Friday, April 22, 2016

ISIS Memenggal Kepala 250 Wanita Irak Karena Tidak Mau Menjadi Budak Pemuas Hasrat Seks

Kelompok militan yang menamakan dirinya sebagai Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) kembali menjadi pemberitaan terkait perbuatannya yang tidak mencerminkan nilai-nilai ke-Islam-an dan kemanusiaan.

Mereka memenggal sebanyak 250 perempuan Irak yang kukuh mempertahankan harga dirinya sebagai perempuan suci dan terhormat.

Para wanita tersebut dihabisi karena mereka menolak untuk menjadi budak pemuas seks atau wanita bergilir bagi para militan ISIS yang acapkali merasa dirinya suci sehingga tanpa segan-segan bertindak melampaui malaikat pencabut nyawa.

Para perempuan itu dilaporkan terlihat tetap tegar meski algojo-lagojo ISIS sedang bersiap dengan pisau untuk menggorok leher mereka pada Kamis 21 April 2017. Mungkin dipikiran mereka lebih baik mati secara terhormat dan bersimbah darah kendati melalui eksekusi keji daripada harus melayani nafsu setan para militan ISIS yang "menggilir" mereka setiap hari (bahkan dalam sehari harus melayani beberapa orang) untuk memuaskan hasrat seks para militan tersebut.

Para wanita yang berani ini dipenggal di Mosul, kota terbesar kedua Irak yang terletak di bagian utara. Saat ini Mosul masih dalam kekuasaan para militan ISIS.

Para perempuan tersebut dihadapkan pada dua pilihan, yakni menerima tawaran ‘kawin kontrak’ atau ‘dieksekusi’. Mereka tegas menolak pilihan pertama dan lebih baik mati dengan cara apapun.

‘Kawin Kontrak’ merupakan hal umum di kalangan para militan ISIS. Istilah "kawin kontrak" bisa merujuk suatu waktu tertentu. Bisa untuk seminggu hingga beberapa bulan dan setelahnya perempuan digilir ke militan lain
.
Seorang juru bicara untuk Partai Demokrasi Kurdi, salah satu kekuatan yang bertempur melawan ISIS di Irak, mengatakan, "Sebanyak 250 anak perempuan telah dibantai ISIS karena mereka menolak untuk menjadi budak seks.”

Juru bicara Partai Demokrasi Kurdi, Sain Mamuzini mengatakan, ketika ISIS mulai masuk Mosul dan menguasai kota tersebut, militan mendatangi setiap rumah dan keluarga yang memiliki anak gadis. Di setiap rumah atau keluarga, militan ISIS memaksa keluarga gadis-gadis itu untuk menyerahkan anak gadisnya untuk melakukan "jihad seksual”

Wanita Yazidi yang dibunuh oleh ISIS
Ilustrasi: Wanita etnis minoritas Yazidi di Irak yang beragama Kristen sekeluarga tewas dibantai oleh militan ISIS yang menganggap kaum minoritas ini kaf ir
.
Jika gadis-gadis itu dan keluarganya menolak ‘untuk menerima praktek jihad seksual’ mereka dieksekusi. 

Para pejabat Irak mengatakan bahwa kaum wanita yang tinggal di Mosul diperlakukan sebagai komoditas oleh ISIS. ISIS melakukan pelanggaran hak asasi manusia secara rutin. Para wanita disana tidak diizinkan untuk pergi keluar rumah sendirian dan tidak dapat/tidak diperbolehkan untuk memilih pasangan mereka.

Eksekusi yang dilakukan terhadap 250 gadis muda dan dewasa itu bukanlah kali pertama. Karena sebelumnya pernah terjadi serangkaian pembunuhan serupa yang terjadi Agustus 2015 saat 19 wanita Mosul dibantai karena menolak untuk berhubungan seks dengan para pejuang ISIS.

Hingga kini tercatat lebih dari 500 perempuan dan anak perempuan minoritas Kristen Yazidi diculik dan mengalami pelecehan seksual oleh militan pada Agustus tahun 2014.

Salah satu budak seks yang berhasil melarikan diri, Nadia Murad, mengisahkan kekejian ISIS saat membunuh enam saudaranya dan ibunya. Kini ia telah kabur ke Turki. 
(Daily Mail, Express, Kompas, Tribun News)

No comments:

Post a Comment