besar. Bukan hanya bagi dirinya sendiri namun juga terhadap kemuliaan Allah SWT.
Sejatinya Islam mengatur segala sendi kehidupan, termasuk larangan mencaci maki, mengolok-olok, menghina atau menjelekkan sesembahan penganut agama lain. Karena begitu pentingnya, Allah SWT pun mengatur hal ini. Sebagaimana firman-Nya bahwa,
“ Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan. Demikianlah Kami jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. Kemudian kepada Tuhan merekalah kembali mereka, lalu Dia memberitakan kepada mereka apa yang dahulu mereka kerjakan.” (Qs al-An’am : 108)
Berawal dari tindakan kaum Muslim yang mencaci maki sesembahan orang kafir Quraisy. Lalu mereka pun berkata kepada Allah SWT, " Ya Rasulullah, hentikan makianmu tehadap seserahan kami atau kami akan mencaci maki Rabb-mu."
Maka Nabi Muhammad SAW pun melarang umatnya untuk menghina sesembahan orang-orang kafir. Sehingga Allah SWT pun akhirnya melarang kaum Muslimin untuk menghina sesembahan orang-orang tersebut. Oleh karena itu diturunkalah surat Al-An'am ayat 108 tersebut.
Pada masa itu kaum Muslim mencaci berhala-berhala orang kafir, sehingga mereka pun membalas dengan menghina Allah SWT secara berlebihan tanpa sedikit bekal pengetahuan di dalam diri mereka.
Saat menafsirkan surah al-An'am ayat 108 ini, Imam Ibnu Katsir pun menjelaskan dalam Tafsir Al-Qur'an al-'Ahzim, bahwa Allah SWT melarang Nabi Muhammad SAW dan orang-orang yang beriman untuk mencaci maki sesembahan-sesembahan kaum musyrik, sekalipun cacian itu mengandung kemaslahatan.
Pasalnya caci maki terhadap sesembahan orang kafir dapat menimbulkan kerusakan yang lebih besar dari kemaslahatan itu sendiri. Sebab hinaan dan cacian sebagian umat Muslim terhadap sesembahan orang-orang kafir dapat menjadi pemicu bagi orang kafir untuk menghina Allah SWT. Padahal Allah SWT adalah Tuhan yang Maha Suci dan Maha Mulia. (Tafsiir Ibnu Katsiir Juz 7, Hal. 268, tahqiq :Syaikh Abdullah bin Muhammad Alu Syaikh)
Pada dasarnya menghina dan mencaci maki merupakan salah satu sifat manusia yang mengikuti hawa nafsu. Sikap ini adalah salah satu sifat tercela di mata Allah SWT dan harus dihindari oleh seorang Muslim.
Oleh karena itu Islam melarang umatnya untuk menghina sesembahan agama lain. Islam juga melarang untuk memaksa orang lain memeluk agama Islam. Sebab kewajiban manusia sebagai seorang hamba adalah menyampaikan atau mengajak manusia lainnya ke jalan yang benar, tanpa paksaan melainkan dengan kerelaan. Karena paksaan dapat menimbulkan hal-hal yang tidak baik dan menghilangkan sifat ikhlas.
Namun, mereka yang beragama selain Islam tetap berhak untuk mendapatkan sentuhan dakwah. Kita harus mengingatkan bahwa ujung dari penyembahan kepada selain Allah SWT adalah neraka yang sangat berat dan mengerikan siksanya. Sebagaimana firman Allah SWT,
"Katakanlah: "Hai ahli Kitab, Marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara Kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai Tuhan selain Allah". jika mereka berpaling Maka Katakanlah kepada mereka: "Saksikanlah, bahwa Kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)" (QS. Ali-Imran:64)
Akan tetapi apabila mereka tidak mengikuti, maka itu adalah urusan mereka. Sebab kita hanya berhak untuk mengingatkan tanpa harus memaksa kehendak.
Sebagaimana dinyatakan bahwa "untukmu agamamu, dan untukkulah agamaku." (QS. Al Kaafiruun: 6)
Demikianlah ulasan mengapa Islam melarang umatnya menghina Tuhan agama lain. Selain untuk menjaga kemuliaan Allah SWT, pelarangan ini juga dimaksudkan untuk menghindari terjadinya kerusakan yang besar antar umat beragama.
Dengan demikian dapat tercipta kedamaian diantara sesama manusia. Bukankah Islam adalah agama yang damai Rahmatan Lil Alamin? Namun apabila kita tidak pernah menghina, namun justru dihina maka biarkan Allah SWT yang akan membalas perbuatan tersebut.
No comments:
Post a Comment