"Setiap kali seseorang menyiratkan bahwa sejarah itu membosankan, saya bawakan penis Napoleon," tulis Tony Perrottet dalam bukunya Napoleon's Privates: 2,500 Years of History Unzipped. Buku itu terbit pada 2008.
Alkisah, seorang dokter mencabut penis Napoleon selama otopsi pada 1821. Lalu, dokter itu memberikanya kepada pendeta di Corsica. Keluarganya menyimpan penis itu setelah sang pendeta meninggal beberapa tahun kemudian. Selanjutnya, penis itu berpindah tangan, dibeli oleh kolektor Inggris pada 1916. Penis Napoleon sempat dipamerkan di Manhattan, New York City pada 1927.
Perrottet diwawancarai oleh David Farley yang dirilis di Worldhum, majalah daring tentang perjalanan. Dalam wawancara itu ia mengingat sebuah artikel majalah Time yang mengungkapkan ada banyak tangis dan cekikikan diantara penonton yang menyaksikan saat itu dipamerkan.
Penis Napoleon sempat dilelang di London pada 1969, namun tidak laku terjual. Kemudian dilelang kembali di Paris pada 1977 dan dibeli oleh John Kingsley Lattimer, salah satu ahli urologi terkemuka dunia.
John membawanya relik seharga $3.000 itu pulang ke New Jersey dan menyimpanya di bawah tempat tidur sampai ia meninggal 30 tahun kemudian. Menurut Time, putri John telah menerima warisan penis Napoleon itu.
Perrottet mengatakan pada David bahwa Lattimer memang tertarik pada peninggalan-peninggalan yang tidak wajar—seperti kerah berlumuran darah Abraham Lincoln. Karena itulah, Perrottet pergi ke New Jersey untuk melihat barang-barangnya sebelum Lattimer meninggal.
"Ia tidak akan menunjukkan penis itu kepada saya. Saya bertanya lebih dari satu kali apakah saya bisa melihatnya, dan dia terus mengatakan bahwa dia tidak ingin menunjukkannya. Tapi setelah dia meninggal tahun lalu, putrinya—yang mewarisi penis Napoleon—tiba-tiba menunjukkanya padaku," kata Perrottet pada percakapanya dengan David pada 2008.
Dalam buku Perrottet, saat sang dokter mengambil penis Napoleon, ia menyimpanya pada sebuah kotak tanpa formaldehida. Karenanya penis itu mengering dan terlihat "agak mirip dendeng".
Pada 2014 lalu, seorang presenter Channel 4 bernama Mark Evans datang ke New Jersey untuk melihat penis Napoleon. Pemiliknya saat ini adalah Evan Lattimer, putra dari John Lattimer.
Penis Napoleon Bonaparte |
Evan Lattimer memandang bahwa relik itu adalah peninggalan berharga dan hanya mengizinkan 10 orang untuk melihatnya. Sebelumnya, benda itu juga tidak pernah difoto maupun difilmkan.
“Saya telah melihat banyak penis, dari chihuahua hingga paus sperma. Ini sangat layu, ”kata Mark Evans di laman Independent. “Tempat terakhir yang saya harapkan untuk menemukannya adalah di New Jersey. Sungguh aneh bagaimana penis yang layu telah menjelajah lebih jauh ke seluruh dunia lebih daripada apa yang pernah dilakukan Napoleon."
Pada halaman yang sama, disebutkan bahwa ukuran penis Napoleon berukuran satu setengah inci.
No comments:
Post a Comment