Akhir-akhir ini paranoid terhadap Islam atau Islamophobia
mengemuka di negara-negara barat, tak terkecuali di Amerika Serikat.
Islamophobia semakin mengerucut di Amerika setelah salah
satu kandidat Presiden dari Partai Republik, Donald Trump gemar mengemukakan
retorika anti imigran dan anti Islam.
Dalam salah satu retorikanya dalam kampanye, Trump beralasan
bahwa Islam membahayakan kerukunan Amerika oleh karena itu dia akan melarang
masuk semua imigran khususnya yang beragama Islam untuk masuk wilayah Amerika
Serikat.
Hillary menyatakan bahwa AS tidak pernah anti Islam |
Sedangkan, kandidat Presiden dari Partai Demokrat Hillary Diane
Rodham Clinton mengatakan bahwa Amerika
Serikat tidak sedang melawan Islam, melainkan melawan ISIS yang ia sebut
merusak citra Islam.
Menurut Hillary Clinton, ISIS bisa dikalahkan jika Amerika
Serikat berkoalisi dengan negara-negara Islam dunia.
⠀
"Kita tidak sedang berperang melawan Islam. Ada
anggapan kita memeranginya itu salah besar. Teroris yang memanfaatkan hal
tersebut, seolah-olah kita (AS) memerangi Islam," ucap Clinton dalam debat
kedua calon presiden Amerika Serikat di Washington University, St. Louis, Minggu
malam 9 Oktober 2016.
Menanggapi semua retorika kampanye Trump, Hillary mengatakan
bahwa Amerika Serikat merupakan negara yang justru menjunjung tinggi kebebasan
beragama. Hillary menambahkan bahwa Islam di AS sudah ada sejak zaman presiden
pertama, George Washington.
Istri mantan presiden AS, Bill Clinton, ini mengatakan
muslim telah menjadi bagian dari Amerika Serikat. Sebagai contoh, dia
menyebutkan petinju legendaris Muhammad Ali.
⠀
"Kita butuh muslim Amerika untuk menjadi mata dan
telinga, membuat mereka menjadi bagian dari negara kita," serunya.
Sementara itu, Donald Trump, yang dulu sempat menghina
keluarga muslim AS mengatakan tidak lagi melarang semua Muslim masuk ke AS.
⠀
"Larangan menerima Muslim telah berubah menjadi
pemeriksaan ekstrem," ujarnya.
Martha Raddatz, salah satu moderator debat meminta Trump
untuk menjelaskan maksud dari pernyataannya tersebut, namun Trump hanya kembali
mengulang kata-kata itu. "Intinya pemeriksaan ekstrem," tuturnya
singkat.
(NY Daily News)
No comments:
Post a Comment