Orangtua kini lebih repot dalam mengasuh dan mendidik anak karena anak-anak masa kini mengalami pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan dengan ketika mereka masih remaja. Terlebih lagi, anak-anak zama sekarang telah mengenal teknologi pada usia dini sehingga arus informasi amat mempengaruhi perkembangan emosionalnya.
Yahoo Health pernah melakukan survei terhadap 1993 responden berusia 13 hingga 64 tahun. Kesimpulan yang didapat pada hasil survei ini adalah bahwa umumnya remaja di Amerika Serikat mulai merasa kritis terhadap bentuk tubuh mereka pada usia 13 sampai dengan 17 tahun.
Sejumlah besar responden remaja mengaku bahwa mereka mulai merasa malu pada bentuk tubuh diri sendiri di usia 9 hingga 10 tahun.
Mereka mengaku bahwa pertama kali tidak menyukai bentuk tubuhnya pertama kali karena komentar negatif atau bully dari teman sebaya. Pengakuan ini dikatakan oleh 60% responden. Lalu, sebanyak 255 merasa minder minder dengan tubuhnya karena mereka sering melihat tubuh para supermodel yang tinggi dan kurus yang mereka lihat di media.
Sedangkan sebanyak 30% responden mengatakan bahwa mereka tidak suka dengan bentuk tubuhnya setelah melihat foto dirinya sendiri. Sedangkan sekitar 28% karena membandingkan diri dengan orang lain.
Menanggapi fenomena ini, Robyn Sillverman yang menulis buku Good Girls Don’t Get Fat: How Weight Obsession Is Messing Up Our Girls and How We Can Help Them Thrive Despite It, mengatakan bahwa media merupakan pihak yang harus disalahkan terhadap rasa kurang percaya diri yang dialami remaja masa kini karena, "Anak-anak memperoleh gambaran standar kesempurnaan yang berlebihan,” jelas Silverman.
Maka akibatnya adalah seperti yang diuraikannya dalam perkataannya ini bahwa “Anak remaja merasa harus dewasa lebih cepat, mereka mengenakan busana yang tidak sesuai usia mereka. Semua ini menyebabkan remaja merasa tidak nyaman dengan penampilan mereka,”
Silverman secara tegas meminta para orangtua agar jangan hanya mendampingi anak ketika sedang berselancar di internet, tetapi juga harus bisa memberikan penjelasan mengenai hal-hal yang dapat mempengaruhi emosional anak, terutama yang berkaitan dengan bentuk tubuh sebab pada kenyataannya foto-foto para model yang sering mereka lihat bukanlah foto asli karena modelnya penuh pulasan make up dan seringkali telah dimanipulasi dengan software pengolah gambar.
Oleh karena itu para orangtua harus menjelaskan kepada anak-anaknya bahwa model yang mereka lihat di media, tidak memiliki penampilan seperti yang mereka lihat di foto.
Penjelasan mengenai kenyataan yang sesungguhnya di balik paras cantik dan tubuh seksi yang mereka lihat di internet atau majalah, mampu membuat anak mencerna serta memilah fakta dan ilusi.
Oleh karena itu, wahai para orang tua, dampingilah anak-anak mereka.
(parents.com)
Yahoo Health pernah melakukan survei terhadap 1993 responden berusia 13 hingga 64 tahun. Kesimpulan yang didapat pada hasil survei ini adalah bahwa umumnya remaja di Amerika Serikat mulai merasa kritis terhadap bentuk tubuh mereka pada usia 13 sampai dengan 17 tahun.
Sejumlah besar responden remaja mengaku bahwa mereka mulai merasa malu pada bentuk tubuh diri sendiri di usia 9 hingga 10 tahun.
Anak mulai minder dengan tubuhnya bisa karena media dan dibully teman-temannya |
Mereka mengaku bahwa pertama kali tidak menyukai bentuk tubuhnya pertama kali karena komentar negatif atau bully dari teman sebaya. Pengakuan ini dikatakan oleh 60% responden. Lalu, sebanyak 255 merasa minder minder dengan tubuhnya karena mereka sering melihat tubuh para supermodel yang tinggi dan kurus yang mereka lihat di media.
Sedangkan sebanyak 30% responden mengatakan bahwa mereka tidak suka dengan bentuk tubuhnya setelah melihat foto dirinya sendiri. Sedangkan sekitar 28% karena membandingkan diri dengan orang lain.
Menanggapi fenomena ini, Robyn Sillverman yang menulis buku Good Girls Don’t Get Fat: How Weight Obsession Is Messing Up Our Girls and How We Can Help Them Thrive Despite It, mengatakan bahwa media merupakan pihak yang harus disalahkan terhadap rasa kurang percaya diri yang dialami remaja masa kini karena, "Anak-anak memperoleh gambaran standar kesempurnaan yang berlebihan,” jelas Silverman.
Maka akibatnya adalah seperti yang diuraikannya dalam perkataannya ini bahwa “Anak remaja merasa harus dewasa lebih cepat, mereka mengenakan busana yang tidak sesuai usia mereka. Semua ini menyebabkan remaja merasa tidak nyaman dengan penampilan mereka,”
Silverman secara tegas meminta para orangtua agar jangan hanya mendampingi anak ketika sedang berselancar di internet, tetapi juga harus bisa memberikan penjelasan mengenai hal-hal yang dapat mempengaruhi emosional anak, terutama yang berkaitan dengan bentuk tubuh sebab pada kenyataannya foto-foto para model yang sering mereka lihat bukanlah foto asli karena modelnya penuh pulasan make up dan seringkali telah dimanipulasi dengan software pengolah gambar.
Oleh karena itu para orangtua harus menjelaskan kepada anak-anaknya bahwa model yang mereka lihat di media, tidak memiliki penampilan seperti yang mereka lihat di foto.
Penjelasan mengenai kenyataan yang sesungguhnya di balik paras cantik dan tubuh seksi yang mereka lihat di internet atau majalah, mampu membuat anak mencerna serta memilah fakta dan ilusi.
Oleh karena itu, wahai para orang tua, dampingilah anak-anak mereka.
(parents.com)
No comments:
Post a Comment