Kasus aksi perpeloncoan kembali menyeruak dan menjadi perbincangan ramai setelah kejadian di SMA 3 Setiabudi Jakarta.
Dalam kasus ini siswi senior di SMA 3 Setiabudi memaksa adik kelasnya memakai bra (BH) di luar seragam. Karuan saja kasus ini turut menyeret Kepala Suku Dinas (Kasudin) Pendidikan Jakarta Selatan.
Terkait hal tersebut, Wali Kota Jakarta Selatan Tri Kurniadi memastikan akan memanggil Kasudin Pendidikan untuk mencegah kasus perpeloncoan seperti itu kembali terulang.
Tri juga menegaskan bahwa Kepala Sekolah SMA 3 juga turut bersalah dalam kasus perpeloncoan yang dilakukan anak didiknya. Apalagi dalam kasus ini ada unsur pelecehan seksual.
Selain itu, Tri juga meminta permasalahan ini agar diselesaikan secara tegas dan bukannya kekeluargaan dengan dalih agar tidak kontra produktif dengan prinsip pembinaan dan pendidikan anak.
Ia mendorong agar siswi yang dipaksa seniornya untuk memakai bra di luar baju segaramnya untuk melapor ke pihak kepolisian, sehingga kasus kekerasan pada anak, terutama di lingkungan sekolah tidak terjadi lagi.
Dalam video aksi bully terhadap yunior oleh siswi senior SMA 3 yang menjadi heboh di internet, terlihat bahwa beberapa siswi berkumpul dan jongkok. Mereka dikumpulkan siswi senior.
Video tersebut diduga direkam oleh salah seorang siswi senior, namun tanggal perekaman gambarnya masih tidak diketahui. Dalam video tersebut terdengar kata kata makian yang tak pantas ke para siswi junior, "Perek perek perek." (perek artinya pelacur)
Tidak lama setelah itu ada siswi yang disiram kepalanya dengan air di botol. Setelah itu ada siswi memakai bra di luar baju sekolah, dan dipaksa merokok. Siswi tersebut terlihat menunduk dan mengusap matanya.
Video perpeloncoan tersebut dapat dilihat berikut ini:
Seandainya Ki Hadjar Dewantara saat ini masih hidup, pasti beliau akan menangis.
(istimewa)
Dalam kasus ini siswi senior di SMA 3 Setiabudi memaksa adik kelasnya memakai bra (BH) di luar seragam. Karuan saja kasus ini turut menyeret Kepala Suku Dinas (Kasudin) Pendidikan Jakarta Selatan.
Terkait hal tersebut, Wali Kota Jakarta Selatan Tri Kurniadi memastikan akan memanggil Kasudin Pendidikan untuk mencegah kasus perpeloncoan seperti itu kembali terulang.
Tri juga menegaskan bahwa Kepala Sekolah SMA 3 juga turut bersalah dalam kasus perpeloncoan yang dilakukan anak didiknya. Apalagi dalam kasus ini ada unsur pelecehan seksual.
Salah satu adegan dalam video bully yang menghebohkan dunia maya ini |
Selain itu, Tri juga meminta permasalahan ini agar diselesaikan secara tegas dan bukannya kekeluargaan dengan dalih agar tidak kontra produktif dengan prinsip pembinaan dan pendidikan anak.
Ia mendorong agar siswi yang dipaksa seniornya untuk memakai bra di luar baju segaramnya untuk melapor ke pihak kepolisian, sehingga kasus kekerasan pada anak, terutama di lingkungan sekolah tidak terjadi lagi.
Dalam video aksi bully terhadap yunior oleh siswi senior SMA 3 yang menjadi heboh di internet, terlihat bahwa beberapa siswi berkumpul dan jongkok. Mereka dikumpulkan siswi senior.
Video tersebut diduga direkam oleh salah seorang siswi senior, namun tanggal perekaman gambarnya masih tidak diketahui. Dalam video tersebut terdengar kata kata makian yang tak pantas ke para siswi junior, "Perek perek perek." (perek artinya pelacur)
Tidak lama setelah itu ada siswi yang disiram kepalanya dengan air di botol. Setelah itu ada siswi memakai bra di luar baju sekolah, dan dipaksa merokok. Siswi tersebut terlihat menunduk dan mengusap matanya.
Video perpeloncoan tersebut dapat dilihat berikut ini:
Seandainya Ki Hadjar Dewantara saat ini masih hidup, pasti beliau akan menangis.
(istimewa)
No comments:
Post a Comment